Sukses

Perangi Kekerasan di Dunia Pendidikan, Kemendikbudristek Ajak Perempuan Berani Bicara

Menurut Sekjen Kemendikbudristek, banyak korban yang tidak berani melaporkan apa yang dialaminya dan yang mengetahuinya pun tidak berani berbicara melaporkan apa yang terjadi pada korban.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek mengajak perempuan lebih berani bicara demi memerangi maraknya kekerasan di dunia pendidikan.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengatakan, saat ini masih banyak kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Menurut dia, banyak korban yang tidak berani melaporkan apa yang dialaminya dan yang mengetahuinya pun tidak berani berbicara melaporkan apa yang terjadi pada korban.

"Salah satu penyebab dari kekerasan yang terus berlangsung ini karena mereka merasa tidak ada ruang aman untuk bicara. Dan ada ketakutan bahwa mereka justru akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan lebih dari apa yang sudah mereka alami sebelumnya," jelas Suharti dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).

Dia mengajak supaya melawan kekerasan di dunia pendidikan dengan berani berbicara, baik bagi korban maupun mereka yang melihat terjadi kekerasan ini.

"Jika kita semua berani bantu, jika kita semua berani bicara, kami yakin kita bisa menghapus Tiga Dosa Besar Pendidikan (perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) sehingga tidak ada lagi yang mengalami kekerasan," ungkap Suharti.

Suharti juga berpesan untuk selalu ingat bahwa semua perempuan berharga, semua berhak belajar dengan merdeka, dan semua berhak untuk meraih cita-cita di dunia pendidikan.

"Mari kita terus bergotong royong menciptakan ruang aman, memerangi Tiga Dosa Besar Pendidikan, dan tentunya bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Kata Istri Nadiem

Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Franka Makarim, menegaskan bahwa perempuan perlu berani menjadi dirinya sendiri untuk melewati tantangan-tantangan yang ada.

"Perempuan harus berani berbicara untuk diri sendiri dan berani berkata serta berbuat untuk perempuan-perempuan lain dalam mencapai apa yang diinginkan," jelas Franka.

Istri Mendikbudristek Nadiem Makarim itu juga mengatakan, lingkungan yang bebas dari kekerasan dapat mendukung perempuan berani untuk menjadi dirinya sendiri.

"Kita harus mengupayakan para perempuan, baik anak-anak kita atau teman-teman kita untuk menjadi seseorang yang bebas dari lingkungan kekerasan itu sendiri. Lingkungan yang aman adalah lingkungan yang bisa memungkinkan agar anak-anak dapat berkreasi penuh," bebernya.