Sukses

Survei: PDIP, Gerindra dan Golkar 3 Besar, Elektabilitas PSI 6,1 Persen

Indonesia Elections and Strategic (Index) Research merilis hasil survei tiga partai politik dengan elektabilitas tertinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Elections and Strategic (Index) Research merilis hasil survei tiga partai politik dengan elektabilitas tertinggi. PDIP di posisi teratas dengan elektabilitas 17,5 persen, disusul Gerindra 13 persen dan Golkar 8,3 persen. Sementara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di papan tengah dengan elektabilitas menembus 6 persen.

Sebanyak delapan parpol diprediksi lolos ambang batas (parliamentary threshold), sedangkan beberapa parpol terancam terpental dari Senayan. “PDIP, Gerindra, dan Golkar kembali menguasai tiga besar elektabilitas, sedangkan PSI menembus angka 6,1 persen,” ungkap peneliti Index Research, Reza Reinaldi, dalam siaran pers, Kamis (7/4).

Menurut Reza, kenaikan elektabilitas Golkar membuat posisinya kembali pada setahun yang lalu. Posisi Golkar sempat terancam oleh Demokrat yang mendulang lonjakan elektabilitas selama gonjang-ganjing KLB yang akhirnya gagal digulirkan.

“Ditambah dengan manuver Golkar untuk mendorong perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi 3 periode, sehingga mendulang dukungan dari pemilih Jokowi,” jelas Reza.

Selain Golkar dan PSI, kenaikan elektabilitas juga dialami oleh PKB (6,4 persen). PSI turut mendorong dilakukannya amandemen agar Jokowi berpeluang mencalonkan diri kembali pada Pilpres 2024. Sedangkan PKB mengusulkan penundaan pemilu, dengan alasan pandemi yang membuat situasi menjadi tidak normal dalam dua tahun lebih.

Di antara partai-partai oposisi, hanya Demokrat yang mengalami kenaikan elektabilitas (5,4 persen), sedangkan PKS turun (4,8 persen). Sejumlah parpol yang tergabung dalam koalisi pemerintah bersikap menentang wacana Jokowi 3 periode maupun penundaan pemilu.

Di antaranya Nasdem (4,1 persen), sedangkan parpol lain seperti PPP (2,1 persen) berada di bawah threshold 4 persen. PAN yang juga mendukung pemilu ditunda naik elektabilitasnya (1,5 persen), tetapi juga masih berjuang untuk menembus threshold agar bertahan di Senayan.

Sisanya adalah parpol baru, yaitu Partai Ummat (1,2 persen) dan Gelora (1,1 persen), serta parpol-parpol papan bawah. Ada Perindo (0,9 persen), Hanura (0,7 persen), PBB (0,4 persen), PKPI (0,3 persen), dan Berkarya (0,1 persen).

Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sedangkan pilihan lainnya yang mencerminkan dukungan terhadap parpol-parpol baru yang lain hanya 0,6 persen. Lalu masih ada 25,5 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Tercatat beberapa parpol baru yang ingin ikut berlaga, di antaranya Pelita yang didirikan oleh Din Syamsuddin dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang berisi loyalis Anas Urbaningrum. “Parpol-parpol harus mendaftarkan diri ke KPU untuk menjadi peserta pemilu,” ucap Reza.

 

2 dari 2 halaman

Survei

Survei Index Research dilakukan pada 21-30 Maret 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi, dipilih secara acak bertingkat, diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.

Margin of error ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.