Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menumpahkan segala kekesalannya begitu mengetahui banyak masih menggunakan produk impor daripada produk lokal. Salah satu yang disorotinya seragam TNI-Polri.
"Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar. Kita ini produksi di mana-mana bisa," kata Jokowi saat menyampaikan arahan dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Kekesalannya Jokowi tak hanya berhenti sampai di situ, sejumlah kementerian pun kena teguran kerasnya lantaran lebih memilih produk impor. Padahal buatan lokal tak kalah memiliki daya saing serta kualitas tinggi.
Hal ini aman disesalkannya, karena dengan memilih produk impor malah memberi banyak keuntungan bagi negara lain.
"Kalau kita beli barang impor bayangkan, kita beri pekerjaan ke negara lain. Duit kita capital outflow keluar, pekerjaan ada di sana, bukan di sini," ujar Jokowi, Jumat.
Kemarahan Jokowi sangat beralasan, karena dengan menggunakan produk dalam negeri dapat membuka investasi baru dan lapangan pekerjaan.
Berikut deretan kekesalan Jokowi mengetahui banyak yang memakai produk impor daripada buatan lokal:
1. Kesal CCTV hingga Sergam Polri Masih Impor
Presiden Jokowi mengaku heran Indonesia masih mengimpor barang-barang yang sebetulnya bisa dibuat di dalam negeri.
Dia menyebut beberapa barang yang dimaksud di antaranya CCTV, pulpen hingga seragam untuk TNI-Polri.Â
"CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju, buat CCTV saja beli impor," ungkap Jokowi.
Dia pun meminta semua pihak untuk menghentikan impor barang dan beralih ke produk buatan dalam negeri.
"Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen, apa ini, kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti enggak sih? Jangan-jangan kita enggak kerja detail sehingga nggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor," jelasnya.
"Buku tulis impor. Jangan ini diteruskan, setop, kita melompat semua kalau beli semua produk dalam negeri meloncat pertumbuhan ekonomi kita," sambung Jokowi.
Advertisement
2. Kesal Alkes dan Tempat Tidur Masih Impor
Jokowi menegur Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin soal impor alat kesehatan (alkes) hingga tempat tidur untuk rumah sakit. Padahal, barang-barang tersebut umumnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri.
"Alkes, Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat di Yogya ada, Bekasi (dan) Tangerang ada (Kenapa) beli impor?," kata Jokowi saat memberikan Pengarahan dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).
"Mau diterus-teruskan, mau saya umumkan, kalau saya jengkel. Ini rumah sakit daerah impor, Kemenkes impor. Tak baca nanti, karena sekarang gampang banget detail saya lihat," sambungnya.
3. Traktor Berasal dari Impor
Tak hanya itu, dia turut menyentil Menteri Pertanian Syahril Yasin Limpo karena traktor yang ada Indonesia berasal dari impor. Jokowi semakin jengkel karena barang yang diimpor tidak berteknologi tinggi.
"Traktor-traktor kaya gitu bukan high tech aja impor, jengkel saya. Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, alasintan, saya lihat enggak boleh pak menteri, enggak boleh," ujarnya.
Advertisement
4. Pensil hingga Pulpen Diimpor dari Luar Negeri
Kemudian, Jokowi menyindir soal barang-barang seperti, pensil, kertas, hingga pulpen yang diimpor dari luar negeri. Dia juga menegur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang terlalu banyak impor.
Menurut dia, belanja produk dalam negeri di kementerian yang dipimpin Nadiem Makarim itu baru Rp 2 triliun dari jumlah anggaran yang diberikan. Jokowi meminya agar tak melulu impor bangku, kursi, dan laptop.
"Urusan masa beli bangku, beli kursi mau impor kita, laptop mau impor kita? Kita sudah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya. Sudahlah jangan diterus-terusin," ucap Jokowi.
5. BUMN Banyak Pakai Produk Impor
Dia pun mengungkapkan kekesalannya terkait perusahaan pelat merah yang banyak memakai produk impor. Jokowi lantas meminta Menteri BUMN Erick Thohir agar direktur utama di perusahaan pelat merah itu diganti.
"BUMN, saya sampaikan ke menteri BUMN, dah ganti dirutnya. Ganti, ngapain kita?" tutur Jokowi.
Advertisement