Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito merespons terkait kerumunan di Puncak, Bogor imbas kemacetan parah pada Minggu 27 Februari 2022. Dia menjelaskan, pada dasarnya pemerintah tidak melarang kegiatan masyarakat jika menjaga protokol kesehatan dengan baik.
"Pada prinsipnya pemerintah tidak melarang masyarakat berkegiatan, masyarakat boleh beraktivitas termasuk mobilisasi jika komitmen menjaga protokol kesehatan," kata Wiku saat jumpa pers, Selasa (1/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dia menyebut, masyarakat bisa menjaga protokol kesehatan baik saat sebelum, dalam perjalanan, maupun saat sampai tujuan. Artinya, bisa mengukur risiko penularan saat beraktivitas.
"Untuk mencegah kerumunan masyarakat dapat menetapkan skala prioritas serta mengukur risiko penularan selama beraktivitas," terang dia.
Skala prioritas yang dimaksud adalah menghindari tempat kerumunan. Terutama bagi kelompok lanjut usia yang rentan tertular Covid-19. "Contohnya dapat menghindari tempat tempat kerumunan untuk dikunjungi serta menunda perjalanan khususnya bagi lansia sebagai kelompok yang rentan," pungkas Jubir Satgas Covid-19 ini.
Penyebab Kemacetan
Volume arus lalu lintas di kawasan Puncak, Bogor mengalami kenaikan pada Minggu 27 Februari 2022. Kemacetan parah terjadi di beberapa titik.
Kasat Lantas Polres Bogor AKP Dicky Anggi Pranata menerangkan, pihaknya sebenarnya telah mengambil beberapa kebijakan demi mengurangi kepadatan kendaraan di kawasan Puncak Bogor pada hari tersebut. Dia menyebut, salah satunya kebijakan one way atau sistem satu arah (SSA).
Kendati begitu, masih ada penumpukan di beberapa titik hingga menyebabkan kemacetan. Penyebabnya, ada beberapa faktor. Salah satunya di antaranya banyak kendaraan mogok di jalan.
"Itu tidak cuma satu, tapi ada beberapa," kata Dicky saat dihubungi, Senin (28/2/2022).
Belum lagi, sikap pengendara motor yang dinilai tidak patuh. Petugas kepolisian telah mengarahkan pengendara melewati jalur-jalur alternatif, namun tidak digubris.
"Pengguna sepeda motor membludak, naik maupun turun mereka rata-rata tidak sabar. Kami sudah alihkan beberapa titik untuk mereka melewati alternatif tapi mereka keluar lagi. Pada saat diarahkan kepolisian mereka keluar lagi melembung lagi akhirnya tidak bisa lewat," papar Dicky.
Â
Advertisement
Efek Long Weekend
Dicky mengakui, jumlah kendaraan yang melintas di kawasan Puncak pada libur akhir pekan kemarin mengalami lonjakan dibandingkan beberapa pekan sebelumnya. Kondisi ini pun berdampak pada situasi di beberapa titik.
"Terlihat sekali kalau bicara peningkatan apalagi di beberapa minggu ke belakang memang bisa dikatakan cukup landai cukup normal saja untuk arus Puncak. Namun di minggu kemarin ini mungkin karena efek long weekend jadi kendaraan luar biasa," terang dia.
Â
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com