Liputan6.com, Jakarta - Puluhan leader investasi robot trading Viral Blast Global mempolisikan empat pimpinan perusahaan atas dugaan penipuan. Laporan dilayangkan ke Polda Metro Jaya, Rabu (23/2/2022).
Laporan itu tercatat dengan nomor LP/B/955/II/2022 dan LP/B/956/II/2022/SPKT/ Polda Metro Jaya tertanggal 23 Januari 2022
Baca Juga
"Hari ini kami sudah buat laporan untuk para tersangka para pimpinan PT Trust Global Karya mereka semua ini adalah leader yang diminta untuk mengumpulkan member. Ini korban semua," kata penasihat hukum korban, Firman di Polda Metro Jaya, Rabu (23/2/2022).
Advertisement
Firman menerangkan, pihaknya turut menyerahkan beberapa surat perjanjian, polis, dan bukti transfer agar memperkuat laporannya. Firman mengatakan, ada sekira 20 ribuan leader yang menjadi korban. Kerugian mencapai Rp 1,5 Triliun
"Kita naungi sekarang ada 20 itu bukan member, tapi leader. Ada ribuan di bawahnya ini kan Multi Level Marketing," ucap dia.
Sementara itu, salah satu korban bernama Daniel menjelaskan bahwa robot trading Viral Blast Global berada di bawah PT Trust Global Karya.
Ia mengaku tertarik karena perusahaan menawarkan konsep investasi dengan menonjolkan legalitas dan proteksi pengembalian modal seandainya transaksi trading mengalami lose.
"Jadi ada proteksi selama masa kontrak," kata dia. Namun, para korban malah kehilangan uangnya akibat adanya konflik.
"Ternyata di tengah kita menjalani usaha ini mereka mengalami konflik dan membuka semuanya bahwa aplikasi ini bukan real trading, tapi fake trading dan itu semuanya skema ponzi dan untuk korban yang percaya legalitasnya yang ditawarkan," ujar dia.
Legalitas
aniel berharap uang yang telah disetorkan bisa kembali. Daniel menyinggung legalitas yang dikantongi perusahaan.
"Intinya kita mau berlindung di mana kalau negara sudah mengeluarkan legalitas, bisnis dengan legalitas tentu masyarakat percaya, disini masyarakat perlu perlindungan, kami mohon ada Bapak Moeldoko, Bapak Jokowi, kami mohon bagaimana menyelamatkan uang korban investor yang sudah banyak berkorban," jelas dia.
Â
Advertisement