Sukses

DPW PPP DKI Usung Anies dan Khofifah Maju Pilpres 2024

Rekomendasi itu berangkat dari keberhasilan Anies Baswedan yang mampu menekan polarisasi yang sempat terjadi di Jakarta sebagai akibat Pilkada 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta mengusung Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa untuk maju di Pilpres 2024 karena dinilai berhasil memimpin daerah dan mampu meredam polarisasi masyarakat.

"Keduanya terbukti berhasil dalam kepemimpinannya sebagai kepala daerah dan memiliki visi keumatan dan kebangsaan yang sejalan dengan visi PPP," kata Pelaksana tugas (plt) Ketua DPW PPP DKI Jakarta Farhan Hasan Al Amri dalam temu wartawan seusai Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (14/4/2022).

Khusus untuk Anies, lanjut Farhan, rekomendasi tersebut berangkat dari keberhasilan Anies Baswedan yang mampu menekan polarisasi yang sempat terjadi di Jakarta sebagai akibat Pilkada 2017.

"Pak Anies Baswedan telah membuktikan justru di pusat polarisasi yakni di Jakarta, Pak Anies berhasil mengurangi polarisasi," ucapnya, dilansir Antara.

Lebih lanjut, Farhan menyebutkan bahwa pada 2017 lalu, PPP memang tidak mendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, namun Abraham Lunggana sebagai salah satu elit PPP di Jakarta mendukung Anies Baswedan, walau akhirnya harus hijrah dulu ke PAN.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Dekat dengan Ulama

Selain itu, kedekatan dengan ulama juga menjadi salah satu alasan untuk mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

"Setelah berakhirnya Pilkada DKI memang kami punya kedekatan yang baik karena PPP isinya banyak kiai dan ulama serta habaib yang mana pak Anies Baswedan sendiri kedekatannya dengan kiai ulama dan habaib tidak perlu kita ragukan," ucapnya.

Sementara untuk Khofifah, kata Farhan, PPP memandang layak menjadi calon wakil presiden karena yang bersangkutan mewakili perempuan dan tokoh dari PP Muslimat NU.

"Dan tentunya kedekatan ibu Khofifah dengan para ulama, para habib itu luar biasa. Dan itulah yang membuat sahabat-sahabat semuanya itu sangat yakin untuk mencalonkan ibu Khofifah menjadi cawapres," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Duetkan Anies-AHY

Partai Demokrat memandang ada peluang untuk menjodohkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dalam Pemilu 2024 di pertarungan Pemilihan Presiden nanti.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Demokrat Herzaky Mahendra Putra memandang, duet pasangan Anies-AHY sangat terbuka. Meski demikian, duet putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini dengan tokoh lain juga sama terbuka.

"Apakah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono akan berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024, tentunya kemungkinan ini sangatlah terbuka. Seperti halnya kemungkinan AHY berpasangan dengan tokoh-tokoh nasional lainnya," kata Herzaky, Sabtu (9/4/2022).

Menurut dia, banyak aspirasi masyarakat yang menginginkan AHY maju bersama dengan Anies di Pemilu 2024. Bahkan, kedua tokoh ini merupakan kawan lama, teman berdiskusi dan berdialektika.

 

4 dari 4 halaman

Masih Cair

Diketahui, pasangan Anies Baswedan -Agus Harimurti Yudhoyono mendapat dukungan tertinggi dalam simulasi pasangan Pilpres dari survei SMRC yang dirilis Kamis (7/4/2022).

Duet Anies-AHY unggul tipis dari simulasi pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto. Hasilnya, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono memperoleh dukungan 29,8 persen, Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto 28,5 persen, dan Prabowo Subianto-Puan Maharani 27,5 persen.

"Bahkan jauh sebelum terjun ke politik, membahas permasalahan-permasalahan terkini bangsa, dan visi Indonesia ke depan. Ada chemistry yang sangat baik di antara keduanya," jelas Herzaky.

Namun, Herzaky mengatakan, diskusi dan upaya terkait Pilpres 2024 masih sangatlah cair.

Kata dia, saat ini bagi AHY dan Demokrat lebih prioritas menjalin komunikasi dengan berbagai elemen bangsa dan tokoh-tokoh nasional untuk menanggulangi pandemi dan memulihkan ekonomi nasional.

"Apalagi, penentuan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sangatlah tergantung dinamika koalisi parpol yang akan terbentuk untuk Pilpres 2024. Persyaratan ambang batas presiden 20 persen membuat parpol-parpol harus berkoalisi untuk mengusung capres dan cawapres," jelas Herzaky.