Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan Tebet Eco Park, Jakarta Selatan. Dengan peresmian ini, maka taman yang berada di Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan ini sudah dapat diakses untuk umum.
Anies mengatakan, peresmian Tebet Eco Park sebagai penanda ruang ketiga bagi masyarakat urban di Jakarta. Dia berujar, ruang ketiga menjadi penting bagi masyarakat seiring dengan kemajuan ilmu teknologi.
Advertisement
Baca Juga
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan, kemajuan teknologi memudahkan kehidupan manusia, namun di satu sisi, teknologi justru menjauhkan interaksi antarindividu.
"Merayakan kembalinya manusia dalam ekosistem alam di dalam kota urban seperti Jakarta, kemajuan teknologi telah memudahkan hidup manusia tapi kemajuan teknologi sering menjauhkan manusia," kata Anies di Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (23/4/2022).
Selain itu, dia mengatakan bahwa keberadaan Tebet Eco Park juga sebagai penanda bahwa kota-kota besar perlu memberi ruang hijau dan biru di tengah gempuran pembangunan beton-beton.
"Ini mengirimkan pesan penghuni kawasan urban bahwa kawasan urban yang dulu diasosiasikan beton pencakar langit dan beton yang mencengkeram bumi tempat kehijauan dan kebiruan berstatu," tutur Anies Baswedan.
Tebet Eco Park atau dulu dikenal dengan Taman Tebet memiliki luas sekitar tujuh hektare.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di Taman Tebet, Jakarta Selatan. Pembangunan ini dilakukan seiring dengan kegiatan revitalisasi Taman Tebet.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Syaripudin menyatakan pembangunan FPSA di Tebet, Jakarta Selatan merupakan upaya untuk mengurangi kuantitas sampah yang masuk ke TPST Bantargebang, Kota Bekasi.
Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan
Kata dia, berdasarkan data per Juli 2019, ketinggian gunung sampah di TPST Bantargebang sudah mencapai 43-48 meter dari batas maksimal 50 meter.
"Tujuannya untuk mendukung optimalisasi TPST Bantargebang yang sedang berjalan saat ini, seperti PLTSa Merah Putih di TPST Bantargebang dengan kapasitas 100 ton/hari dan Landfill Mining untuk pengolahan sampah lama menjadi bahan bakar dengan kapasitas rata-rata tahun 2020 sebesar 23 ton/hari, dan akan terus ditingkatkan kapasitasnya," kata Syaripudin dalam keterangan tertulis, Senin (9/8/2021).
Lalu, Dinas Lingkungan Hidup sedang menjalankan upaya pengurangan sampah di sumber. Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA)/Intermediate Treatment Facility (ITF) skala mikro dilakukan dengan pendekatan pengolahan sampah di sumber dan habis di sumber.
"FPSA merupakan salah satu strategi penanganan sampah dengan penerapan teknologi penanganan sampah yang ramah lingkungan dan tepat guna," ucap dia.
Dia menjelaskan FPSA merupakan fasilitas pengolahan sampah untuk mengurangi sampah melalui perubahan bentuk, komposisi, karakteristik, dan jumlah sampah dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan.
Syaripudin mengatakan FPSA Tebet nantinya akan menjadi pengolahan sampah terpadu dengan teknologi modern.
"Pembangunan FPSA Tebet juga terintegrasi dengan kegiatan revitalisasi Taman Tebet yang saat ini juga sedang berlangsung. Konsep hijau dari Taman Tebet juga akan diterapkan di FPSA Tebet yang sedang direncanakan," jelas dia.
Advertisement