Liputan6.com, Jakarta Tim Pandemi Covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Muhammad N Farid mengatakan hampir 100 persen penduduk di Jawa dan Bali sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.
Temuan ini berdasarkan hasil sero survei di 21 kabupaten dan kota di Jawa dan Bali pada Maret 2022.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau kita lihat prevalensinya hampir 100 persen," kata Farid dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (20/4/2022).
Sero survei ini merupakan kali kedua. Sero survei pertama dilakukan FKM UI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri pada November hingga Desember 2021.
Pada saat itu, tercatat ada 93 persen penduduk di Jawa Bali yang berumur lebih dari satu tahun sudah memiliki antibodi Covid-19. Sementara pada sero survei kedua, penduduk yang memiliki antibodi naik menjadi 99,2 persen.
"Ada peningkatan prevalensi sekitar 6,2 persen. Tentunya peningkatan 6 persen ini cukup lumayan tinggi dibandingkan pada Desember 2021," jelas Farid.
Menurut dia ada dua kemungkinan penyebab antibodi Covid-19 penduduk di Jawa dan Bali meningkat.
Yang pertama, penduduk yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 meningkat. Kedua, penduduk yang terinfeksi Covid-19 bertambah.
"Sehingga ada dua kemungkinan perubahan prevalensi ini dari 93 persen menjadi 99 persen ini disebabkan apakah karena vaksinasi, infeksi, atau keduanya," kata Farid.
Â
Kerja Sama dengan Kemenkes
Epidemiolog FKM UI, Iwan Ariawan mengatakan sero survei kedua ini dilakukan Kementerian Kesehatan dengan Tim Pandemi FKM UI. Pada survei ini, sampelnya sebanyak 2.100 responden di 21 kabupaten dan kota di 7 provinsi. Artinya, setiap kota kabupaten ada 100 responden yang dipilih.
Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata, jenis kelamin, umur, riwayat vaksinasi dan riwayat terdeteksi Covid-19. Para responden ini pernah menjadi responden pada sero survei pertama.
"Responden-respondennya dipilih ulang menjadi responden pada survei ini," ucapnya.
Iwan menjelaskan sero survei ini menggunakan metode pemeriksaan antibodi yang sama dengan sero survei pada November-Desember 2021. Alasan penggunaan metode yang sama karena ingin membandingkan hasilnya.
Analit yang diukur pada sero survei ini adalah total antibodi terhadap Protein S RBD SARS-CoV-2. Reagen yang dipakai Elecys Anti-SARS-CoV-2 S dari Roche Diagnostic Internasional Ltd, Rotkreuz, Switzerland.
Â
Advertisement
Analisis Hasil Survei
Pemeriksaan dilakukan dengan metode ECLIA (Electro-Chemiluminescence Immunoassay) pada alat Cobas e411 dari Roche Diagnostic Internasional Ltd, Rotkreuz, Switzerland.
"Hasilnya dilaporkan dalam satuan unit U/ml dengan level of detection 0,4 U/ml. Dengan pengenceran dilakukan 100 kali, artinya antibodinya bisa terdeteksi sampai 2.500 U/ml . Di atas itu akan ditulis sebagai lebih besar dari 2.500 U/ml," jelasnya.
Menurut Iwan, analisis sero survei dengan memadankan data kuesioner yang ditanyakan kepada responden melalui wawancara dengan data kadar antibodi dari laboratorium.
Setelah itu, data yang diperoleh akan dipadankan lagi dengan data new allrecord (NAR) untuk mengetahui apakah responden pernah terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.
Hasil pemadanan tadi kemudian dianalisis menggunakan penimbang agar karakteristik sampel sama dengan populasi. Sehingga estimasi populasi lebih baik akurasinya.
Â
Daftar 21 Kabupaten dan Kota
Berikut ini daftar 21 kabupaten dan kota yang dilakukan sero survei. Kabupaten dan kota ini merupakan daerah asal dan tujuan mudik Lebaran Idulfirtri 2022.
DKI Jakarta
Jakarta Pusat
Jakarta Barat
Jakarta Utara
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jawa Barat
Bogor
Bekasi
Kota Bogor
Kota Bandung
Kota Bekasi
Kota Depok
Jawa Tengah
Grobogan
Kota Semarang
Jawa Timur
Sidoarjo
Kota Surabaya
Banten
Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang Selatan
Bali
Kota Denpasar
DI Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Gunung Kidul.
Â
Reporter: Supriatin/Merdeka.com
Advertisement