Liputan6.com, Jakarta Pedagang daging di Kota Depok berencana akan menggelar aksi mogok berjualan pada pekan depan. Hal itu merupakan bentuk kekecewaan pedagang akibat kenaikan harga daging di pejagalan.
Salah seorang pedagang daging di UPT Cisalak Pasar, Ujang mengatakan, adanya keinginan mogok ini sudah lama disampaikan.
Advertisement
Baca Juga
Namun, rencana tersebut menunggu keputusan terlebih dahulu pengurus paguyuban daging di pasar tersebut.
"Rencananya ada mogok berjualan daging di pasar pada pekan depan," kata Ujang kepada Liputan6.com, Kamis (24/2/2022).
Dia menjelaskan, harga daging sapi murni di jual Rp 125 ribu per kilogram, sedangkan untuk daging cincang sebesar Rp 120 ribu per kilogram. Harga yang dijualnya saat ini dinilai mengurangi pendapatannya dibandingkan sebelum kenaikan harga daging.
"Harga di pejagalan untuk karkasan sebesar Rp108 ribu per kilogram," jelas Ujang.
Untuk daging karkas di pejagalan merupakan dalam bentuk daging menyatu dengan tulang. Apabila daging disisihkan dengan tulang, secara otomatis akan mengurangi berat daging yang akan di jual di pasar kepada para pembeli atau konsumen.
"Belum lagi kami harus menghitung harga produksi dan kendaraan sehingga apabila kami jual dengan harga Rp125 ribu keuntungannya sangat sedikit," ucap Ujang.
Dia mengungkapkan, kenaikan harga daging diduga dari suplai sapi di pejagalan yang mengalami pembatasan. Menurutnya, sapi yang digunakan para pedagang untuk di jual di sejumlah pasar, merupakan daging sapi impor.
"Yang dijual itu daging sapi impor Australia karena sapi lokal seperti dari Bima dan Bali harganya sangat mahal," katanya.
Â
Pedagang Lain
Rencana mogong itu juga dilakukan oleh para pedagang sapi di Pasar Kemirimuka. Rencananya tersebut akan dilakukan para pedagang mulai pekan depan apabila harga daging sapi tidak mengalami penurunan.
"Rencananya akan ada aksi mogok berjualan selama lima hari," kata Aan.
Aksi mogok berjualan merupakan bentuk kekecewaan para pedagang dikarenakan harga daging sapi yang mengalami kenaikan selama satu bulan terakhir.
Akibatnya, para pedagang mengalami pengurangan pendapatan diakibatkan harus membiayai produksi dan kendaraan.
Aan mengungkapkan, sejak berkurangnya pasokan daging sapi di pejagalan membuat para pedagang mendapatkan pembatasan jatah penerimaan daging. Akibatnya, untuk memenuhi pasokan harian penjualan mengalami pengurangan.
"Biasanya saya mendapatkan tiga ekor kini menjadi dua ekor sapi, semoga Pemerintah mendengarkan keluhan para pedagang," kata dia.
Advertisement