Liputan6.com, Jakarta - Dosen Universitas Indonesia (UI) sekaligus pegiat media sosial, Ade Armando kini dalam perawatan intensif Rumah Sakit Siloam, Jakarta usai dikeroyok sejumlah orang hingga babak belur saat berada di tengah-tengah massa aksi demo di depan Gedung DPR, Senayan, Senin, 11 April kemarin.
Diketahui, lewat sejumlah foto yang beredar, dosen ilmu komunikasi UI tersebut tampak dibopong sejumlah aparat dengan kondisi kepala terluka dan mengeluarkan darah. Saat itu dia bahkan nyaris telanjang karena tinggal kaus hitam dan celana dalam yang dikenakan.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum aksi penganiayaan terjadi oleh terduga massa demonstran, Ade Armando diketahui memang terlihat bergabung bersama para pendemo. Ia datang ke lokasi demo di depan Gedung DPR bersama tim Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS).
Ade mengaku kedatangannya saat itu ingin mengawal dan memberi dukungan kepada mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya lewat empat tuntutan yang disuarakan. Pria kelahiran Jakarta 1961 tersebut bahkan sempat diwawancarai media massa.
Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB, situasi berubah menjadi provokatif. Tanpa alasan yang jelas, seorang wanita menghampiri Ade Armando lalu memakinya. Aksinya membuat massa yang berdemo semakin terpancing.
"Pukul 15.41 Ade Armando dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR. Kemudian didatangi massa yang mendorong-dorong Ade Armando. Kemudian Tim liputan bergeser ke sebelah kiri depan gedung DPR. Mereka hendak meninggalkan lokasi karena sudah tidak kondusif," jelas Nong Darol Mahmada, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Senin malam, 11 April kemarin.
Apa yang dialami Ade Armando membuat sejumlah tokoh angkat suara. Andre Rahadian, selaku Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) mengecam aksi penganiayaan tersebut dan minta polisi mengusut tuntas hingga para pelaku ditangkap.
"Iluni UI mengecam segala bentuk kekerasan di kegiatan Aksi yg digerakkan mahasiswa pada 11 April serta menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa salah seorang dosen yang juga alumni UI Ade Armando," kata Andre dalam keterangan tertulisnya, Senin, 11 April.
Lantas, seperti apa kondisi terkini Ade Armando pascamengalami pengeroyokan hingga mendapat perlakuan tidak manusiawi dari sekelompok massa demo 11 April kemarin?
Ade Armando Sempat Muntah
Ade, yang pada saat itu menjadi korban serangan massa di demo 11 April 2022 berhasil diselamatkan polisi usai insiden tersebut. Ade bahkan sempat mengalami muntah darah. Hal ini diungkap Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada.
"Ade Armando baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18.00 sampai ke RS," ungkap Nong, Senin 11 April malam.
"Dia menderita luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur badannya. Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," lanjutnya.
Ade Armando berhasil diamankan ke Gedung DPR dan mendapat pertolongan dokter polisi pada jam 16.00. Saat itu, kondisi Ade Armando masih bisa berkomunikasi dengan pihak keluarganya.
"Kami berharap pihak aparat secepatnya menangkap pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando. Sebab ini bukan insiden biasa. Ini adalah sejenis ancaman bagi siapa saja yang berusaha merawat akal sehat di Indonesia," tegas Nong Darol Mahmada.
Sebelum aksi pengeroyokan terjadi, Ade Armando diketahui mendatangi Gedung DPR/MPR RI, Senin 11 April. Dia mengaku tidak berniat ikut aksi.
"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," ujar Ade kepada wartawan di lokasi.
Dia menolak perpanjangan masa jabatan presiden. Pasalnya, pemerintah, KPU, dan DPR sepakat pemungutan suara jatuh pada 14 Februari 2024.
"Siapa pun partai politik masih berpikir untuk memperpanjang 3 periode harus tahu bahwa masyarakat enggak suka sama itu," kata Ade Armando.
Advertisement
Ade Armando Belum Bisa Komunikasi
Ade Armando saat ini masih terbaring di rumah sakit usai babak belur dikeroyok massa yang berada dalam aksi mahasiswa 11 April di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Sejauh ini, kondisinya belum dapat komunikasi.
"Ade Armando belum dapat berkomunikasi. Masih di ruang HCU," tutur Nong saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (12/4/2022).
Menurutnya, dokter masih secara intensif memantau perkembangan kondisi Ade Armando. Dirinya pun mengaku tengah berada di rumah sakit.
"Masih di ruang HCU Rumah Sakit Siloam dan masih terus menerus dipantau kondisinya perkembangannya oleh dokter. Sekarang juga saya sedang bersama dokter yang menangani Bang Ade. Jadi masih terus dipantau dan belum boleh ada yang menjenguk karena masih berada di ruang HCU," jelas Sekjen PSI ini.
Sesuai dengan beredarnya video pengeroyokan Ade Armando, kondisinya terdiagnosa dokter cukup memprihatinkan. Selain mengalami lebam di sekujur tubuh, dia juga menderita pendarahan otak.
"Itu kan memang kelihatan babak belur gitu kan. Kelihatan lebam-lebam, bahkan sampai di belakang paha Ade Armando ada bekas terseret. Terus menerus dipantau termasuk pendarahan di otaknya itu," Nong menandaskan.
Diketahui, Ade Armando menjadi korban penganiayaan saat massa mengikuti unjuk rasa di depan Gedung DPR RI.
Ade dianiaya massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang dikenakannya hilang.
Dosen UI itu juga mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika dia menerima amukan massa. Ade Armando lantas dievakuasi petugas dan massa lain ke tempat yang lebih aman.