Sukses

Perang Rusia-Ukraina, Komisi I: Indonesia Bisa Dorong Dialog Antara Negara Berkonflik di PBB

Komisi I DPR RI selaku Komisi pertahanan angkat bicara soal perang Rusia-Ukraina. Anggota Komisi I DPR RI, Muhammmad Farhan menyebutkan terdapat beberapa dampak perang di Eropa Timur itu terhadap Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi I DPR RI selaku Komisi pertahanan angkat bicara soal perang Rusia-Ukraina. Anggota Komisi I DPR RI, Muhammmad Farhan menyebutkan terdapat beberapa dampak perang di Eropa Timur itu terhadap Indonesia.

“Dampak terbesar adalah memicu inflasi global karena terganggunya supply minyak dan gas di Eropa dan Amerika Utara,” kata Farhan pada wartawan, Sabtu (26/2/2022).

Selain itu, Farhan meminta pemerintah memastikan keselamatan WNI di Ukraina.

“Indonesia melalui saluran diplomatik memastikan keselamatan WNI dan Diplomat Indonesia di Ukraina,” kata dia.

Politikus NasDem itu juga menyatakan Indonesia bisa ikut mendorong dialog antara negara berperang di ajang Internasional.

“Dorong dialogantara negara berkonflik di ajang Multilateral seperti PBB,” kata dia.

“Indonesia bisa melakukan pendekatan kepada kelompok kepentingan seperti Rusia, USA dan Eropa di ajang G20; untuk menekan eskalasi peperangan di Ukraina dan memastikan stabilitas pertumbuhan ekonomi,” pungkas dia.

2 dari 2 halaman

Indonesia Masih Jaga Jarak

Indonesia telah menjadi Ketua Presidensi Group of Twenty atau G20 tahun 2022. Dengan adanya Presidensi G20 itu, Indonesia dinilai bisa mengambil kesempatan baik untuk tampil jadi penengah dalam perdamaian Rusia dan Ukraina.

Namun, hingga kini Indonesia dinilai masih menjaga jarak terkait konflik Rusia Vs Ukraina. 

"Indonesia saya lihat berusaha menjaga jarak dengan konflik tersebut, tidak mengeluarkan statement-statement yang terlalu dini," ujar Pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat, (26/2/2022).

Dia berharap sikap pemerintah Indonesia ini tidak terlalu lama karena perang ini akan berdampak ke Indonesia secara ekonomi. 

"Pada akhirnya kita harus menekan lewat dialog dengan AS dan Rusia juga para sekutu AS untuk tidak memperkeruh suasana dengan aneka sanksi ekonomi yang justru akan makin memperburuk kondisi ekonomi di Eropa dan pada akhirnya mitra-mitra dagang Eropa," ujar dia.

Sebagai Ketua Presidensi G20, kata Dinna, Presiden Joko Widodo bisa membangun komunikasi dengan pimpinan negara-negara anggota G20 untuk mendorong peredaan ketegangan di Ukraina agar tidak mengganggu agenda kerjasama di belahan dunia lain.