Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menuturkan sebagian besar penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) masyarakat tidak dilakukan melalui organisasi pengelola zakat (OPZ). Akibatnya, realisasi ZIS yang terkumpul masih jauh dari potensi penerimaannya yang diproyeksikan dapat mencapai Rp 327 triliun per tahun.
Pada 2021 jumlah ZIS yang tersalurkan secara umum mencapai lebih dari Rp 70 triliun, namun pengumpulan ZIS melalui Baznas hanya mencapai Rp 11,5 triliun.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Wapres meminta Baznas terus berupaya menyalurkan ZIS secara tepat sasaran.
Advertisement
“Penyaluran ZIS harus tepat sasaran dan berlandaskan data akurat, sehingga ZIS benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan,” kata Wapres di Gedung Baznas, Rabu (20/4/2022).
Terkait hal tersebut, Wapres pun meminta sinergi Baznas dengan Kementerian Sosial untuk pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terus dioptimalkan.
“Saya minta agar fungsi koordinasi Baznas dengan kementerian, lembaga, pemda, Lembaga Amil Zakat dan berbagai pemangku kepentingan lainnya terus diperkuat,” pintanya.
Ma'ruf Amin menuturkan, perlu upaya ekstra untuk meningkatkan penghimpunan ZIS melalui Baznas, dengan harapan target sebesar Rp26 triliun pada 2022 dapat tercapai.
“Untuk mencapai target tersebut di atas, saya berharap agar Kampanye Optimalisasi Pengumpulan ZIS dan DSKL melalui Baznas, harus dilakukan secara lebih profesional,” tegasnya.
Saran
Wapres menilai perlu peningkatan sumber daya manusia atau amil zakat yang berintegritas dan mumpuni.
“Baznas harus menambah jumlah amil yang tersertifikasi, agar memenuhi kompetensi dan cakap dalam pengelolaan ZIS,” pintanya.
Langkah lainnya, sebut Wapres, adalah percepatan digitalisasi untuk mempermudah pengumpulan dan penyaluran ZIS.
“Baznas harus segera menghadirkan teknologi digital hingga ke tingkat pengelolaan ZIS terbawah. Digitalisasi mempengaruhi kecepatan, ketepatan, dan keluasan jangkauan,” paparnya.
Melalui berbagai upaya tersebut, Wapres meyakini pengelolaan dana umat oleh Baznas akan semakin baik, dan masyarakat yang terbantu melalui ZIS bertambah banyak, terutama masyarakat yang terhimpit masalah ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Potret kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, terutama akibat himpitan ekonomi selama pandemi. Pemerintah meningkatkan alokasi dana bantuan sosial untuk menopang daya beli masyarakat. Namun bantuan sosial dari pemerintah tersebut masih belum mencukupi untuk menanggulangi kebutuhan masyarakat,” ungkap Wapres.
“Oleh karena itu, pengumpulan ZIS diperlukan sebagai pola distribusi pendapatan antarkelompok masyarakat, sekaligus menjadi salah satu jalan keluar umat dari jerat kemiskinan,” pungkasnya.
Advertisement