Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian Kenduri Swarnabhumi terus berlanjut di daerah-daerah dilalui aliran Sungai Batanghari.
Salah satunya pada Minggu (18/9/2022) di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi menjadi wilayah pelaksana dari 14 festival budaya yang berlangsung.
Baca Juga
Setelah sukses dengan Festival Kampung Senaung 2022, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan Renjana Swarnadwipa, di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi.
Advertisement
Pelaksanaan Festival Renjana Swarnadwipa 2022 bertujuan guna mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang sejarah dan peradaban kebudayaan yang pernah ada di sekitar KCBN Muaro Jambi sehingga dapat dikenal lebih luas.
Melalui Festival Renjana Swarnadwipa 2022 ini juga diharapkan segala kearifan lokal masyarakat Jambi dan sekitarnya yang diwariskan leluhur dapat membuncah diketahui lebih banyak lagi.
“Berbagai kearifan lokal di sekitar Muaro Jambi tidak dapat dilepaskan dari alam dan lingkungannya,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid melalui keterangan tertulis, Minggu (18/9/2022).
Menurut dia, hal tersebut terlihat dari keberadaan Sungai Batanghari yang membentuk peradaban masyarakat akuatik Melayu.
Dengan begitu, kata dia, kelestarian alam Sungai Batanghari harus terus dijaga agar kebudayaan tetap hidup.
“Dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2022 inilah Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek mencoba menghubungkan kembali sejarah kebudayaan yang lahir dari alam Sungai Batanghari yang terus berlangsung hingga kini dalam berbagai tradisi adat,” ucap Hilmar.
Tujuan Acara
Kemudian, Hilmar menjelaskan, Festival Renjana Swarnadwipa 2022 merupakan realisasi pemajuan kebudayaan sebab mendorong masyarakat dan ilmuwan untuk menggali makna dan kebesaran sejarah KCBN Muaro Jambi untuk kepentingan masa depan.
“KCBN Muaro Jambi memiliki warisan sejarah yang membanggakan untuk Indonesia. Melalui pelaksanaan Renjana Swarnadwipa dapat mendorong berbagai unsur ingin mengetahuinya dan menyebarkan informasinya,” jelas Hilmar.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Jambi Abdul Haviz mengatakan, dulu KCBN Muaro Jambi hanyalah kawasan hutan rindang yang sebagian ditanami kebun durian dan duku milik masyarakat.
Namun kini, menurut Haviz, situasinya telah berubah sejak banyak kalangan mengenal asal sejarah KCBN Muaro Jambi sehingga dikunjungi serta ingin mempelajari keberadaan kawasan situs yang luasnya 3982 hektare tersebut.
“KCBN Muaro Jambi yang dibangun abad ke 7 saat ini justru mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. Pemugarannya sejak tahun 1977 masih dikerjakan dan akan terus dilakukan. Dari ratusan yang telah teridenfikasi, baru 12 telah dipugar,” terang Haviz.
Advertisement
Diharapkan Pemugaran Tak Berhenti
Haviz berharap, pemugaran tak berhenti dilakukan sebab KCBN Muaro Jambi termasuk candi terbesar.
“Begitu pula promosi keberadaan KCBN Muaro Jambi terus ditingkatkan hingga mancanegara,” tegas dia.
Untuk diketahui, Festival Renjana Swarnadwipa 2022 menampilkan keragaman budaya dari berbagai akulturasi yang tertinggal di Pulau Emas (Sumatera). Keberagaman budaya itu muncul dari Melayu, India, Tiongha, dan Arab.
Berbagai perhelatan seni dan budaya dipamerkan dalam Festival Renjana Swarnadwipa 2022.
Ada peluncuran virtual tour Candi Muaro Jambi, tarian tradisional, pentas komunitas budaya, permainan dan lomba tradisional, talkshow, sajian kuliner, dan pameran UMKM.
Renjana Swarnadwipa 2022 makin menarik karena pertunjukan musisi nasional Vidi Aldiano didukung bintang lokal Mustache and Beard dan Lebah Begantong.
Kemudian persembahan empat komunitas budaya di Jambi, yakni Tionghoa, India, Arab, dan Melayu turut memeriahkan Renjana Swarnadwipa 2022.