Liputan6.com, Jakarta - Aksi demo mahasiswa pada Selasa 11 April 2022 di Gedung DPR RI Senayan Jakarta berakhir dengan kericuhan. Sejumlah pihak pun angkat bicara.
Salah satunya Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang justru mengklaim demo depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat kemarin berjalan lancar dan kondusif.
"Alhamdulillah aksi hari ini berjalan dengan lancar dan kondusif, kami mulai aksi pukul 12.00 dan bubar pada pukul 15.30 WIB," ujar Koordinator Media BEM SI Luthfi Yufrizal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/4/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dijelaskan Luthfi, aksi kemarin merupakan lanjutan dari aksi BEM SI pada 28 Maret 2022 lalu yang intinya menolak wacana penundaan Pemilu atau amandemen Pemilu, mengkaji Ulang UU IKN hingga menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Kemudian ada pula Polri yang memastikan demo mahasiswa 11 April 2022 di sejumlah daerah diduga telah disusupi oleh kelompok anarko.
"Kalau saya melihat dari beberapa kutipan-kutipan video yang dikirim dari wilayah yang saat ini, juga masih didalami oleh Polda Metro Jaya, kelompk-kelompok Anarko masuk ke situ," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin 11 April 2022.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengecam adanya insiden kekerasan pada demo 11 April di depan Gedung Parlemen Senayan. Ia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus kekerasan ini.
"Saya mengutuk keras insiden kekerasan yang terjadi di tengah demo hari ini. Apapun alasannya, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan karena bertentangan dengan prinsip kemanusiaan," kata Puan, Selasa (12/4/2022).
Berikut sederet tanggapan berbagai pihak terkait aksi demo mahasiswa Selasa 11 April 2022 di Gedung DPR RI Senayan Jakarta berakhir dengan kericuhan dihimpun Liputan6.com:
1. BEM SI
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengklaim jika demonstrasi yang digelar di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (11/4), berjalan lancar dan kondusif.
"Alhamdulillah aksi hari ini berjalan dengan lancar dan kondusif, kami mulai aksi pukul 12.00 dan bubar pada pukul 15.30 WIB" Ujar kata Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/4/2022).
Menurutnya, aksi kemarin merupakan lanjutan dari aksi BEM SI pada 28 Maret 2022 lalu yang intinya menolak wacana penundaan Pemilu atau amandemen Pemilu, mengkaji Ulang UU IKN hingga menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Dia pun menyebut jika apa yang menjadi tuntutan telah diterima langsung oleh Pimpinan DPR RI, Sufmi Dasco, Rahmat Gobel, dan Lodewijk di dampingi Kapolri RI, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Aspirasi ini murni dari suara Rakyat untuk disampaikan ke Wakil Rakyat, kami meminta pimpinan DPR di sini mewakili suara Rakyat bukan suara partai politik," katanya.
Adapun kerusuhan yang muncul pasca kedatangan para petinggi DPR dan Kapolri, Lutfhi menyebut kerusuhan itu bukan terjadi oleh massa BEM SI, tetapi pihak oknum provokator dan penyusup.
"Kerusuhan itu bukan oleh kami dari BEM SI, aksi kami damai dan sudah tersampaikan aspirasinya dengan baik. Setelah kami bubar, baru mulai berdatangan oknum provokator dan penyusup," tutup Luthfi.
Advertisement
2. Pangdam Jaya
Panglima Kodam Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen Untung Budiharto berharap demo 11 April 2022 yang berujung kericuhan menjadi aksi yang terakhir saat bulan ramadan.
"Saya berharap unjuk rasa kali ini yang terakhir," kata Untung saat jumpa pers di komplek Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin malam 11 April 2022.
Harapan itu, lanjut Untung, karena aksi yang seharusnya berlangsung damai banyak disusupi dan diprovokasi oleh orang di luar masa aksi, berujung terpancingnya eskalasi aksi berujung ricuh.
"Kita ketahui bahwa dalam kedamaian itu ada orang yang ingin memprovokasi mahasiswa yang berniat baik menyampaikan aspirasinya," ujarnya.
"Aspirasi sudah diterima, saya kira respons pemerintah sudah untuk melaksanakan keinginan para unjuk rasa sehingga bulan suci yang kita lalui bisa berjalan dengan baik. Jangan sampai ada pertumpahan darah," jelas Untung.
3. Polri
Polri memastikan demo mahasiswa yang digelar pada 11 April 2022, di sejumlah daerah diduga telah disusupi oleh kelompok anarko. Diketahui, saat ini sudah ada beberapa orang yang diamankan aparat kepolisian saat demo berlangsung.
"Kalau saya melihat dari beberapa kutipan-kutipan video yang dikirim dari wilayah yang saat ini, juga masih didalami oleh Polda Metro Jaya, kelompk-kelompok Anarko masuk ke situ," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin 11 April 2022.
Menurutnya, hal itu disebutnya berdasarkan dari identitas serta pakaian khas yang kerap dikenakan oleh kelompok anarko.
"Dari identitas bajunya, kemudian kekhasannya dia, ini yang masih didalamkan rekan-rekan Polda Metro Jaya dan juga beberapa wilayah," ujarnya.
Ia berharap, ke depannya ingin dalam menyampaikan pendapat di muka umum sesuai dengan Undang-Undang nomor 9 tahun 1998. Kendati demikian, Polri mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan, perlindungan, pengamanan dan pengawalan dalam kegiatan aksi mahasiswa tersebut.
"Tentunya harus ada kerja sama, harus ada komunikasi. Jangan sampai terulang kembali kejadian-kejadian yang telah lalu. Disusupi oleh orang-orang tak bertanggung jawab, akhirnya terjadi kontak fisik dan terjadi pengrusakan-pengerusakan yang betul-betul ini sangat kita sesali," ungkapnya.
"Yang jelas, aparat keamanan secara umum mampu mengendalikan pelaksanaan, pengawalan, dan menjaga aksi unjuk rasa dapat berjalan dengan baik," tutupnya.
Advertisement
4. Ketua DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani mengecam adanya insiden kekerasan pada demo 11 April di depan Gedung Parlemen Senayan. Ia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus kekerasan ini.
"Saya mengutuk keras insiden kekerasan yang terjadi di tengah demo hari ini. Apapun alasannya, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan karena bertentangan dengan prinsip kemanusiaan,” kata Puan, Selasa (12/4/2022).
Puan menyebut kekerasan dan kericuhan yang terjadi di demo telah mencoreng niat baik mahasiswa menyampaikan aspirasi secara damai.
"Maka untuk menjaga kewibawaan hukum, kami meminta penegak hukum menyelesaikan tuntas perkara ini. Hukum tidak boleh dikangkangi oleh para pelaku kekerasan,” kata Puan
"Tindakan seperti itu tidak dapat dibiarkan karena telah menodai niat awal adik-adik mahasiswa yang sedang menyalurkan aspirasi secara damai," sambung Puan.
Puan juga meminta pelaku provokasi dihukum tegas agar tak mencoreng demokrasi.
"Jangan sampai demokrasi tercoreng oleh tindakan oknum-oknum tertentu yang ingin memanfaatkan momen aksi demo untuk tujuan tidak baik,” katanya.
Selain itu, Puan mengklaim DPR siap menampung aspirasi mahasiswa terkait penolakan terhadap penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Aspirasi mahasiswa tadi juga sudah diterima DPR dalam pertemuan perwakilan mahasiswa dengan pimpinan DPR," jelas Puan.