Liputan6.com, Surabaya: Butuh waktu sembilan bulan untuk mengungkap pembunuh Lidia Burhan. Kasus ini terbongkar setelah jajaran Kepolisian Sektor Kota Wonocolo, Surabaya Selatan, Jawa Timur, menangkap Bambang Suryo, Ahad (1/2). Mantan cleaning service ini mengaku menghabisi mahasiswi Universitas Kristen Petra Surabaya itu karena disuruh Erwin, bekas kekasih Lidia. Nyawa perempuan malang itu dihargai Rp 500 ribu.
Memang kasus pembunuhan di Universitas Petra pada 4 April tahun silam ini membuat polisi kalang kabut. Padahal, polisi sudah beberapa kali memeriksa saksi bahkan menentukan tersangka. Erwin yang alibinya tidak kuat juga sempat menjadi tersangka. Belakangan dia dilepas lantaran polisi tak memiliki cukup bukti dan keterangan saksi yang minim.
Namun, sore kemarin, Erwin tak bisa berkelit setelah polisi membekuk Bambang. Bekas cleaning service UK Petra ini mengaku bekerja sendirian. Dia menikam Lidia ketika mahasiswi Fakultas Seni dan Desain Jurusan Desain Interior itu berada di toilet di Gedung P [baca: Lidia Tewas di Toilet Kampus]. Setelah itu, dia turun menggunakan tangga eskalator dan menemui Erwin yang sudah menunggunya di lantai pertama. Setelah menerima Rp 500 ribu, warga Ketapang, Sukodono, Sidoarjo, ini langsung meninggalkan kampus dan melarikan diri dengan sepeda motor.
Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi Ito Sumardi mengatakan, Bambang dicokok berkat informasi Noor, yang masih menjadi cleaning service di UK Petra. Polisi menemukan pisau berdarah di rumah Noor yang dititipkan Bambang sebulan silam. Penangkapan tersebut membuat Erwin kembali menyandang status tersangka dengan dugaan otak pembunuhan. Motif pembunuhan sementara, Erwin mengaku tak suka dengan korban setelah putus.(TNA/Bambang Ronggo dan Winanto Nugroho)
Memang kasus pembunuhan di Universitas Petra pada 4 April tahun silam ini membuat polisi kalang kabut. Padahal, polisi sudah beberapa kali memeriksa saksi bahkan menentukan tersangka. Erwin yang alibinya tidak kuat juga sempat menjadi tersangka. Belakangan dia dilepas lantaran polisi tak memiliki cukup bukti dan keterangan saksi yang minim.
Namun, sore kemarin, Erwin tak bisa berkelit setelah polisi membekuk Bambang. Bekas cleaning service UK Petra ini mengaku bekerja sendirian. Dia menikam Lidia ketika mahasiswi Fakultas Seni dan Desain Jurusan Desain Interior itu berada di toilet di Gedung P [baca: Lidia Tewas di Toilet Kampus]. Setelah itu, dia turun menggunakan tangga eskalator dan menemui Erwin yang sudah menunggunya di lantai pertama. Setelah menerima Rp 500 ribu, warga Ketapang, Sukodono, Sidoarjo, ini langsung meninggalkan kampus dan melarikan diri dengan sepeda motor.
Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi Ito Sumardi mengatakan, Bambang dicokok berkat informasi Noor, yang masih menjadi cleaning service di UK Petra. Polisi menemukan pisau berdarah di rumah Noor yang dititipkan Bambang sebulan silam. Penangkapan tersebut membuat Erwin kembali menyandang status tersangka dengan dugaan otak pembunuhan. Motif pembunuhan sementara, Erwin mengaku tak suka dengan korban setelah putus.(TNA/Bambang Ronggo dan Winanto Nugroho)