Sukses

Datangi Kantor Muhammadiyah Gowa, Kapolrestabes Makassar Minta Maaf Soal Insiden Penggeledahan

Kapolrestabes Kota Makassar, Kombes Budhi Haryanto, menyambangi Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa, Senin (21/3/2022). Kehadirannya di sana guna meluruskan kesalahpahaman.

Liputan6.com, Makassar - Kapolrestabes Kota Makassar, Kombes Budhi Haryanto, menyambangi Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa, Senin (21/3/2022). Kehadirannya di sana guna meluruskan kesalahpahaman yang dilakukan anggotanya yang telah menggeledah paksa Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Gowa, Sulawesi Selatan pada 8 Maret lalu.

"Hari ini jam 10 tadi (WITA), sudah Kapolrestabes ke sana," kata Kasubag Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando, ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (21/3/2022).

Londo menerangkan, di sana Kapolrestabes Kota Makassar menyampaikan permintaan maaf bila aksi kesalahpahaman itu ditafsirkan oleh pihak Muhammadiyah sebagai sebuah kesalahan.

"Kalau ada kekeliruan minta maaf. Biasakan gitu, tidak menerima, tidak mengerti juga ya, sudah kita minta maaf kalau ada kekeliruan," katanya.

Kapolrestabes menyampaikan bahwa tidak ada niatan dari pihaknya untuk berbenturan apalagi dengan Muhammadiyah. Sebab Muhammadiyah dan NU sebagai Ormas terbesar selalu menjadi mitra Polri, namun kalau memang ada anggota yang dianggap menyalahi SOP, maka pihaknya menjamin bisa memproses hal itu.

"Yang pasti bahwa personel di lapangan selalu siaga mencegah dirinya jadi korban dalam upaya gakkum yang mungkin dinilai arogan," kata Budhi Haryanto dalam pertemuan tersebut, disampaikan oleh Lando.

Menurut dia, pihak Muhammadiyah Gowa pun telah memaafkan. Disinggung mengenai anak buahnya yang melakukan penggeledahan tanpa mengindahkan SOP, Lando menolak untuk berkomentar.

2 dari 3 halaman

Digeledah Paksa

Sebelumnya, Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah di Gowa, Sulawesi Selatan digeledah paksa polisi pada 8 Maret lalu. Ketua Umum PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Gowa, Annisa Safitri menerangkan, penggeledahan dilakukan oleh oknum polisi dari jajaran Polrestabes Makassar pada dinihari, tepatnya pukul 00.30 WITA.

Annisa menjelaskan bahwa di lokasi ada sekitar lima orang kader dari sayap organisasi Muhammadiyah yang tengah terlelap. Tanpa tedeng aling-aling, pihak kepolisian membangunkan mereka.

"Mereka tiba-tiba dibangunkan, kemudian dikumpulkan di satu ruangan, disita HP-nya," kata Annisa.

Kehadiran polisi di sana juga tanpa disertai surat perintah penggeledahan maupun dokumen sejenis yang mengabsahkan tindakan tersebut. Polisi pun berlaku kasar dengan tanpa sebab menggertak mereka yang baru bangun tidur.

"Tiba-tiba digertak, kan orang tidur baru bangun kan blank," jelas dia.

Pascadikumpulkan di satu ruangan dan menggeledah kantor tersebut, polisi bilang bahwa mereka salah alamat. Mestinya yang dicari adalah kader Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Isalam Indonesia (PMII). Polisi mencari kader PMII buntut aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga minyak goreng yang berujung ricuh di depan Kantor DPRD Makassar, Sulawesi Selatan pada hari sebelumnya.

"Cuman dia (polisi) salah alamat, fatalnya tidak punya surat izin penggeledahan," kata Annisa.

3 dari 3 halaman

Infografis