Sukses

Wagub Sebut Tempat Isolasi Terpusat Bisa Tampung Pasien Covid-19 Luar Jakarta

Ahmad Riza Patria membuka ruang agar Pasien Covid-19 dari luar wilayahnya bisa berada di tempat isolasi terpusat atau terpadu yang berada di Ibu Kota.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membuka ruang agar Pasien Covid-19 dari luar wilayahnya bisa berada di tempat isolasi terpusat atau terpadu yang berada di Ibu Kota.

"Sebetulnya ini kan untuk kemanusiaan ya. kita gak pernah membedakan. Kalau daerah mereka masing-masing tidak ada atau penuh, tentu kita pasti membantu," kata dia di Jakarta, Selasa (15/2/2022).

Politikus Gerindra ini mengungkapkan, bahwa hingga sekarang banyak ruangan di tempat isolasi belum terisi.

"Kalau isoter kan yang sudah disiapkan sebelumnya enam, dari enam itu sampai sekarang banyak yang belum terpakai," kata Riza.

Dia pun menuturkan, dari 921 total tempat tidur yang disiapkan pada enam tempat isolasi terpusat, hanya 47 saja yang terisi.

"Dari yang disiapkan ini enam (isoter) ya, itu jumlah bed 921 ya, yang terpakai baru 47. Jadi masih banyak yang sisa ya," kata Riza.

 

2 dari 2 halaman

Tetap Ada

Kendati minim yang menggunakan, Riza mengaku akan tetap menyediakan fasilitas tersebut guna mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Ibu Kota.

"Prinsipnya kita siap. DKI ini terkait tempat isolasi, tidak ada masalah, tapi dari tempat yang ada pun banyak yang tidak terpakai ya," papar dia.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji berharap supaya kalangan orang kaya dapat menjalani isolasi mandiri di hotel bukan memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah.

Pasalnya isoter yang disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut Isnawa diperuntukan bagi kalangan menengah ke bawah.

"Kita harapkan keluarga mampu orang kaya itu agar memanfaatkan hotel-hotel yang berbayar. Jadi mereka bisa membiayai sendiri memasuki hotel-hotel," kata dia dalam rapat bersama DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/2/2022).

Dengan begitu, menurut Isnawa mereka, para orang kaya tidak merebut jatah orang miskin jika sewaktu-waktu mereka terkonfirmasi positif Covid-19.

"Bahkan ada yang sampai misalnya (biaya isolasi di hotel) Rp 20 juta dan lain-lain itu kan mereka mampu kan, jadi mereka tidak mengganggu porsi untuk orang-orang kecil," katanya.