Sukses

Nasaruddin Umar: Bersihkan Niat dan Bakar Semua Dosa Kita di Bulan Ramadan

Tak sekadar menuliskan dalam buku, Nasaruddin juga menegaskan argumennya dalam kancah politik nasional.

Liputan6.com, Jakarta Buku Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Alquran karya Prof Dr Nasaruddin Umar MA sudah dianggap sebagai sebuah karya klasik. Dalam buku yang diterbitkan Paramadina tahun 1999 itu, Nasaruddin Umar mengatakan Alquran sangat menegaskan adanya prinsip-prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sebagai seorang hamba.

Tak sekadar menuliskan dalam buku, Nasaruddin juga menegaskan argumennya dalam kancah politik nasional. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengaku sangat berterima kasih atas pembelaan terhadap dirinya saat mengalami perundungan sebelum diangkat sebagai Wakil Presiden dan Presiden RI. Ketika itu Nasaruddin menegaskan seharusnya tidak ada diskriminasi gender pada kancah perpolitikan Tanah Air.

Tak banyak yang mengetahui Nasaruddin telah menerbitkan belasan buku dari hasil penelitiannya. Publik lebih mengenal pria kelahiran Ujung, Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1953 dalam kapasitasnya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta serta Wakil Menteri Agama Republik Indonesia periode 2011 sampai 2014.

Pendidikan tinggi Nasaruddin diselesaikan dengan lulus sebagai sarjana muda di IAIN Alauddin Ujung Pandang. Dia kemudian menuntaskan gelar magister dan doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lulusan terbaik.

Berbeda dari kebanyakan ulama besar yang menimba ilmu di negara-negara Timur Tengah, Nasaruddin justru lebih banyak menghabiskan studi dan penelitian di Eropa dan Amerika.

Selama studi meraih gelar doktor dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada dan di Universitas Leiden, Belanda. Setelah mendapatkan gelar doktor, ia juga menjadi sarjana tamu di Shopia University Tokyo, Saos University of London dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC.

Kini, menjelang masuknya bulan Ramadhan, Masjid Istiqlal dipastikan bakal diserbu umat Islam yang akan berbuka puasa, salat tarawih, santap sahur dan salat subuh. Kesibukan juga akan dirasakan oleh Nasaruddin saat menerima tamu-tamu Allah di bulan nan suci ini, meski di tengah pandemi.

 Berikut petikan wawancaranya dengan Liputan6.com.

2 dari 7 halaman

Allah dengan Sifat Feminin

Apa yang membuat Bapak tertarik membahas isu-isu soal kesetaraan gender dan menuliskan buku Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Alquran?

Ya, kita harus memberikan keberpihakan kepada mereka mereka yang terzolimi, tertindas. Dari pengamatan kami, perempuan sekarang ini mengalami ketidakadilan ya. Kenapa? Karena kalau kita bicara tentang agama, bicara tentang ekonomi, bicara antropologi, sosiologi, apa pun tema-tema pembicaraan kita, perempuan itu selalu berada di dalam posisi yang the second sex, begitu ya.

Padahal kok, aneh sama-sama manusia, laki laki dan perempuan. Sama-sama diciptakan dari unsur yang sama. Ya kan? Kenapa harus ada menjadi the second sex dan ada yang the first sex, ya kan?

Gender itu kan bahasa baru ya, dulu itu namanya womanisme. Womanisme itu suatu kecenderungan untuk memberikan pembelaan kepada perempuan. Tapi baru belakangan muncul gender, gender equality.

Di mana Bapak melakukan penelitian?

Jadi memang berdarah-darah ketika membuat buku itu, karena kami harus melakukan studi kepustakaan di berbagai negara, bahkan studi lapangan. Saya masih ingat itu setahun saya di Kanada, setahun di Belanda, kemudian juga setahun lebih di Amerika untuk menulis buku ini. Bahkan pernah meneliti di Timur Tengah, ke negara-negara Islam, juga sampai ke peradaban paling timur di Cina dan Jepang.

Dari penelitian itu saya yakin bahwa Tuhan itu lebih menonjol sebagai The Mother of God daripada The Father of God. Kenapa? Kita lihat Asmaul Husna, sifat-sifat Allah itu kan, 99 sifat itu 80% sifat feminin. Hanya 20 persen sifat maskulin. Itu pun jarang terulang dalam Quran. Halaman demi halaman Quran itu penuh dengan sifat-sifat feminin Allah.

Bayangkan 'Muttaqimah' Pendendam, 'Al Mutakabbir' Maha Sombong, itu sifatnya Allah, tapi hanya satu kali disebutkan dalam Quran. Bandingkan dalam 'Ar-Rahim', Maha Penyayang. 'Ar-Rahman, Ar-Rahim itu terulang 114 kali, Ar-Rahman 57 kali.

Jadi ini artinya apa? Intensitas Allah memperkenalkan diri-Nya lebih menonjol sebagai perempuan. Itu sangat kelihatan. Tapi anehnya, Tuhannya lebih kepada feminin, kitab sucinya lebih kepada feminin, dan nabinya pun juga lebih kepada feminin, umatnya kok maskulin, bahkan over maskulin, sampai teroris segala macamlah.

Kenapa bisa terjadi?

Saya jadi penasaran pada waktu itu, apa yang menyebabkan kok perempuan ini tersudutkan, padahal Tuhan-nya sedemikian akrab dengan perempuan, tapi seperti enggak mendapatkan tempat? Bahkan teologi misoginis yang di Eropa itu perempuan harus dibenci karena perempuan itu dianggap separuh iblis. Laki-laki harus dimuliakan karena laki-laki itu separuh Tuhan. Padahal dalam Quran itu equal, sangat paralel.

Nah, jadi lain penafsiran agama, lain kitab sucinya itu sendiri. Jadi lain terjemahan, lain kitab sucinya. Jadi ini perlu kita clear-kan. Jadi, apa yang berkembang di dalam budaya Timur Tengah itu bukan kata Quran, tapi itu interpretasi kulturalnya mereka terhadap Quran seperti itu. Nah, kita kan juga punya diri kita sendiri, ya kan? Jadi kita juga tentu perlu dong, ada culture right kita, ada kultur budaya kita itu apa? Kultur lokal kita juga berhak untuk menafsirkan Quran.

Misalnya, di Timur Tengah itu kan ada yang pakai cadar, ada pakai jilbab. Tapi kita di Indonesia ya cukup pakai mukena kok, karena yang diperintahkan Quran itu kan menutup aurat. Aurat itu, muka perempuan itu kan tidak termasuk aurat, kenapa harus ditutupin? Tapi kalau ada yang mau menutupi itu, apa namanya itu, cadar, itu monggo. Itu hak asasi kok. Itu choice ya, pilihan ya. Tapi jangan sampai nanti ada anggapan, wah itu Anda belum terlalu Islami karena belum pakai cadar, no.

Kalau seandainya cadar itu penting banget, bahkan wajib, misalnya, kenapa membatalkan haji? Kan tidak sah hajinya kalau orang pakai cadar tuh. Ini harus kelihatan pada saat orang itu wukuf di Arafah. Laki-laki enggak boleh pakai atap apa-apa, peci segala macem, itu harus pakaiannya tidak berjahit.

Nah, coba bayangkan kalau pakaian itu, cadar itu, memang itu yang paling terhormat dalam Islam, kenapa membatalkan haji ya? Jadi, pakai mukena itu sudah, sudah Islami. Nah, tidak mesti harus menyerupakan diri dengan orang Arab for the best muslim ya kan. Kita di Indonesia pakai sarung ya, Nabi pakai gamis, ya pakaian adatnya di sana. Tapi sarung dengan gamis sama-sama penutup aurat, ya kan.

 

3 dari 7 halaman

Posisi Perempuan dalam Islam

Jadi, bagaimana posisi perempuan dalam Islam?

Yang paling pertama harus berterimakasih dengan hadirnya Islam adalah perempuan. Bayangkan, dulu perempuan itu nggak pernah diaqiqah, yang diaqiqah itu kan laki-laki. Aqiqah itu pesta kelahiran laki-laki. Perempuan nggak boleh mendapatkan warisan, Islam datang, perempuan dapat warisan.

Dulu perempuan nggak boleh jadi saksi, dalam bisnis segala macam, Islam datang, perempuan juga boleh jadi saksi. Dulu kalau perempuan mati terbunuh, kasihan kita. Tapi kalau laki-laki mati terbunuh, tebus 100 ekor unta. Islam datang, perempuan juga harus ditebus, walaupun 50 ekor unta kan?

Dulu perempuan bisa dimadu sampai seratus kali. Jadi laki-laki bisa poligami sampai seribu orang, terserah kemampuannya. Islam datang, itu enggak boleh lagi, maksimum empat. Itu pun juga harus menjadi pintu darurat. Syaratnya harus benar-benar sangat ketat. Jadi, yang memanusiawikan perempuan itu adalah Alquran.

Jadi, perempuan yang menstruasi itu sembunyikan di tenda-tenda menstruasi atau di gua-gua. Sekarang nggak, perempuan menstruasi itu kan persoalan biologis biasa.

Kalau dulu kan orang menganggap bahwa darah menstruasi itu kan darah kutukan? Gara-gara Hawa menggoda suaminya sampai tergelincir meninggalkan langit kebahagiaan, turun ke bumi penderitaan, maka dia dikutuk. Jadi darah menstruasi adalah kutukan. Dalam Islam enggak, itu bukan darah kutukan, itu persoalan biologis biasa. 

Bapak sempat menjadi orang yang membela pada saat Ibu Megawati ingin menjadi Wakil Presiden dan Presiden, ketika ada pihak-pihak yang menentang perempuan jadi pemimpin, bagaimana ceritanya?

Ya, memang ketika Ibu Mega itu berkampanye untuk calon presiden, ditentang keras oleh kampus-kampus Islam terutama ya, ada yang membentangkan spanduk, 'lan yufliha qawm wallaw amrahum imra’atan', tidak akan pernah beruntung suatu kaum manakala kepemimpinan itu diberikan kepada perempuan. Ayatnya juga ada, 'arrijаlu qowwamuna 'аlan nisa, laki-laki pemimpin bagi perempuan.

Nah, lahir disertasi saya. Jadi sangat tepat ketika disertasi saya lahir dipertanggungjawabkan, tiba-tiba Ibu Mega menjadi calon presiden ditentang. Wah, saya ingat betul pada waktu itu, akhirnya disertasi saya juga sering dikutip oleh teman-teman dari PDI Perjuangan, itu kan.

Jadi kata Bu Megawati itu, saya belum tentu jadi Kepala Negara kalau bukan disertasinya Pak Nasar itu yang meng-counter ayat-ayat yang sering dipajang di kampus-kampus.

Adakah larangan dalam Alquran untuk perempuan yang ingin menjadi pemimpin?

Saya teliti betul, 'al-rijâlu qawwâmûna ‘ala al-Nisâ', di situ kan tidak berarti perempuan enggak boleh menjadi pemimpin. Nggak ada larangan perempuan untuk menjadi pemimpin di dalam Alquran.

Untuk apa Allah mendemonstrasikan ada pemimpin yang sangat hebat? 'laha arsyun adhim' (pemilik pemerintahan yang superpower). Ratu Balqis kan? Tiga surah dalam Quran menceritakan tentang Ratu Balqis. 'Baldatun thoyyibatun warabbun ghafur', negeri penuh pengampunan Tuhan ya, negeri sangat indah itu dipimpin oleh seorang perempuan, Ratu Balqis ya kan.

Nah, jadi seandainya perempuan enggak boleh menjadi pemimpin, kenapa Allah mempertontonkan ada perempuan hebat namanya Balqis ya, bisa menjadi pemimpin. Kemudian ayat yang saya bacakan tadi itu laki-laki pemimpin bagi perempuan, itu penafsirannya 'ar rujuliah' (sifat kelelakian).

Itu artinya apa? Sekarang kita sudah ubah ya terjemah Alquran itu, tadinya laki-laki pemimpin bagi perempuan, sekarang kita ganti laki-laki pendamping atau pelindung bagi perempuan. Nah kalau laki-laki pemimpin, perempuan dipimpin, yang memimpin kan laki-laki di atas.

 

 

4 dari 7 halaman

Poligami dan Pintu Darurat

Kemudian terkait poligami, banyak kaum wanita yang merasa bahwa perilaku itu merendahkan perempuan. Kalau menurut Prof sendiri bagaimana?

Pertama, kita melihat poligami itu jangan pada konteks sekarang, lihat pembolehan Quran kawin sampai empat, itu dalam konteks pada waktu turunnya Quran. Ada orang kawinnya sampai 100, ada namanya sahabat Nabi itu 100 istrinya. Nah, pokoknya maksimum hanya empat. Belakangan, persyaratannya ketat kan.

Kan ada ayat surat An-Nisa ayat 4 itu kan ya. 'Wa in khiftum alla tuqsitu fil-yatama fangkihu ma taba lakum minan-nisa'i masna wa tsulasa wa ruba'. Tapi di situ kan nggak ada titik di situ. 'Fa in khiftum alla ta'dilu, fawahidah'. Kalau kalian tidak sanggup untuk berlaku adil, cukup satu saja. Tapi syaratnya di situ kan al adl.

Dalam bahasa Arab itu bahasa Arabnya adil itu lain al-qist lain al-adl, al-qist itu artinya keadilan secara kuantitatif. Istri pertama rumahnya tipe 70. Istri keduanya tipe 70. Mungkin istri ketiga semuanya tipe 70, gajinya dibagi empat, misalnya kan. Itu adil secara kuantitatif, adil secara al-qist, persyaratan Quran-nya, bukan adil dalam arti al-qist, tapi adil dalam pengertian al adl.

Apa perbedaan al-qist dan al adl bahasa Indonesianya sama itu. Kalau al-qist itu keadilan kuantitatif, tapi kalau al adl keadilan kualitatif, apakah bisa seorang laki-laki menyamakan cintanya kepada istri pertama, kedua dan ketiga, empat? Kalau tanya laki-laki sanggup nggak membagi cintanya secara adil, sanggup ya kan?

Tapi tanya yang menciptakan laki-laki siapa? Tuhan kan? Apa kata Tuhan dalam surah An-Nisa, 'Wa lan tastaṭī'ū an ta'dilụ bainan-nisā`i walau ḥaraṣtum'. Enggak bakalan mungkin seorang laki-laki bisa berlaku adil terhadap para perempuan. Artinya apa itu, artinya karena kalau perempuan, kalau laki-laki enggak mungkin berlaku adil, ya jangan poligami. Jadi pada asasnya perkawinan itu misi monogami, bukan poligami.

Jadi, poligami itu harus dianggap hanya pintu darurat yang sangat darurat ya. Jadi enggak boleh sembarang alasan, poligami lagi poligami. Jangan nafsu yang menjadi ukuran, tapi keadilan di situ.

Apa syarat poligami dalam Islam?

Pertama, harus adil. Keadilan itu dilihat dari segi ukuran-ukuran standar keadilan itu sendiri, kan? Mampu enggak kita memberikan biaya terhadap istri-istri? Jangan hanya modal nafsu belaka, tapi enggak mampu memberi makan, menelantarkan anak-anak, ya kan. Ada ayat yang melarang kita untuk menelantarkan keturunan, iya kan?

Apa ayatnya surah An-Nisa itu? 'Walyakhsyalladziina law tarakuu min khalfihim dzurriyyatan dhi'aafan'. Hendaklah kalian itu khawatir terhadap generasi yang lemah yang Anda akan tinggalkan. Kita enggak boleh meninggalkan generasi lemah. Bagaimana enggak tercipta generasi lemah stunting dan sebagainya, kurang gizi. Kalau kemampuannya hanya membiayai satu istri dengan anak satu dua, tiba-tiba delapan anaknya pada masing masing dua, itu itu menelantarkan keluarga, keturunan. Tidak boleh dalam Alquran itu. Jangan memaksakan diri karena dorongan nafsu. Kawin lagi, kawin lagi. Di mana ada pulau di situ ada istrinya. Itu enggak boleh, harus ada izin.

Kalau Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, seseorang yang akan melakukan poligami harus ada izin dari istri pertamanya. Yang kedua, kalau ada pejabat harus minta izin kepada atasan langsungnya. Aku mau poligami boleh enggak, Pak?

Kemudian yang ketiga, harus sanggup memberi biaya terhadap istri dan anak-anaknya diukur oleh ukuran-ukuran objektif. Yang keempat, seorang laki-laki yang akan berpoligami itu betul-betul harus membagi keadilan kualitatifnya juga. Apa itu mungkin itu, agak hampir mustahil. Coba, ada nggak seorang istri normal mau memberikan izin suami kawin lagi.

 

5 dari 7 halaman

Hakikat Menyambut Ramadan

Kita sudah memasuki Bulan Suci Ramadan, bagaimana harusnya umat Islam menyambut bulan pengampunan ini?

Pertama, memang kita harus mempersiapkan diri menjemput Ramadan itu sejak bulan Rajab dan Sya'ban. Bentangkanlah karpet merah menjemput Ramadan mulai dari Rajab, Sya'ban. Terlambat kita menjemput Ramadan kalau besok Ramadan baru kita jemput. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan? Kalau ngomongin idealnya, jemputlah Ramadan di bulan Rajab, kan ada doanya, 'Allahumma bariklana fi rajaba wa Sya'ban wa ballighna Ramadhan', itu satu.

Yang kedua, kita juga harus membersihkan niat kita, minta maaf kepada kedua orangtua, mungkin kita pernah berdosa atau durhaka, minta maaf kepada suami, istri atau siapa pun yang ditempati bersalah. Tidak sumbing mulut ini kalau seorang pimpinan minta maaf kepada bawahannya atau sebaliknya bawahan minta maaf kepada atasannya. Nggak ada yang salah kalau kita minta maaf.

Jadi sebelum Ramadan membakar habis dosa-dosa kita, Ramadan artinya membakar hangus. Kenapa disebut Ramadan? Karena membakar hangus dosa-dosa yang pernah kita lakukan di masa lampau setelah kita tobat kan, dalam bentuk berpuasa dan dalam bentuk amaliah Ramadan.

Yang ketiga yang harus kita lakukan ya memang kita harus bayar utang yang belum pernah pernah diselesaikan ya, kembalikan handphone orang yang diambil tanpa sepengetahuannya. Minta maaf Pak, saya pernah memviral mem-forward yang negatifnya Bapak. Mohon maaf ya, itu kalau memang kita bisa lakukan itu bisa kita dapat opor Ramadan yang istimewa itu ya.

Kemudian selanjutnya Ramadan itu kita lakukan dengan tata caranya, kita berniat pada setiap malam, itu menurut Imam Syafi'i ya. Kalau menurut Abu Hanifah, sekali kita berniat di awalnya untuk satu bulan yang akan datang, kalau saya pakai dua-duanya, pakai niat Abu Hanifah saya berniat untuk sebulan penuh Ramadan ini karena Engkau Ya Allah.

Atau bahasa atau berniat versi Imam Syafi'i, 'Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati fardhu lillâhi ta'âla'. Saya berniat puasa Ramadan besok karena Allah. Niat itu harus bermalam kan? Tidak boleh nanti sahur baru berniat, sesudah tarawih baru berniat. Sebaiknya dobel niatnya supaya nanti kalau lupa nanti malam ketiga atau malam ketujuh kita lupa, itu sudah ter-cover oleh niat generiknya yang disampaikan pertama tadi ya kan?

Apakah niat itu harus diucapkan, tidak boleh di dalam hati?

Dalam hati juga boleh. Niat itu kan sebetulnya pekerjaan hati. Mulut itu cuma melantunkan apa dalam kata hati itu ya, dalam hati juga boleh. Jadi, nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla dalam hati, udah selesai. Tuhan Maha Tahu kan? Tanpa teriak-teriak juga Tuhan sudah tahu kok. 'Mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd'. Jangankan Allah, malaikat pun juga tahu isi hati kita kan? Apalagi Tuhan kan. 

Apakah Ramadan ini dapat dijadikan momen pemersatu untuk masyarakat yang masih terpolarisasi?

Benar, Ramadan itu memang momen persatuan ya. Kita buka puasa bareng ya, mungkin kita juga melakukan sesuatu yang sama. Ada buka berjamaah, kemudian juga kita salat tarawih bareng, kemudian kita juga melakukan pengajian bareng, dan sebagainya. Banyak sekali yang bisa kita lakukan dalam bulan suci Ramadan ini. Memberikan buka puasa bareng ya.

Belum lagi Idul Fitri, ada halal bihalalnya kan? Udahlah kita salam-salaman semuanya. Kalau kita salam-salaman satu sama lain, akhirnya orang tetangga kita yang setahun enggak pernah ngobrol itu, enggak pernah saling sapa, oke maaf ya, udah cair lagi kan? Jadi Ramadan itu prosesnya ice breaking untuk mencairkan sesuatu yang tadinya beku.

 

 

6 dari 7 halaman

Istiqlal Setelah Renovasi

Apa perbedaan signifikan Istiqlal sebelum dan sesudah Renovasi?

Pertama, Anda tidak melihat mobil diparkir di atas kan? Karena di bawah itu dua lantai basement-nya bisa menampung 800 mobil. Nggak ada motor diparkir di mana-mana.

Kemudian Anda juga tidak melihat pedagang kaki lima memacetkan jalan seperti pasar tumpah. Sekarang kita sudah bikin kulinernya tersusun rapi, sangat bersih, kemudian karpetnya karpet wol di atas dari Turki, kemudian tempat duduknya di mana-mana, lampunya pun diganti total. Lebih terang, bisa ngaji dengan Quran kecil, dulu nggak bisa. Sound system dulu susah nangkap apa kata penceramahnya, sekarang sudah sangat bening.

Kemudian juga dulu di bawah ini basement kumuh banget. Sekarang ini sudah marmer ya. Dulu taman-tamannya hampir nyaris nggak ada. Sekarang kita penuhi dengan tempat tanaman. Kemudian CCTV ini ada 140, jadi jangan coba-coba nyopet di Istiqlal, itu pasti ketahuan. Karena kita punya biometriknya, Jadi bila ada ponsel yang dicuri, komputer bisa mendeteksi orang itu sembunyi di mana, kecuali kalau melompat pagar.

Kami sudah punya sistem penangkapan, satpamnya jaga di pintu keluar itu. Begitu ada kode ini ada orang bajunya seperti ini, ini orangnya, sudah langsung ditangkap, masuk ke polisi, jangan dihakimi.

Kalau terkait dengan terowongan yang menghubungkan Istiqlal dengan Katedral bagaimana?

Itu terowongan toleransi, terowongan silaturahim. Pak Presiden sendiri yang ngasih nama terowongan silaturahim. Jadi kita join parking dulu. Teman-teman kita tetangga katedral itu susah dapat parkir karena kan Katedral dibangun sebelum merdeka. Tiba-tiba Indonesia sudah seperti ini, jadi mereka tidak punya tempat parkir.

Kita punya tempat parkir di bawah. Jadi di depan Katedral itu basement ada terowongan yang menghubungkan. Jadi taruh mobilnya di Istiqlal lewat terowongan masuk pas langsung di pintu masuknya Katedral. Jadi tidak ada di dunia ini terowongan silaturahmi seperti ini. Itu jualan kita, ikon yang sangat indah sekarang ini, ini model toleransi.

Walaupun kita mayoritas muslim mutlak di Indonesia, kita tidak pernah menganggap Katedral itu sebagai apa gitu yah. Kami disebut berseberangan dengan Katedral atau Katedral di seberang kami. Atau disebut kami berhadap-hadapan dengan Katedral. Semua itu konotasinya negatif. Saya selalu pakai, itu tetangga kami, enak kan? Jadi Islam itu jangan dicurigai melulu. Islam itu ya lihat Istiqlal itu.

Yang jelas terowongan ini luar biasa, karena bisa menembus dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Mungkin tidak terlalu panjang, tetapi ikonnya itu. Sekarang ini sedang kita rancang ornamen apa yang bisa mencerminkan adanya simbol-simbol toleransi dalam terowongan itu.

Sehingga terowongan itu bukan hanya lubang yang menghubungkan dua rumah ibadah, tapi ada ilmu di situ. Ada informasi yang sangat penting di situ. Makanya tuh ada diorama, ada TV besar. Kita klik meminta apa tentang Istiqlal, ada penjelasannya. Mau minta apa tentang Katedral juga ada penjelasannya. Jadi itu seperti pusat informasi lah. Tidak rugi kita masuk melalui terowongan Istiqlal.

 

 

 

 

7 dari 7 halaman

Bisa Jadi Lokasi Ngabuburit

Apa lagi yang baru di Istiqlal?

Hal lain yang perlu juga kita perkenalkan di Istiqlal adalah e-Istiqlal. Jadi semua mau apa pun bisa. Bisa diklik dalam ponsel kita kan? Itu e-Istiqlal. Apa pun tentang Istiqlal, website-nya, Instagram-nya, Tiktok-nya, dan seterusnya ada semuanya di Istiqlal. Nah, mau cari arah kiblat bisa di e-Istiqlal? Mau cari hadis di e-Istiqlal, mau cari ayat e-Istiqlal.

Pokoknya semua di Istiqlal itu ada. Tinggal pencet tombol-tombolnya ya. Di sini pun juga ada kliniknya. Jadi kalau ada yang sakit tiba-tiba, lengkap dengan ambulans, ada dua dan baru-baru semua. Kemudian ada pemadam kebakaran, yang juga bisa memangani bila ada yang kejepit tangga, ada yang kecebur di di sungai atau digigit ular.

Kemudian juga ada air minum gratis. Jadi kaya di Mekkah dan Madinah itu kan? Dan itu lebih bersih daripada air mineral yang dijual. Itu penelitian Dinas Kesehatan DKI dan bantuan dari BPPT. Kemudian ada pabrik sampah. Sampah itu enggak ada yang terbuang. Air wudhu yang dipakai berwudhu itu itu diolah kembali. Kemudian dipakai untuk nyiram tanaman. Jadi tidak ada yang terbuang. Sampah pun juga tidak berseliweran karena diolah menjadi sesuatu yang produktif, itu pabrik sampahnya di sebelah.

Dan dalam waktu dekat ini kita kerja sama dengan beberapa kementerian. Pak Sandiaga bekerjasama dengan kita untuk menjadikan Istiqlal sebagai pusat wisata religi. Kemudian juga Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi serta Kementerian Perindustrian, tentang industri apa yang bisa kita kembangkan untuk umat ini.

Lalu di sini sebentar lagi kita akan gelar Festival Istiqlal yang ke-3. Kalau dulu kan pengunjung Istiqlal itu 20 persen orang anak muda, 80 persen orang tua atau pensiunan. Sekarang 60 persen milenial, 40 persen orang tua. Caranya seperti apa? Inilah seninya bagaimana menghadirkan kaum muda di sini, dengan memfasilitasi band-nya, ada fasilitas kulinernya, ada fasilitas mainan segala macam yang produktif.

Artinya, Masjid Istiqlal pada Ramadan tahun ini sudah bisa menjadi lokasi ngabuburit ya?

Pusat kuliner terbesar di dekat Jakarta nanti akan ada di sini, ada sekitar dua setengah hektare yang menghadap ke sungai, yang menghadap ke mesjid. Jadi sambil nunggu waktu magrib, adzan atau usai shalat bisa ya lihat pemandangan Jakarta. Lampu-lampu malam dari Istiqlal sangat cantik.

Bagaimana dengan tempat penitipan sandal yang sebelumnya sempat bermasalah?

Nah, dulu di depan sana dibuat tangga. Itu pun rebutan gitu kan? Sekarang lihat, areal bersih Istiqlal begitu masuk pagar itu tempat penitipan sandal di mana-mana termasuk tas yang dijaga oleh pengamanan yang sangat canggih. Di sekeliling masjid ini penuh dengan penitipan sandal. Ada yang belum selesai, tapi pada umumnya sudah selesai.