Sukses

Terminal Kampung Rambutan Berencana Buka Gerai Vaksinasi Booster

Namun pihaknya memberikan imbauan kepada calon pemudik untuk melakukan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga terlebih dahulu sebelum pulang ke kampung halaman.

Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, berencana membuka gerai vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster untuk melayani penumpang pada arus mudik.

Kepala Terminal Bus Kampung Rambutan, Yulza Ramadhoni mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dalam membuka gerai vaksinasi COVID-19 tersebut.

"Untuk gerai 'booster', nanti kami akan bekerjasama lebih lanjut dengan Dinas Kesehatan penyediaan gerai vaksin 'booster' untuk masyarakat yang akan melakukan mudik," kata Yulza Ramadhoni di  Jakarta, Sabtu (16/4/2022).

Namun pihaknya memberikan imbauan kepada calon pemudik untuk melakukan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga terlebih dahulu sebelum pulang ke kampung halaman.

"Jadi jauh-jauh hari sudah melakukan 'booster', baik nanti yang kita sediakan di terminal maupun di lingkungan masing-masing seperti di Puskesmas," ujar Yulza yang dilansir dari Antara.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jelang Keberangkatan

Apabila vaksinasi booster dilakukan menjelang keberangkatan, dikhawatirkan mengganggu kondisi fisik pemudik lantaran reaksi yang ditimbulkan.

"Perlu kami sampaikan kalau ingin melakukan vaksin booster sebaiknya jauh-jauh hari supaya tidak ada nanti KIPI untuk masyarakat itu sendiri," tutur Yulza.

Dia mengatakan, pihaknya juga akan mendirikan posko mudik Lebaran 2022 pada 25 April mendatang untuk memberikan pelayanan dan pengamanan dalam arus mudik tahun ini.

"Persiapan kita nanti di tanggal 25 (April) akan mempersiapkan pos pelayanan atau pos pengamanan bekerja sama dengan pihak kepolisian, TNI maupun Satpol PP," kata Yulza.

3 dari 4 halaman

Booster Meningkat

Sejak jadi syarat mudik Lebaran 2022, menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, cakupan vaksinasi booster semakin tinggi. Ini membuktikan animo masyarakat yang vaksinasi booster untuk mudik Lebaran meningkat.

"(Capaian) vaksinasi booster makin lama makin tinggi, terutama saat Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan mudik harus booser," kata Budi Gunadi dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektor Terkait Persiapan Mudik Lebaran 2022 di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta pada Kamis, 14 April 2022.

"Jadi, masyarakat mulai tahu bahwa mudik harus booster."

Berdasarkan data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19 per 14 April 2022, cakupan vaksinasi dosis ke-3 atau booster bertambah 813.125 dengan totalnya melebihi 29 juta atau 29.213.567 orang.

Per 15 April 2022, data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, penerima booster naik menjadi 29.687.453 orang (14,25 persen).

Adanya vaksinasi booster diharapkan memberikan perlindungan optimal, terutama perjalanan mudik Lebaran yang masif. Perlindungan dari vaksinasi booster tidak hanya untuk diri, melainkan orangtua, lansia maupun kelompok rentan, baik saat bertemu melakukan perjalanan mudik atau setibanya di kampung halaman.

4 dari 4 halaman

Naik Pesat

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, perkembangan capaian vaksinasi booster mengalami kenaikan drastis. Percepatan vaksinasi booster, khususnya untuk mudik Lebaran terus dilakukan.

"Kita melihat penambahan yang cukup signifikan untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster. Kita berharap dengan upaya percepatan, terutama mengantisipasi mudik dan pasca mudik," papar Nadia saat konferensi pers Update Perkembangan COVID-19 di Indonesia, ditulis Jumat (15/4/2022).

"Harapannya, dapat memberikan perlindungan yang lebih baik lagi kepada seluruh masyarakat, terutama yang akan melakukan mudik, maka program program vaksinasi ini kita lakukan percepatan."

Vaksinasi booster juga mengurangi dampak dari tingkat keparahan dan kematian akibat COVID-19.

"Kita tahu perlindungan vaksinasi ini akan mengurangi dampak terhadap tingkat keparahan maupun kematian akibat COVID-19," sambung Nadia.Â