Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kedatangan Rektor Monash University Indonesia Prof. Andrew MacIntyre di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 14 April 2022.
Prof Andrew Macintyre datang bersama dengan Wakil Rektor Monash University, Prof Margaret Gardner dan Chief Operating Officer Monash University Indonesia, Tantia Dian Permata Indah.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mengadakan pertemuan yang sangat positif dengan Presiden, kami mendapat dorongan yang sangat kuat dan dia berbicara dengan sangat antusias tentang kemajuan yang telah kami capai," ujar Macintyre dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis.
Dalam pertemuan itu, Macintyre menekankan pentingnya kemitraan dengan universitas-universitas Indonesia lainnya, dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, dan dengan instansi pemerintah Indonesia di semua tingkatan.
"Karena tujuan bersama kita semua adalah berkontribusi untuk kesuksesan Indonesia," jelas dia.
Sementara itu, Prof Margaret Gardner menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah menjadi pendukung besar bagi perluasan pendidikan tinggi di Indonesia.
Dia pun mengucapkan terima kasih atas dukungan Jokowi dan pemerintah Indonesia untuk Monash University Indonesia menjadi universitas asing pertama di Indonesia.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan Presiden dan dukungan pemerintah Indonesia untuk Monash University Indonesia menjadi universitas asing pertama di Indonesia," jelasnya.
"Dan kami berdiskusi dengannya tentang rencana masa depan dan bagaimana kami akan berkontribusi untuk Indonesia," sambung Gardner.
Berharap Kembangkan SDM
Sementara itu, Chief Operating Officer Monash University Indonesia Tantia Dian Permata Indah menuturkan bahwa Presiden Jokowi juga mengharapkan kontribusi Monash untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan transformasi digital.
Dia pun menegaskan, bahwa itulah tujuan Monash University Indonesia. Artinya sejalan dengan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini.
"Hal itu menjadi salah satu tujuan utama kami sebagai Monash University Indonesia untuk mewujudkan tantangan tersebut dan sejalan dengan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah," tutur Tantia.
Diketahui, Presiden Jokowi memang acap kali mengingatkan akan pentingnya mengembangkan SDM terlebih untuk menghadapi tantangan saat ini dan ke depannya.
Terlihat saat Jokowi meresmikan Gedung Tower Ki Hadjar Dewantara dan Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (11/3/2022).
Advertisement
Pesan Jokowi
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara langsung meresmikan Gedung Tower Ki Hadjar Dewantara dan Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (11/3/2022). Dalam peresmian tersebut, Presiden RI juga didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa organisasi, pendidikan tinggi serta universitas sangat penting melakukan perubahan dan percepatan dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM).
"Karena dunia berubah begitu sangat cepatnya. Ilmu pengetahuan juga berkembang sangat cepat sekali. Dan harus diikuti dengan program pendidikan yang dinamis dan cepat. Risetnya cepat berubah sesuai dengan tantangan yang ada," kata Joko Widodo, Jumat (11/3/2022)
Presiden menekankan, Indonesia hanya punya waktu dua tahun untuk urusan SDM dalam mengejar perubahan dan percepatan dunia.
"Saya membayangkan, kita ini hanya punya waktu dua tahun urusan SDM untuk mengejar dan itu hanya punya waktu dua tahun. Berani berubah atau tidak dalam dua tahun ini, kalau tidak nanti dalam bonus demografi tahun 2030-2035 habis kita, kalau tidak cepet berubah," ucapnya.
Program Kampus Merdeka Era Jokowi
Presiden Joko Widodo dinilai sukses dalam membangun Sumber Daya Manusia berbasis digital. Sejumlah program yang dibuat era Presiden Jokowi untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) unggulan seperti Digital Leadership Academy (DLA), Merdeka Belajar, hingga Kampus Merdeka.
Program digitalisasi Presiden Jokowi ini diapresiasi oleh banyak pihak. Salah satunya dari Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan.
Fauzan mengatakan program-program ini adalah upaya pemerintah untuk membangun SDM yang unggul dan memiliki daya saing dengan bangsa luar. Menurutnya kebijakan Jokowi ini wajib didukung.
“Program DLA harus didukung. Karena memang ini adalah untuk menyiapkan SDM yang hidup di masa depan yang akan datang,” ujar Fauzan.
Fauzan optimis, lewat program yang ada akan melahirkan SDM-SDM yang mampu membawa masa depan Indonesia lebih baik. Ia mengapresiasi percepatan pembangunan SDM di era digital melalui program yang digagas oleh Jokowi.
"Jadi saat ini kita memang harus waktunya menyiapkan SDM yang akan mampu membawa Indonesia ini ke peradaban yang lebih baik," kata dia.
Advertisement