Liputan6.com, Jakarta Bagi mereka yang aktif ikut kegiatan Pramuka, mesti tak asing lagi dengan nama Baden Powell. Ya, pemilik bernama lengkap Robert Baden Powell ini merupakan Bapak Pramuka Sedunia.
Lantas, siapa sebenarnya sosoknya? Baden Powell merupakan seorang letnan satu umum tentara Inggris.
Pria kelahiran London, Inggris pada 22 Februari 1857 silam tersebut telah menggeluti kariernya sebagai tentara militer Inggris selama puluhan tahun.
Advertisement
Baca Juga
Mengenal Baden Powell, Sosok Bapak Pramuka Sedunia
- 5 Fakta Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia
Wakili Indonesia, Brata Hardjosubroto Terpilih Jadi Anggota Komite Pramuka Asia-Pasifik
Bahkan ketika dirinya masih berusia 26 tahun, Baden Powell menjadi pemimpin. Dia pun tergolong cerdas, karena berhasil menempati posisi dua teratas saat ujian militer.
Bekerja sebagai mata-mata, pernah pula digelutinya. Hal ini membuatnya pergi ke Jerman, Austria, dan Rusia untuk belajar tentang kemajuan teknologi dan militer terbaru.
Saat mendirikan gerakan Pramuka, Robert Baden Powell masih disibukkan dengan dunia militernya. Pada tahun 1910, Baden Powell akhirnya memutuskan mundur dari Angkatan Darat dan menjadi ketua Komite Pelaksana Gerakan Pemanduan.
Guna mempromosikan gerakan Pramuka, dia pun mulai melakukan perjalanan secara ekstensif ke sejumlah negara. Seperti Amerika Selatan, Rusia, Kanada dan Hindia Barat.
Semasa hidupnya, dia pun dikenal cukup aktif dalam menulis. Salah satu bukunya berjudul Scouting for Boys yang diterbitkan pada tahun 1908.
Dalam buku tersebut Baden Powell mengajarkan banyak hal tentang gerakan kepanduan, yang kini telah diikuti dan diterapkan banyak orang diseluruh dunia.
Baden Powell Dimakamkan di St Peter, Nyeri, Kenya
Setelah menerbitkan Scouting for Boys, Baden-Powell terus menulis buku. Di antaranya adalah buku pegangan dan bahan pendidikan untuk seluruh anggota kepanduan. Ia juga menulis buku "Aidst to Scoutmastership" (Bantuan Dalam Membina Pramuka).
Pada tahun berikutnya ia juga menulis mengenai gerakan kepanduan dan gagasannya di masa depan.
Dekade terakhir kehidupannya dihabiskan di Afrika. Baden Powell meninggal dunia pada 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya. Pemakaman St. Peter, Nyeri menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.
Di atas batu nisannya diberi tanda sebuah lingkaran dengan titik di tengah "ʘ". Ini merupakan tanda jejak yang berarti "Kembali pulang" (Going home), atau "saya telah kembali pulang" (I have gone home).Â
Dekade terakhir kehidupannya dihabiskan di Afrika, dan buku - buku berikutnya bertemakan Afrika. Saat ini, mayoritas halaman dari catatan hariannya yang dilengkapi dengan gambar - gambar yang di gambar sendiri disimpan di Museum Kepanduan Nasional di Irving, Texas, Amerika Serikat.
Advertisement