Sukses

Anies dan Prabowo Tertinggal Jauh dari Ganjar di Survei SMRC

SMRC melaksanakan survei di kalangan pemilih kritis, yaitu kelompok dengan kriteria memiliki telepon, tinggal di perkotaan, berpendidikan tinggi, dan sering mengakses berita sosial politik dari berbagai media.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan riset kepada pemilih kritis di tanah air terkait elektabilitas calon presiden 2024. Dari survei itu, nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menang telak mengungguli tokoh lainnya.

SMRC melaksanakan survei di kalangan pemilih kritis, yaitu kelompok dengan kriteria memiliki telepon, tinggal di perkotaan, berpendidikan tinggi, dan sering mengakses berita sosial politik dari berbagai media.

Tercatat, ada 72 persen pemilih kritis dari populasi pemilih nasional.

Para responden diberikan pertanyaan 'Bila pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan ibu/bapak pilih sebagai presiden diantara nama-nama berikut'.

Survei capres ini dilakukan secara spontan dan tertutup dengan berbagai simulasi.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan, Ganjar unggul atas calon-calon presiden lainnya dalam kelompok pemilih kritis.

Keunggulan tersebut terlihat dalam berbagai simulasi pertanyaan seperti pilihan spontan (top of mind), simulasi semi terbuka 29 nama, simulasi tertutup 15 nama, simulasi tertutup 3 nama, sampai simulasi tertutup 2 nama.

Deni menyebut, pada jawaban spontan atau top of mind, Ganjar beada di urutan teratas dengan dukungan sebesar 19,9 persen. Dilanjutkan, Manteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dengan 10,4 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 9,8 persen.

"Sementara, calon-calon lain mendapat dukungan spontan di bawah 4 persen, dan yang belum tahu 45,7 persen," ucap Deni dalam kanal Youtube SMRC, Senin (28/2/2022).

Lalu, dalam simulasi semi terbuka dengan 29 nama, Ganjar tetap di posisi teratas dengan dukungan 26,8 persen. Lalu, Anies 13,9 persen, Prabowo 13,7 persen, Sandiaga Uno 5,8 persen, dan Ridwan Kamil 5,1 persen.

Deni menuturkan calon-calon lain di bawah 3 persen serta yang belum tahu sebanyak 24 persen.

"Dalam dua tahun terakhir, dukungan pemilih kritis kepada Ganjar dalam simulasi semi terbuka naik dari 7,7 persen pada survei Mei 2020 menjadi 26,8 persen pada survei terakhir 8-10 Februari 2022," paparnya.

"Sejak April 2021, Ganjar konsisten berada di urutan teratas, sementara Anies dan Prabowo bersaing ketat memperebutkan posisi kedua setelah Ganjar,” tambahnya. 

Kemudian, dalam format simulasi tertutup 15 nama, di survei terakhir Ganjar kembali unggul dengan dukungan 27,5 persen.

Disusul Anies 14.8 persen, Prabowo 14.3 persen, Sandi 6.2 persen, Ridwan 5.9 persen dan calon-calon lain bawah 3 persen, serta yang belum tau 21,8 persen.

Dalam simulasi tertutup 3 nama, Ganjar tetap unggul di kelompok pemilih kritis dengan dukungan 34,7 persen, disusul Anies 23,3 persen, dan Prabowo 21.9 persen. Sementara, pemilih yang belum tahu 20,1 persen.

Begitu pula pada simulasi 2 nama, Ganjar unggul atas Prabowo ataupun Anies.

Jika yang bersaing hanya Ganjar dengan Prabowo, Ganjar mendapat dukungan 41,9 persen dari pemilih kritis, unggul atas Prabowo yang hanya mendapat dukungan 34,7 persen.

2 dari 2 halaman

Dukungan Pemilih Kritis

Hal serupa juga terjadi jika yang bersaing hanya Ganjar dengan Anies, Ganjar mendapat dukungan 40,4 persen dari pemilih kritis, unggul atas Anies yang mendapat 34.6 persen suara.

"Jika arah dukungan pemilih kritis kepada calon-calon presiden tidak mengalami perubahan yang signifikan, Ganjar memiliki modal yang kuat untuk pemilihan presiden 2024 mendatang," tandasnya.

Sekadar informasi, survei ini dimulai pada 8-10 Februari 2022. Dengan sampel sebanyak 1.268 responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dan diwawancarai lewat telepon.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode double sampling dan random digit dialing (RDD). Double sampling adalah teknik memilih sampel secara acak dari kumpulan sampel hasil survei sebelumnya.

Sementara RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Sementara, margin of error survei kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.