Sukses

Jurus Ganjar Gratiskan Biaya Sekolah dengan Tetap Mengedepankan Mutu Pendidikan

Kebijakan penggratisan SMA/SMK/SLB negeri bertujuan memperluas akses pendidikan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak hanya memerhatikan sekolah negeri tingkat menengah atas, kejuruan, serta Sekolah Luar Biasa, tapi juga memedulikan sekolah swasta. Ratusan miliar rupiah digelontorkan demi pendidikan masyarakat setempat.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Suyanta mengatakan, pada 2022, untuk SMK/SMA/SLB negeri digelontorkan anggaran yang dinamakan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) pendidikan sebesar Rp769.714.070.000. Anggaran tersebut untuk menggratiskan biaya sekolah.

Ditambahkan, kebijakan penggratisan biaya sekolah ini berasal dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Kebijakan penggratisan SMA/SMK/SLB negeri bertujuan memperluas akses pendidikan. Sehingga siswa kurang mampu dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah. Meskipun sekolah gratis, tetapi mutu pendidikan tetap diperhatikan.

“Salah satunya, dengan cara menggratiskan sekolah bagi SMA/SMK/SLB negeri. Kebijakan implementasinya adalah adanya BOP. Dari BOP itu SMA/SMK/SLB negeri gratis. Dengan demikian diharapkan dari sana, banyak siswa-siswa melanjutkan ke jenjang SMA/SMK/SLB,” kata Suyanta, Jumat (11/3/2022).

Menurutnya, untuk BOP, SMK Jateng kampus Semarang mendapat Rp8.561.950.000 dengan jumlah siswa 720 siswa, SMK Jateng kampus Pati Rp4.175.788.000 dengan jumlah siswa 288 orang, SMK Jateng kampus Purblingga Rp5.921.585.000 dengan jumlah siswa 576 siswa. Sementara, SMK semi boarding Rp6.556.500.000.

Total siswa SMA negeri di Jateng mencapai 303.806 orang dengan jumlah sekolah 360 unit, SMK negeri terdapat 261.165 anak dengan jumlah sekolah 238 unit, dan SLB negeri sebanyak 8.684 siswa dari 69 unit sekolah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Buat Beberapa SMK

Suyanta menerangkan, Jateng juga telah membuat beberapa SMK boarding atau disebut SMKN Jateng, yaitu di Semarang, Purbalingga dan Pati. Perekrutan siswa sekolah itu dilakukan secara khusus, dan diperuntukkan seluruh masyarakat Jateng yang miskin dan lolos seleksi.

“Jumlahnya makin tahun makin banyak (siswanya). Dengan demikian di sana penganggarannya khusus, karena ada anggaran untuk makan, seragam, sepatu, dan kebutuhan sekolah lain dipenuhi Pemprov Jateng,” sambungnya.

Di samping SMK boarding, terang Suyanta, Jateng telah mendirikan sepuluh SMK semi boarding. Harapannya, dengan Pemprov Jateng memperkuat SMK, maka akan mengurangi pengangguran. Sehingga muaranya, kalau pengangguran berkurang, diharapkan kemiskinan juga akan berkurang.

Tidak hanya itu, Pemprov Jateng juga telah membuat kebijakan mendirikan beberapa sekolah, yaitu SMAN Tawangmangu dan SMK Pagentang. Diharapkan sekolah tersebut tahun ini bisa mulai menerima pendaftaran siswa. Selain itu menyusul rencana pembangunan SMKN Lumbir Banyumas.

“Kami sudah mendapatkan tanahnya yang hibah dari Pemkab Banyumas,” terangnya.

Dengan adanya kebijakan itu, kata Suyanta, tidak hanya siswa miskin yang terbantu, tapi siswa tidak miskin juga akan terbantu. Khusus siswa miskin, selain mendapatkan bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP) dari pusat, juga berpeluang mendapatkan beasiswa dari Beasiswa Unit Pengumpul Zakat yang berasal zakat PNS Jateng yang disalurkan Baznas Jateng.

Sekolah swasta juga tak luput dari perhatian pemerintah provinsi. Suyanta menuturkan, bantuan sekolah swasta diberikan kepada SMA/SMK/SLB.

“SMA/SMK/SLB swasta mendapat bantuan Bosda (bantuan operasional sekolah daerah),” tuturnya lebih lanjut.

Dari catatannya, anggaran BOS daerah pada tahun 2022 total mencapai Rp195.431.400.000. Anggaran tersebut untuk 607.021 siswa, dari 1.917 sekolah.