Liputan6.com, Jakarta Beredar pesan yang menyatakan Luqman Hakim dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI.
Dalam pesan itu, Luqman disebut membuat marah Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Salah satunya dianggap menentang keputusannya untuk melakukan penundaan Pemilu 2024.
Baca Juga
Luqman juga dikatakan berbeda sikap dengan Cak Imin soal dukungan calon Ketum PBNU saat itu antara Gus Yahya dan Said Aqil Siradj. Selain itu, Luqman memilih tetap bertahan sebagai Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor meski Cak Imin telah menempatkan Ansor sebagai lawan politik.
Advertisement
Pesan tersebut diterima merdeka.com pada Rabu (13/4/2022) dini hari. Diakhir pesan tertulis atas nama Juru Bicara DPP PKB.
Ketika dikonfirmasi, Luqman membenarkan telah dirotasi dari Komisi II ke Komisi IX DPR RI. Posisi Luqman yang sebelumnya menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR RI digantikan oleh Yanuar Prihatin.
"Hari Selasa Tanggal 12 April 2022 kemarin, saya menerima dua surat tembusan dari Pimpinan F-PKB DPR RI. Satu surat berisi Perpindahan Anggota Komisi, dimana saya dipindahkan dari Komisi II ke Komisi IX. Satu surat lainnya berisi Pergantian Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari FPKB DPR RI, dimana saya digantikan oleh Senior saya, Sahabat H. Yanuar Prihatin, M.Si," kata Luqman lewat pesan tertulis kepada merdeka.com, Rabu (13/4/2022).
Siap Ditempatkan
Luqman mengaku siap ditugaskan dimanapun oleh pimpinan partai. Menurut dia, posisi barunya dari semula di bidang pemerintahan dipindah ke kesehatan merupakan tantangan baru.
"Sebagai kader PKB, saya selalu siap ditugaskan dimana pun. Saya berterimakasih kepada Pimpinan FPKB DPR RI atas penugasan ini, karena telah memberi kesempatan kepada saya untuk memperoleh pengalaman dan tantangan baru sebagai anggota Komisi IX," ucapnya.
Luqman tak menjelaskan bahwa pemindahannya ini karena memang membuat Cak Imin marah.
Dia mengaku, pemindahan tugas ini semata karena kebutuhan tour of duty untuk makin meningkatkan kinerja mesin politik FPKB DPR RI dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
Menurutnya, tak ada pertimbangan-pertimbangan lain di luar kebutuhan penyegaran organisasi.
"Sekali lagi, tour of duty itu hal biasa! Kalian tidak usah ribut," jelas Luqman.
Advertisement
PKB Tetap Pilih Cak Imin jadi Capres
Sementara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memutuskan untuk mengusung ketua umumnya, Abdul Muhaimin Iskandar atau kini merebranding namanya menjadi Gus Muhaimin sebagai calon presiden (capres) 2024.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan bahwa seluruh jajaran pengurus PKB di semua tingkatan sudah satu suara mencalonkan dan mendukung Gus Muhaimin sebagai capres 2024.
"Gus Muhaimin juga sudah setuju karena ini pemilu serentak harus ada simbol capres dari parpol," ujar pria yang akrab disapa Gus Jazil di Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan bahwa partai politik adalah pilar demokrasi. Karena itu, PKB ingin memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana cara berdemokrasi yang baik.
"Tugas parpol salah satunya adalah melahirkan pemimpin, presiden. Gus Muhaimin adalah ketua umum parpol, masa Pak Muhaimin nyalon bupati? Bupati itu jatahnya ketua DPC. Tradisi itu harus dibangun, termasuk di PKB dan parpol lain karena itu bagian dari penghargaan seseorang yang aktif di dunia politik, di kepengurusan politik," kata Guz Jalil.
Ketum Parpol Harus Nyalon
Menurut Gus Jazil, langkah ini menjadi sangat penting untuk menjadikan demokrasi berjalan dengan sehat.
"Majunya Pak Muhaimin sebagai capres dan didorong oleh kita semua, sebenarnya ingin memperkuat pilar-pilar itu. Ingin memperkuat bahwa parpol juga bisa diandalkan untuk bisa melahirkan seorang capres," kata di. Gus Jazil menegaskan, hal ni penting karena saat ini banyak ketua umum parpol yang tidak berani maju sebagai capres.
"Ketum parpol nggak nyalon presiden, terus mau ngapain? Tapi ketum parpol nyalon dibilang, lho kok berambisi?. Terus ketum parpol yang nggak nyalon presiden itu lho mau ngapain?," kata dia.
Menurutnya, sebagai bagian institusi demokrasi, parpol harus terus diperkuat, termasuk dalam melahirkan calon pemimpin yang layak, dapat dipercaya dan dapat menjalankan amanah sebagai pemimpin yang baik.
Gus Jazil mengatakan, langkah Gus Muhaimin yang sudah menyatakan maju sebagai capres adalah langkah yang gentle.
"Pak Muhaimin saya suka karena gentle. Publik bisa memberikan masukan, bisa menilai, juga bisa memberikan pertimbangan ke beliau. Lebih fair menurut saya daripada bilang enggak-enggak, ujungnya iya juga," kata dia.
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com
Advertisement