Liputan6.com, Jakarta Warga di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, menyerbu salah satu minimarket di Jalan Narogong, untuk membeli minyak goreng murah, Rabu (9/3//2022).
Warga pun rela antre hingga berjam-jam demi mendapatkan 2 kilogram minyak goreng kemasan sesuai harga yang ditetapkan pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan pantauan, puluhan warga menyerbu masuk ke dalam ritel modern tersebut hingga berdesak-desakan. Sebagian lainnya menunggu di luar. Namun banyak yang akhirnya kecewa karena sudah menunggu lama tapi tidak juga mendapatkan jatah minyak goreng dikarenakan kehabisan stok.
Suhartini (39) menumpahkan rasa kecewa karena sudah sebulan lebih ini harga minyak goreng mahal. Yang menjual dengan harga yang ditetapkan pemerintah, hanya ada di ritel modern. Itu pun jumlahnya sangat terbatas dan pembelian pun dibatasi.
"Itu juga kalau dapat, untung-untungan. Saya sudah antre 3 jam dari jam 5 sore,enggak kebagian," ucapnya.
Belakangan ini minimarket tesebut memang menjadi sasaran warga sekitar karena menjual minyak goreng dengan harga normal. Harga minyak goreng bersubsidi disini dijual Rp14.000 per liter.
Namun kali ini warga kecewa karena stok minyak goreng habis. Pasalnya, bukan warga sekitar saja yang menyerbu minimarket tersebut melainkan dari desa lain.
"Katanya stoknya cuma 5 karton, ukuran 2 liter. Sedangkan yang belinya banyak banget, jadi banyak yang ga kebagian," kata Halimah, warga setempat.
Â
Masih Ada yang Menunggu
Meski dinyatakan stok sudah habis, namun hingga pukul 20.00 WIB masyarakat masih tetap bertahan di depan minimarket tersebut.
Mereka berharap pasokan kembali datang sehingga esok hari tak perlu pusing lagi mencari minyak goreng dengan harga normal.
"Katanya malam ini mau dikirim lagi minyak goreng, makanya ini banyak yang nungguin. Tapi ada juga yang milih pulang," ujar Halimah.
Warga yang kecewa meminta pemerintah benar-benar memperhatikan kondisi ini. Apalagi, saat ini harga bahan pokok seperti cabai dan lainnya sudah merangkak naik sehingga memukul masyarakat berpenghasilan pas-pasan.
"Saya heran sama pemerintah bisa kerja enggak sih. Sudah sebulan lebih ini minyak goreng belum normal," ucap Ristanti.
Advertisement