Liputan6.com, Jakarta - Simulasi Pilpres yang dilakukan SMRC menunjukkan pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) unggul dari pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto, serta Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
Menanggapi ini, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai Anies-AHY merupakan pasangan yang cocok dan punya rekam jejak baik. Duet sipil dan militer ini saling melengkapi.
"Mas Anies dan Mas AHY memiliki chemistry yang kuat satu sama lainnya, dan keduanya memiliki rekam jejak yang membanggakan. Ini menjadi duet sipil-militer yang apik dan saling melengkapi," kata Kamhar kepada wartawan, Jumat (22/4/2022).
Advertisement
Kamhar mengakui ada opsi memasangkan Ketua Umum Demokrat dengan Anies. Namun, saat ini masih cair dan belum terbentuk sebuah pasangan calon presiden.
Baca Juga
"Duet ini bisa saja menjadi opsi. Namun meski demikian, dinamika menuju Pilpres 2024 masih dinamis, konfigurasinya masih cair, dan biasanya baru mengkristal di menit-menit terakhir," katanya.
Sebagai ikhtiar menuju Pilpres, Demokrat terus membuka komunikasi dengan semua pihak. Karena ingin membentuk koalisi yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
"Partai Demokrat tak menutup diri, tak punya beban dan hambatan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan parpol manapun. Yang terpenting bagi Partai Demokrat dalam membangun koalisi adalah adanya platform yang sama dengan menempatkan kepentingan rakyat sebagai yang utama dan diutamakan. Ini yang selalu menjadi penegasan dari Mas Ketum AHY," jelas Kamhar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ingin Ada Perubahan
Selain itu, hasil survei SMRC ini dipandang sebagai sebuah aspirasi masyarakat. Kamhar mengatakan, publik ingin ada perubahan maka itu sosok Anies dan AHY yang bisa mewujudkannya.
"Unggulnya pasangan Anies-AHY ini kami pandang sebagai cerminan aspirasi masyarakat yang kuat yang menginginkan perubahan. Jika dua pasangan lainnya dipersepsikan oleh publik sebagai kelanjutan dari rezim yang sekarang, maka menjadi berbeda dengan pasangan Anies-AHY yang dipersepsikan sebagai anti tesa penguasa saat ini," pungkasnya.
AHY sebelumnya menanggapi kans dirinya maju sebagai calon wakil Presiden dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta dalam Pilpres 2024. Wacana tersebut diangkat usai hasil survei lembaga survei yang membuat simulasi pasangan Anies-AHY.
Menurut AHY, masih terlalu dini bicara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Demokrat fokus untuk membentuk koalisi dengan partai politik untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden. Sebab tak akan dapat terwujud bila tiket ambang batas 20 persen belum dipenuhi.
Advertisement
Fokus Lewati Ambang Batas
"Kalau berandai-andai dengan pasangan A dan B misalnya, sedangkan PT-nya tidak mencukupi, saya rasanya tidak bisa berbicara lebih jauh dari itu," kata AHY di Jakarta, dikutip Senin (18/4/2022).
AHY menilai, tiket untuk pencalonan presiden hal yang utama. Maka itu, Demokrat fokus membuka komunikasi dengan partai politik daripada bicara tokoh yang akan diusung.
"Berbicara terkait dengan Pilpres, harus terlebih dahulu kita pahami adalah koalisinya PT 20 persen. Ini tentu mempersyaratkan kami semua partai politik termasuk Partai Demokrat untuk membangun koalisi. Nah tahapannya baru sampai di sana," ujar AHY.
AHY menilai wajar sejumlah survei sudah membuat simulasi. Misalnya memasangkan dirinya dengan Anies. Apalagi Pilpres 2024 masih sangat dinamis.
AHY menilai wajar sejumlah survei sudah membuat simulasi. Misalnya memasangkan dirinya dengan Anies. Apalagi Pilpres 2024 masih sangat dinamis.
AHY menyatakan hasil survei itu bagian dari suara rakyat. "Saya pribadi melihat ini merupakan bagian dari suara rakyat," kata AHY dilihat dari Youtube Demokrat, Senin (18/4/2022).
"Itu adalah kehendak atau pun aspirasi masyarakat berdasarkan hasil survei. Segala sesuatunya dalam politik itu mungkin saja," sambung AHY.
Masih Dinamis
AHY menyebut perkara capres-cawapres untuk 2024 masih sangat dinamis dan bisa ada kejutan kapan saja. "Saya lihat ini memang akan terus dinamis ya, dan itu merupakan simulasi-simulasi yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei," ucap putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Selain itu, lanjutnya, sebelum bicara nama capres, Demokrat harus lebih dulu fokus pada presidential threshold (PT) 20% dan mematangkan koalisi parpol. Baru setelah memenuhi syarat untuk maju dalam Pilpres 2024, Demokrat bisa fokus menatap capres-cawapres.
"Terkait dengan pilpres maka harus terlebih dahulu kita pahami yang terlebih dahulu harus dipenuhi adalah koalisinya. Presidential threshold (PT) 20% ini tentu mempersyaratkan kami semua partai politik, termasuk Partai Demokrat untuk membangun partai koalisi, tahapannya baru sampai di sana," ujarnya.
SMRC membuat simulasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 dari tokoh potensial. Dalam survei tersebut, pasangan Anies-AHY unggul mengalahkan lawannya.
"Hasilnya, pasangan Anies-AHY mendapatkan 29,8 persen suara. Ganjar-Airlangga 28,5 persen. Prabowo-Puan 27,5 persen. Masih ada 14,3 persen yang belum menentukan pilihan," kata Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas dalam paparannya, Kamis, 7 April 2022.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement