Sukses

Pedagang Tolak Pungli Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Kapolres Bogor

Seorang pedagang buah di Pasar Bogor menangis histeris mengadu ke Presiden Joko Widodo karena pamannya ditangkap polisi. Wanita bernama Kurniali itu mengungkapkan pamannya bernama Ujang Sarjana ditangkap karena melawan preman usai menolak pungutan liar (pungli).

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pedagang buah di Pasar Bogor menangis histeris mengadu ke Presiden Joko Widodo karena pamannya ditangkap polisi. Wanita bernama Kurniali itu mengungkapkan pamannya bernama Ujang Sarjana ditangkap karena melawan preman usai menolak pungutan liar (pungli).

Terkait aduan tersebut, Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan peristiwa yang diadukan oleh pedagang itu sudah ditangani oleh kepolisian pada Januari 2022. Menurutnya, perkara tersebut sebenarnya merupakan kasus pengeroyokan sesama pedagang, bukan masalah pungli

"Tanggal 26 November 2021 sekitar pukul 21.30 WIB, korban yang sedang berjualan ditegur oleh tersangka Ujang Sarjana. Karena tak terima, Ujang melakukan pengeroyokan ke Andriansyah dan Komeng," ungkap Susatyo, Jumat (22/4/2022).

Kedua korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bogor Tengah dan perkara tersebut lalu ditindaklanjuti sesuai prosedur dengan mempertimbangkan aspek keadilan bagi semua pihak.

"Sejauh ini sudah ada 4 orang saksi dan memberikan ruang melalui mekanisme pra peradilan. Artinya telah diuji penetapan tersangkanya pada 9 Maret 2022," ujarnya.

Kasus pengeroyokan tersebut juga telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bogor dan kini sedang dalam proses persidangan. Ujang Sarjana didakwa atas kasus dugaan pengeroyokan.

"Kami melaksanakan penyidikan berdasarkan fakta dan laporan. Tidak ada kriminalisasi karena ada korbannya," kata dia.

2 dari 3 halaman

Versi Pengacara Tersangka

Pengacara Ujang Sarjana, Emiral Rangga Tranggono, menyatakan, peristiwa yang dialami kliennya itu bermula pada 26 November 2021 sekitar pukul 02.30 WIB.

Saat itu, Ujang Sarjana didatangi sejumlah orang yang diduga preman yang memaksa para pedagang membeli air minum kemasan yang dijual orang tersebut.

Berdasarkan kesaksian pedagang lainnya, sekelompok orang itu melakukan pemaksaan bahkan terkadang sambil membawa senjata tajam.

Hal itu ditolak Ujang Sarjana dan juga banyak pedagang lainnya yang berujung pada percekcokan mulut. Akan tetapi, Emiral menegaskan bahwa pada saat itu tidak terjadi pemukulan atau pengeroyokan.

Namun anehnya, dua bulan berselang, tepatnya pada 2 Desember 2021, ada laporan ke Polsek Bogor Tengah terhadap Ujang Sarjana.

Dalam laporan itu, Ujang Sarjana dituding melakukan pengeroyokan terhadap dua orang, yakni Ade Agus Susanto alias Komeng dan Ardiansyah.

3 dari 3 halaman

Perlawanan

Sementara itu, Kurniali bersama adiknya Abdul Rahman mengungkapkan pada saat itu Ujang Sarjana menolak tindakan yang dilakukan Ardiansyah dan Komeng yang kerap memaksa pedagang pasar untuk membeli air mineral dan kantong plastik.

"Tiap hari mereka (Komeng) naruh kantong plastik dan minuman di lapak untuk dibeli para pedagang," kata Rahman.

Jika ada pedagang yang menolak membeli plastik dan air mineral dari mereka, kedua orang itu mengancamnya.

"Jika pedagang yang menolak jualan mereka akan marah bahkan mengacak-acak dagangan di lapak dan mengancam pedagang menggunakan senjata tajam," kata dia.

Karena tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan Ardiansyah dan Komeng, Ujang pun melakukan perlawanan dan berujung perkelahian.

"Om saya bersama beberapa orang temannya tegur mereka, akhirnya cekcok," ujarnya.

Setelah kejadian tersebut, Ardiansah membuat laporan ke Polsek Bogor Tengah dan mengaku menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh Ujang dan temannya.

"Om saya (Ujang) akhirnya dijadikan sebagai tersangka dan sudah tiga bulan ditahan, " kata dia.