Sukses

Bicara Soal Ekonomi Syariah, Wapres Ma'ruf: Kuncinya Minta Tolong Allah

Ma'ruf berpesan agar HIKMAT menjadi lembaga lokomotif perbaikan, perubahan, penggerak kelompok kecil melalui ekonomi kreatif berbasis syariah untuk kemajuan bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Ikatan Keluarga Mahasiswa Alumni Tebuireng (HIKMAT) Jabodetabek, Karawang, dan Serang bertemu Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara daring. Melalui pertemuan tersebut, Ma'ruf berpesan agar HIKMAT menjadi lembaga lokomotif perbaikan, perubahan, penggerak kelompok kecil melalui ekonomi kreatif berbasis syariah untuk kemajuan bangsa.

"HIKMAT memiliki berbagai (wadah) kreatif di dalam dakwah, di dalam menumbuhkan ekonomi (dengan) membangun cara berpikir kritis, inovatif, berpikut yang tidak tekstual, tetapi tetap ber-manhaj bukan liberal,” kata Ma’ruf Amin melalui siaran pers tertulis diterima, Jumat (25/2/2022).

Menurut Ma'ruf kunci kesuksesan dapat diraih semata dengan bantuan Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian tidak patah semangat untuk terus bangkit dan maju.

"Kuncinya, itu minta tolong kepada Allah, jangan lemah, artinya harus ada kebangkitan, bangkit dengan mengerahkan semua potensi yang kita miliki, potensi umat besar tetapi tidak terkelola dengan baik,” tegas Wapres.

Ma'ruf memandang, HIKMAT dapat berkontribusi melalui pembangun ekonomi berbasis syariah. Sebab, pemerintah telah menginkubasi para pengusaha-pengusaha yang berbasis ekonomi syariah mulai dari  para santri yang telah memulai usaha, hingga mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi syariah.

"Pengusaha syariah kita bangun melalui inkubasi-inkubasi di berbagai daerah, ditumbuhkan, dimunculkan, disemai kemudian ditingkatkan yang sudah ada, dibesarkan,” terang Wapres.

 

2 dari 2 halaman

Kemajuan Ekonomi Umat

Ma'ruf berharap, gerakan dari para santri dapat mengimplementasi konsep ekonomi  dari basis konvensional menjadi berprinsip syariah.

Kelak, saat gerakan para santri tersebut dapat berjalan dengan baik, maka ekonomi umat Islam akan melaju pesat dan semakin berkembang, karena potensi yang dimiliki umat Islam begitu besar.

"Umat kita akan menjadi umat yang menjadi kuat, menjadi besar, seperti pohon yang terus berkembang cepat besar, berdahan, berbuah, kemudian yang menanam sendiri menjadi terheran-heran, karena dia berkembang begitu cepatnya,” Ma'ruf menutup