Sukses

Panglima TNI Minta Ada Proses Hukum Kasus Danki Lalai hingga Tewaskan 3 Prajurit di Papua

Menurut Panglima TNI Andika Perkasa, hasil investigasi menemukan bahwa Komandan Kompi (Danki) telah berbohong saat melaporkan kronologis dari insiden penyerangan oleh KKB Papua tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan adanya proses hukum terhadap Komandan Kompi (Danki) terkait peristiwa penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terhadap Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, hingga menyebabkan tiga prajurit TNI meninggal dunia.

"Jadi saya ingin ada proses hukum terhadap Danpos ini atau Komandan Kompi ini. Dituntaskan supaya jadi pembelajaran juga," tutur Andika dalam video yang ditayangkan dalam akun YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa seperti dikutip Liputan6.com, Minggu (20/3/2022).

Menurut Andika, hasil investigasi menemukan bahwa Danki telah berbohong saat melaporkan kronologis dari insiden penyerangan oleh KKB Papua tersebut.

"Jadi ya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata. Tapi juga ada peran ini, peran penggelaran oleh Komandan Kompi yang dalam hal ini sebagai komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan," jelas dia.

Andika menyatakan kekecewaannya atas peristiwa tersebut. Akibat dari kelalaian komandan menyebabkan prajurit menjadi sasaran empuk pemyerangan kelompok bersenjata.

"Karena kita di sini semuanya memikirkan dukungan, kemudian bagaimana melindungi anggota, di sana hanya begini-begini saja rupanya. Maksudnya pertimbangan pendek sekali. Hanya soal, oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ, dikorbankan semuanya," Andika menandaskan.

2 dari 3 halaman

3 Prajurit TNI AD Meninggal

Tiga prajurit TNI AD tewas dalam kontak tembak dengan kelompok separatis teroris (KST) di Desa Tigilobak, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua. Kontak tembak tersebut bermula dari penyerangan yang dilakukan kelompok separatis itu ke Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna menuturkan, kontak tembak terjadi pukul 04.30 WIT.

"Mengakibatkan tiga prajurit gugur dan satu prajurit mengalami luka tembak dengan kondisi kritis," ujar Tatang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/1/2022).

"Tiga prajurit atas nama Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa, meninggal dunia. Sedangkan satu prajurit lagi mengalami luka tembak atas nama Pratu Syaiful," lanjut dia.

Tatang menjelaskan, jenazah Serda M Rizal Maulana Arifin diterbangkan ke kampung halamannya di Bandung, Jawa Barat, pada hari ini.

"Sedangkan, Jumat (28/1/2002) besok jenazah Pratu Tupel Alomoan Baraza diterbangkan ke Jambi dan jenazah Pratu Rahman Tomilawa ke Maluku Tengah," tutur dia.

Atas kejadian itu, pimpinan dan seluruh prajurit serta keluarga besar TNI AD menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya tiga prajurit dari Satgas Kodim YR 408/Sbh tersebut.

"Sebagai wujud penghormatan dan rasa cintanya kepada Prajuritnya yang gugur, direncanakan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan memimpin langsung upacara pemakaman Serda M Rizal Maulana Arifin salah satu korban kontak tembak tersebut di Bandung," kata Tatang.

"Sedangkan upacara pemakaman Pratu Tupel Alomoan Baraza di Jambi akan dipimpin Pangdam II/ Sriwijaya dan upacara pemakaman Pratu Rahman Tomilawa di Maluku Tengah akan dipimpin oleh Pangdam XVI/Patimura," tutup dia.

 

 

3 dari 3 halaman

Panglima TNI ke Lokasi Kejadian

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pun bergegas bertolak ke lokasi kejadian usai mendapat laporan.

"Per pukul 09.00 WIB tadi, kami menerima WhatsApp dari Pak Panglima bahwa berkenaan dengan kejadian di Papua pagi tadi, beliau harus berangkat," kata Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, saat menyampaikan alasan ketidakhadiran Andika dalam rapat kerja bersama komisinya di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Menurut laporan Komandan Korem (Danrem) 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gestoro, penyerangan KKB pada Kamis pagi berada di Bukit Tepuk, Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua. Akibat serangan itu tiga prajurit gugur.

Â