Liputan6.com, Bekasi Ajang MotoGP Mandalika yang berlangsung di Nusa Tenggara Barat pada bulan Maret lalu telah memberikan kesan mendalam bagi pesantren Thariqul Jannah Kota Bekasi, Jawa Barat. Salah satu dari pesantren yang masuk dalam program OPOP (One Pesantren One Product) Juara ini, berhasil memikat para pengunjung MotoGP Mandalika
Produk seprai dan handuk buatan dari pesantren Thariqul Jannah Kota Bekasi laris manis di ajang MotoGP di Mandalika.
Untuk diketahui, Thariqul Jannah menjadi salah satu satu dari pesantren juara yang mendapatkan bantuan Pemda Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar yang ikut berpameran di Mandalika.
Advertisement
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar Kusmana Hartadji mengemukakan, pameran produk UMKM, OPOP (One Pesantren One Product), serta Kreasi Jabar di Mandalika sangat strategis terutama dalam memperkenalkan produk UMKM Jabar ke pasar dunia.
“Event motor GP merupakan ajang internasional yang banyak dihadiri penonton dari dalam maupun luar negeri,” kata Kusmana di sela kunjungan kerja Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Ponpes Pink03, Kabupaten Bekasi, Sabtu (16/4/2022).
“Untuk handuk dan kaos produk pesantren di hari kedua sudah ludes terjual. Kemudian produk Tumbler Bambu produksi MQ Art UMKM Juara juga laris manis. Bahkan perajin Bambu NTB memborong produk MQ Art,” ujarnya.
Penanggung Jawab Pesantren Thariqul Jannah Kota Bekasi, Farid Ukbah mengaku sangat beruntung mendapatkan bantuan OPOP dari Pemda Provinsi Jabar. Tahun 2021 mereka menjadi juara dan mendapatkan bantuan Rp500 juta.
"Pameran paling berkesan, ya di Mandalika itu. Hampir semua produk handuk terjual disana," kata Farid.
Produksi Sprei dan Handuk Sejak Tahun 2014
Ia menuturkan, pesantrennya sudah sejak tahun 2014 memiliki usaha pembuatan sprei dan handuk. Dengan adanya bantuan dan pelatihan dari Dinas KUK Jabar tahun 2021, mereka mampu membuat beberapa produk baru seperti bed cover.
Dana bantuan kemudian digunakan untuk membuat rumah produksi baru dan galeri produk. Kini produksi pesantren meningkat hingga 40 persen. Omzet juga naik hingga 50 persen atau sekitar Rp 60 juta per bulan.
"Kami mulai produksi menambah produk bantal, guling dan piyama. Produk lain mungkin akan muncul karena kami juga memiliki pusat pelatihan bagi santri dan masyarakat sekitar," ujarnya.
Advertisement
Pesantren Melek Manajemen Berkat Program OPOP
Menurut Farid, dengan Pelatihan Manajemen melalui Program OPOP sangat membantu, dan dirinya memperoleh banyak ilmu baru terutama dalam mengelola perusahaan secara profesional, meski di lingkungan pesantren.
"Yang sangat dibutuhkan bagi pesantren adalah pelatihan. Sebab disana diberikan cara untuk mengurus izin, sertifikasi halal, hingga mengurus SNI. OPOP memberikan pencerahan," katanya.
Dari pelatihan yang didapatnya, pesantren kini melek manajemen perusahaan, bahkan sudah bisa membuat laporan keuangan yang baik.
Pesantren yang berlokasi di Jalan Horison Kota Bekasi itu, kini memiliki lebih dari 100 orang santri yang terdiri dari dhuafa dan lansia produktif.
"Kami juga belajar penjualan online, meski tentu persaingan juga ketat," ungkap Farid.
(*)