Sukses

Pedagang: 3 Hari Tidak Ada Tempe, Seperti Benar-Benar Kehilangan

Agar tetap memperoleh keuntungan di tengah kenaikan harga kedelai, Casono lebih memilih menaikkan harga tempe ketimbang mengurangi ukuran.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca menghilang selama tiga hari, kehadiran kembali tahu tempe di pasaran langsung mendapat antusiasme masyarakat. Hal ini terlihat dari serbuan konsumen di setiap lapak yang menjual kedua pangan berbahan baku kedelai ini.

Salah satunya lapak perajin tempe milik Casono Effendi di Pasar Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat. Di hari pertama berjualan, ia mengaku produksi tempenya laris manis diserbu konsumen.

"Ya jadi ibaratnya tiga hari gak ada tempe, seperti benar-benar kehilangan. Ada tempe, langsung pelanggan nyerbu. Cepat habis ya, alhamdulillah," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (25/2/2022).

Agar tetap memperoleh keuntungan di tengah kenaikan harga kedelai, Casono lebih memilih menaikkan harga tempe ketimbang mengurangi ukuran. Kenaikan harga, bahkan sudah berlaku sebelum adanya aksi mogok.

"Kalau tempe harga memang dari kemarin sudah naik, dari per potong Rp 5.000 jadi Rp 6.000. Kalau ukurannya normal, karena kan sudah naik dari awal," ujar dia.

Pria yang sudah berdagang selama puluhan tahun itu mengaku tak banyak memproduksi tempe di hari pertama berjualan. Hal ini sengaja dilakukannya untuk melihat reaksi konsumen.

"Memang pas hari pertama produksi agak saya kurangi, cuma 100 potong, karena kan kita supaya konsumen itu lebih penasaran sama tempe," celetuk Carsono.

Menurutnya, para konsumen rata-rata sudah mengerti dengan persoalan yang dihadapi para perajin, hingga terpaksa melakukan aksi mogok massal. Namun tak sedikit pula yang menyayangkan, terlebih para penikmat tahu tempe yang merasa kehilangan selama tiga hari.

"Tanggapannya (konsumen), kalau mau dinaikin ngapain mogok sih. Jawaban kita ya gimana, kita kan solidaritas. Kawan-kawan pada libur, masa kita dagang. Tapi pada mengerti semua konsumen," paparnya.

 

2 dari 2 halaman

Perhatikan Nasib Perajin Tempe Tahu

Carsono pun berharap pemerintah dapat lebih memerhatikan nasib perajin tahu tempe, dengan menstabilkan kembali harga kedelai impor yang melonjak.

"Harapan ya biar perajin-perajin tempe ini diperhatikan lah oleh pemerintah, karena tempe ini kan asli buatan Indonesia," tandasnya.

(Bam Sinulingga)

 

Â