Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Wiranto, bertemu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara terkait penundaan pemilu 2024 di Kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (8/4). Wiranto pun menjawab penundaan pemilu 2024 tidak mungkin, lantaran perlu adanya Amandemen UUD.
"Tadi teman-teman berdebat dengan itu. Maka jawabannya ya tidak mungkin. Mengapa? Yang pertama karena menyangkut UUD 1945, mengamandemen UUD itu persyaratannya berat sekali. Kalau di dalam persyaratan yang saya baca, itu kehendak masyarakat Indonesia. Yang dipresentasikan dalam majority di MPR," kata Wiranto usai bertemu BEM Nusantara.
Baca Juga
Dia menuturkan harus ada majority dalam MPR yang setuju bahwa perubahan di UUD 1945 mengenai jabatan Presiden. Wiranto pun meminta BEM Nusantara berpikir rasional.
Advertisement
"Kita gunakan rasio kita untuk mencoba apakah itu mungkin? Ternyata memang jawabannya tidak mungkin. Kenapa? Karena MPR itu kan DPR plus DPD. DPR sendiri dari 9 parpol hanya 3 parpol yang setuju mengubah itu. 6 parpol tidak setuju. Dibawa ke MPR, ditambah DPD, DPD tidak setuju. Jadi mana mungkin terjadi perubahan amandemen UUD 1945 mengenai jabatan presiden 3 periode?" bebernya.
Kedua, kata dia, sampai sejauh ini tidak ada kegiatan apapun di DPR. Lembaga pemerintah, lembaga pemilu, yang mengisyaratkan persiapan-persiapan penundaan pemilu pun tidak ada. Kemudian ketiga, Wiranto menuturkan pemerintah saat ini sedang sibuk dengan urusan melakukan penyehatan ekonomi nasional dalam situasi global yang tidak menguntungkan serta menyelesaikan mitigasi pandemi Covid-19.
"Jadi tidak ada sama sekali kehendak membahas perpanjangan masa jabatan 3 periode. Yang keempat, sudah berkali kali presiden menjawab kadang dianggap angin lalu saja terhapus hiruk pikuk joks dan pemberitaan lain," ungkapnya.
Jokowi Sudah Jawab 4 Kali Soal Penundaan Pemilu
Wiranto juga menjelaskan Jokowi sudah tidak ingin membahas terkait wacana tiga periode. Pertama pada 2019, Jokowi menolak perpanjangan masa jabatan itu. Dia menilai orang-orang yang melontarkan ide tersebut seperti menampar mukanya.
Kedua, kata Wiranto, Jokowi juga sempat menolak perpanjangan masa jabatan presiden. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak tertarik.
"Yang ketiga saat wacana penundaan pemilu beliau juga komentar saya patut taat kepada konstitusi. Bahkan yang terakhir tiga hari lalu beliau katakan para menteri sudah cukuplah jangan bicara lagi tentang pemilu jabatan 3 periode perpanjangan jabatan sudah cukup," bebernya.
"Artinya apa? Dengan ke-empat argumentasi ini sebenarnya sudah jelas wacana itu akan berhenti di wacana karena tidak akan dapat diimplementasikan diwujudkan dan dilaksanakan karena alasan alasan tadi itu," bebernya.
Dia pun mempertanyakan mengapa masih meributkan. Padahal menurut dia hal itu tidak bisa diperdebatkan dan akan menjadi sia-sia.
"Kita hanya menghamburkan tenaga yang tidak perlu padahal ada pekerjaan lain yang harus kita selesaikan," pungkasnya.
Sumber: Intan Umbari Prihatin / Merdeka.com
Advertisement