Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan mengungkapkan 71,6 persen anak-anak sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Meskipun, mereka belum divaksinasi Covid-19.
Pernyataan Iwan merujuk pada hasil sero survei atau survei antibodi Covid-19 yang dilakukan pada November sampai Desember 2021.
"Kalau kita lihat, ternyata meskipun memang proporsi yang memiliki antibodi pada umur produktif, tapi kita lihat anak-anak (rentang usia 1-11 tahun) pun itu proporsi yang sudah memiliki antibodi sudah tinggi," ungkapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (18/3).
Advertisement
"Bahkan pada kelompok yang belum divaksin, anak-anak itu 71,6 persen sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2," imbuhnya.
Baca Juga
Sementara jika dilihat dari jenis kelamin, perempuan memiliki antibodi SARS-CoV-2 lebih tinggi daripada laki-laki. Baik pada kelompok yang belum divaksinasi maupun pernah divaksinasi.
"Bahwa perempuan lebih tinggi daripada laki-laki yang memiliki antibodi," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Metode Survei
Survei antibodi Covid-19 dilaksanakan UI bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan. Sasaran sero survei ini ialah penduduk berusia 1 tahun ke atas. Metode survei menggunakan stratified two-stage cluster sampling design di setiap kabupaten/kota terpilih.
Metode pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur antibodi SARS-CoV-2 pada populasi ialah Elecsys Anti-SARS-CoV-2 yang dibuat oleh Roche. Survei dilakukan di wilayah aglomerasi 9 provinsi 47 kabupaten dan kota dan wilayah non aglomerasi 25 provinsi 53 kabupaten dan kota.
Analisis data survei dengan melakukan pemadanan data wawancara dengan data laboratorium. Kemudian menggunakan penimbang brdasarkan desain sampel yang digunakan. Penimbang lalu dikalibrasi dengan estimasi jumlah penduduk berdasarkan wilayah, jenis kelamin, dan kelompok umur. Selanjutnya, estimasi standard error dengan mempertimbangkan klaster dan strata.
Advertisement