Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan rencana pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah bauksit hingga timah mulai tahun 2023 mendatang.
“Bauksit setop tahun depan, setop lagi tembaga atau timahnya, biar digugat lagi. Enggak apa digugati terus, belum tentu kita kalah, tapi belum tentu juga kita menang,” kata Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Jokowi mengaku tak masalah jika kembali digugat oleh Uni Eropa (UE) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena penghentian ekspor tersebut. Menurutnya, penghentian itu adalah keputusan yang tepat.
“Tapi keberanian itu harus kita lakukan, kalau kita enggak pernah mencoba, kita enggak akan tahu kita menang atau kalah, kita benar atau enggak benar. Tapi yang ini benar, setop itu benar,” kata Jokowi.
Ia lantas bercerita soal Indonesia digugat Uni Eropa karena menghentikan ekspor nikel beberapa waktu lalu.
“Begitu kita bilang setop nikel, setop ekspor bahan mentah nikel, kita digugat sama Uni Eropa, belum rampung sampai sekarang. Enggak apa, ini belum rampung saya sudah perintah lagi bauksit tahun ini stop, biar digugat lagi,” ucapnya.
Sudah Saatnya Indonesia Tak Hanya Jadi Pengekspor Bahan Mentah
Jokowi menyatakan, sudah saatnya Indonesia tidak hanya menjadi pengekspor bahan baku mineral saja.
Saat KTT G20 di Italia, Jokowi telah menyampaikan apabila negara lain ingin bahan baku mineral Indonesia, syaratnya adalah membangun pabrik di Tanah Air.
“Industrinya jangan di tempatmu terus dong, separuh bawa di Indonesia atau semuanya bawa di Indonesia kita terbuka, bisa kamu kerja sama dengan BUMN kita, swasta kita, atau kamu sendirian juga enggak apa, tapi di Indonesia," kata Jokowi.
"Enak banget kita setor mereka bahan bakunya, nilai tambahnya bisa 14-20 kali lipat, enak banget,” pungkas dia.
Advertisement