Sukses

Cerita Yok Koes Plus saat Koes Bersaudara Rela Dipenjara Demi Negara

Koes Plus yang saat itu masih dalam formasi Koes Bersaudara, pernah merasakan getirnya kehidupan dengan bermalam di hotel prodeo.

Liputan6.com, Jakarta - Hits pada zamannya hingga saat ini, Koes Plus, begitu menginspirasi. Tak sedikit beragam genre musik yang telah dihasilkan dalam kurun waktu 1972-1976.

Dalam wawancara khusus bersama Liputan6.com, salah satu personelnya yaitu Koesroyo Koeswoyo atau lebih dikenal dengan Yok Koeswoyo mengatakan Koes Plus telah mencetak 750 lagu dalam 72 album.

Dua di antaranya, yang hingga saat ini masih terngiang di benak pendengarnya adalah Nusantara dan Kolam Susu. 

Seiring kejayaannya sebagai pelopor musik pop dan rock n' roll di negeri ini, Koes Plus yang saat itu masih dalam formasi Koes Bersaudara, pernah merasakan getirnya kehidupan dengan bermalam di hotel prodeo selama tiga bulan. Terhitung sejak 29 Juni 1965 hingga setelah 30 September 1965. 

Yok Koeswoyo, salah satu personel Koes Plus yang masih hidup mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 1965. Sempat beredar kabar jika penahanan Koes Bersaudara lantaran menyanyikan lagu The Beatles. 

Belakangan hal ini dibantah oleh pria kelahiran September 1943 tersebut. Yok mengatakan saat itu Koes Bersaudara tidak sedang manggung dan bukan karena membawakan lagu The Beatles.

Yok menyebut dirinya dan ketiga saudaranya saat itu tengah diundang Kolonel Koesno yang merupakan Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi di eranya Bung Karno. Yok mengaku mereka tidak sedang bermain musik, melainkan dihibur oleh salah satu grup wanita yang turut diundang. 

"Yang nyanyi waktu itu Dara Puspita, sebuah grup. Nah kita yang dihiburnya," jelas Yok Koeswoyo saat wawancara dalam program Bincang Tokoh Liputan6.com.

"Eggak, saya enggak manggung kok," tambahnya.

Namun, saat ada permintaan untuk menyanyikan sebuah lagu dari pengundang, mereka pun mengabulkannya. Lagu yang dipilih milik The Beatles, I Saw Her Standing There. 

"Asal ada yang minta bawakan lagu, ya kita bawakan. Saya dapat uang dari mereka, masa mereka, request lagu kita enggak bawain. Jadi no problem sebetulnya, cuma dibikin macam-macam gitu,"  ucap pemain gitar bass ini. 

Buntut dari peristiwa itu mengular. Apa yang dilakukan Koes Bersaudara dinilai telah menentang kebijakan Presiden Soekarno saat itu yang tidak setuju dengan segala bentuk new imperialisme, new kolonialisme meskipun dalam bentuk musik. 

Hingga akhirnya, keempat bersaudara itu harus merasakan lantai dingin penjara Glodok selama tiga bulan lamanya. Terhitung sejak 29 Juni 1965 hingga setelah 30 September 1965. 

Yok mengaku saat Koes Bersaudara ditahan di Glodok, berita yang beredar dibuat seolah-olah keempat bersaudara ini tidak setuju dengan pemerintahan di bawah Soekarno. 

"Padahal maksudnya, setelah itu kami akan diberi tugas. Tugas ke Malaysia. Karena Bung Karno tidak setuju dengan segala bentuk new imperialisme," ujar Yok Koeswoyo.

2 dari 2 halaman

Siap Lakukan Apapun Demi Bangsa dan Negara

Berawal dari pura-pura hingga diberi tugas ke Malaysia, Koes Bersaudara lalu memegang rahasia sampai berhasil berintegrasi ke Timor Leste.

"Nah setelah itu karena kita memegang rahasia, kita enggak buka cerita itu. Sampai akhirnya waktu orde baru kita dikirim ke Timor Leste untuk mengintegrasikan. Waktu itu konsul kita di sana Pak Tomodok. Manajer kita Kolonel Rusdi, pura-puranya manajer. Tapi kita sudah dilindungi dengan yang namanya Pasukan Blue Jeans. Dia masuk duluan dengan pakai jaket blue jeans, celana blue jeans, kalau kita salam obrigada, dia pasti jawabnya obrak-abrik," jelasnya panjang.

Yok mengaku dirinya siap melakukan apapun demi bangsa dan negara dan tak lupa ia pun memperingatkan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan serta waspada untuk tidak keliru.

"Loh ini bener, sekarang saya bukalah. Masa bodo orang mau ngomong apa. Kalau untuk bangsa dan negara kita siap, bukan apa, enggak. Makanya kita harus jaga persatuan dan kesatuan kita ini, loh. Jangan sampai keliru," tegas Yok Koeswoyo.

Dia pun mengungkap hubungan Koes Plus dengan Bung Karno yang sejatinya tida ada masalah. 

"Baik, enggak ada masalah sama sekali. Yang namanya mengemban rahasia, masa mau diomong-omongin sih? Kalau dirahasiakan ya dirahasiakan. Sekarang karena sudah 40 tahun ya saya buka saja apa yang ada," ucapnya. 

Setelah keluar dari penjara, Koes Plus akhirnya membuat lagu-lagu berbau nasionalisme yang ditumpahkan di setiap lirik yang dinyanyikan.

"Ya iyalah. Ya sebelum kita membuat itu kan kita membuat yang disukai oleh anak-anak muda, ya harus begitu start-nya. Setelah itu kan ya ada buktinya kalau kita buat Nusantara 1 sampai sekian. Ingin menanamkan rasa memiliki dan mencintai negeri yang kaya raya ini. Ini kalau dikelola dengan benar, bukan main. Itu sebabnya sekarang Freeport itu sahamnya dibeli lebih banyak oleh Indonesia," ungkap Yok.

 

Elsa Usmiati