Sukses

Dinas Pendidikan Tangsel Diminta Tindak Tegas Pelajar Terlibat Tawuran

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan meminta orangtua siswa untuk lebih aktif mengontrol dan mengatur aktivitas anak-anaknya, agar peristiwa tawuran tidak terulang.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diminta tegas terhadap anak atau pelajar yang menjadi pelaku tawuran. Pasalnya, akhir-akhir ini tawuran antarpelajar dan antar kampung semakin marak di wilayah tersebut.

"Kita Tangsel ini ketat. Kalau ada yang tawuran ketahuan, ya kami dari Pemkot bukan hanya skor saja. Kalau sudah parah ya bisa dikeluarkan dari sekolah," kata Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan ditemui, Jumat (8/4/2022).

Pilar juga meminta para orangtua siswa untuk lebih aktif mengontrol dan mengatur aktivitas anak-anaknya, agar peristiwa tawuran tidak terulang.

"Kami berharap dan melihat kalau dari kepolisian sudah bekerja keras. Cuma ini kesadaran, saya harap juga orangtua kasih pandangan, pelajaran buat anak-anaknya supaya jangan tawuran lah," kata Pilar.

Dia juga mengingatkan kelompok lingkungan di masyarakat, juga mengajarkan kebaikan kepada  remaja di Tangsel. Lingkungan, juga berperan dalam mencegah aksi kriminalitas dan kekerasan oleh pelaku anak-anak.

"Kalau masalah hukum kita serahkan kepada pihak kepolisian, jika ada unsur kriminalitas. Tapi kami sering mengimbau sama ke RT/RW, pemuka agama supaya ngasih tau adik-adik jangan tawuran. Tapi ternyata ya terulang, karena itu dianggapnya budaya diajarin dari abang-abangnya," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Jelang Sahur, Polisi Tangkap Belasan Remaja Terlibat Tawuran di Tangsel

Polisi mengamankan belasan remaja pelaku aksi tawuran dan balapan liar di daerah Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada saat menjelang sahur, Kamis (7/4/2022).

Pengamanan dua aksi yang meresahkan masyarakat tersebut terjadi di daerah sekitar Jurangmangu, Kota Tangerang Selatan. Peristiwa bermula saat polisi berpatroli rutin dan melihat belasan remaja tawuran.

"Pada saat patroli datang, mereka langsung bubar. Hanya sebagian kecil yang kedapatan kita amankan," ungkap Kapolsek Pondok Aren Kompol Dimas Aditya, saat dikonfirmasi Liputan6.com.

Dari aksi tersebut diamankan 12 remaja aksi tawuran. Saat dimintai keterangan, mereka berasal dari dua kelompok berbeda yang tidak saling kenal. Yakni Kelompok Jurangmangu dan Cikini.

"Mereka ini walau dari satu kelompok, tidak saling kenal. Jadi saat dicek handphonenya, mereka janjian (tawuran) dengan menggunakan grup whatsapp," kata Dimas.

Dari pengamanan 12 remaja tersebut, Polisi mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan untuk aksi tawuran. Seperti handphone lima buah, sarung yang digulung lima buah, tongkat stik golf, anak busur, petasan, hingga senjata tajam jenis arit dan cerurit.

"Yang membawa sajam ini tidak di bawah umur, usianya sudah 23 tahun. Membawa sajam ini kita lanjut, kita proses dengan Undang-undang darurat," tegas Dimas.

Sementara, belasan remaja lain yang masih di bawah umur, diberikan sanksi untuk memberikan efek jera. Seperti didata, sidik jari, pemanggilan orang tua, guru sekolah, hingga RT/RW sampai pihak kelurahan tempat belasan remaja tersebut tinggal.

"Lalu, petugas Binmas akan kembali datangi rumahnya. Nanti diundang juga RT/RW, tokoh agama, harapannya mereka tidak terlibat tawuran lagi," kata Kapolsek.

Selanjutnya, kepolisian akan mempertemukan dua kelompok yang terlibat aksi tawuran. Untuk saling mengenal, jabat tangan dan dengan harapan tidak terlibat lagi dengan aksi tawuran.

3 dari 4 halaman

Hendak Beli Nasi Goreng, Remaja di Bekasi Tewas Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran

DA (14), seorang pelajar di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tewas usai dikeroyok sekelompok remaja, Selasa 5 April 2022 dini hari WIB. Diduga korban menjadi salah sasaran aksi tawuran.

Korban dikabarkan mengembuskan nafas terakhir saat dilarikan ke rumah sakit. Terdapat sejumlah luka lebam di tubuh remaja malang yang menjadi korban tawuran itu.

"Saat dirujuk ke RSUD Kota Bekasi, anak saya dinyatakan sudah meninggal," kata Nurdin, ayah korban, kepada awak media.

Nurdin menjelaskan, di hari kejadian, korban diketahui keluar rumah untuk membeli nasi goreng sekira pukul 23.30 WIB. Namun, hingga menjelang sahur, korban tak kunjung pulang ke rumah.

Hingga akhirnya keluarga mendapat telepon yang mengabarkan jika sang anak tergeletak di pinggir jalan dengan tubuh terluka. "Tiba-tiba dikabari jam 01.30 WIB, anak saya sudah tergeletak di pinggir jalan," ujar Nurdin.

Saat dihampiri ke lokasi kejadian, korban sudah dalam kondisi tak sadarkan diri dan terdapat luka lebam di sekujur tubuhnya. Korban kemudian dilarikan ke RSUD Kota Bekasi, namun sayang nyawanya tak bisa tertolong.

"Di mata sama dada lebam, yang di dada itu sudah hancur di dalam, jadi sudah sempat keluar darah dari hidung. Yang paling parah itu mata, karena dihajar pakai balok," papar Nurdin.

4 dari 4 halaman

Tawuran hingga Tewas di Tangerang, Tiga Pelajar Jadi Tersangka

Polisi menetapkan tiga pelajar di Kota Tangerang sebagai tersangka tawuran maut. Seorang pelajar tewas terkena sabetan senjata tajam dalam insiden tersebut.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Komarudin menjelaskan, ketiga pelajar tersebut terlibat langsung dalam aksi pembacokan. Ketiganya berboncengan dengan satu motor saat membacok kepala korban dari belakang.

"Dari 24 orang yang diamankan, kami tetapkan 3 orang sebagai tersangka dan 2 di antaranya masih di bawah umur," ujar Kapolres, Rabu (30/3/2022).

Para tersangka tawuran pelajar berasal dari sekolah yang sama. Namun salah satu tersangka berinisial SG merupakan siswa drop out. Siswa tersebut diketahui baru saja dikeluarkan karena melanggar aturan sekolah.

"Kalau berdasarkan keterangan dari guru mereka, satu orang ini baru saja dikeluarkan karena membuat masalah di sekolah. Tapi masih sering ketemu dengan temannya yang lain," kata Kapolres.