Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan tingkat vaksinasi covid-19 penguat atau booster di Jakarta masih jauh dari harapan yakni baru menjangkau 3,4 sampai 3,5 juta orang dari sasaran 8 juta orang sampai dengan April 2022.
"Jadi tentu masih jauh dari yang kita harapkan dari sasaran sebanyak 8 juta orang (mendapatkan vaksinasi penguat)," kata Widyastuti di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu 23 April 2022, yang dilansir dari Antara.
Hal tersebut, lanjut Widyastuti, bisa terlihat dari jumlah per hari yang mendapatkan vaksinasi di Jakarta pada sekitar 500 lokasi pusat vaksinasi di mana secara total hanya sekitar 50 ribu hingga 70 ribu orang per hari.
Advertisement
"Kalau dulu dosis 1 dan dosis 2, bisa mencapai lebih dari 200 ribu orang per hari, sekarang masih sekitar segitu, ini masih jauh memang, karenanya kita semua harus mendorong agar semakin banyak yang divaksin," tuturnya yang dikutip dari Antara.
Untuk menggencarkan vaksinasi booster, lanjut Widyastuti, Pemprov DKI Jakarta membuka vaksinasi di semua tempat ibadah dan tempat umum termasuk terminal transportasi, selain tetap mengandalkan fasilitas-fasilitas kesehatan.
Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, per hari Sabtu ini, capaian vaksinasi di Jakarta memiliki rincian untuk vaksinasi program, total dosis 1 saat ini sebanyak 12.520.019 orang, dengan proporsi 70,3 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 29,7 persen warga KTP Non DKI.
Kemudian untuk total orang yang mendapatkan vaksin dosis 2 kini mencapai 10.652.638 orang dengan proporsi 73,5 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 26,5 persen warga KTP Non DKI.
Kemudian vaksinasi dosis ke-3 (booster) sampai saat ini sebanyak 3.504.480 orang.
Booster Syarat Mudik
Vaksinasi booster telah menjadi syarat untuk melakukan mudik lebaran tahun 2022. Masyarakat diminta untuk tidak menunda vaksinasi booster agar saat mudik sudah tercipta antibodi dalam tubuh.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengimbau kepada masyarakat hendaknya segera vaksin booster.
Pelaksanan vaksinasi memang akan disediakan saat mudik tapi semakin banyak yang belum vaksin maka semakin panjang pula antreannya hingga diprediksi akan menimbulkan penumpukan dan kemacetan di arus mudik.
"Jangan dipaksakan untuk vaksinasi booster pada saat mudik untuk menghindari penumpukan keramaian di tempat vaksin," katanya dalam keterangan pers, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, antibodi mulai terbentuk pada 1 sampai 2 minggu pasca vaksinasi booster. Sehingga pemerintah mengimbau untuk melakukan vaksinasi booster jauh-jauh hari sebelum mudik sesuai jadwalnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga telah menyiapkan pos layanan vaksinasi booster di jalur mudik untuk mempermudah pemudik mendapatkan vaksinasi tersebut. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki jadwal vaksinasi booster tepat saat mudik lebaran.
"Pemberian vaksinasi pada pos mudik itu sebagai upaya terakhir. Namun masyarakat dihimbau untuk tetap melakukan vaksinasi booster sebelum mudik supaya perlindungan imunitas sudah ada saat melakukan mudik," ujarnya.
Untuk jumlah dan penempatan pos, lanjutnya, akan dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, TNI, dan Polri. Karena ini terkait juga dengan persediaan SDM maupun juga pengelolaan rantai dingin vaksinnya.
Advertisement
Jumlah Vaksin Disesuaikan
Jumlah vaksin yang disediakan pada saat mudik lebaran ini, lanjut Nadia, disesuaikan dengan jumlah pos mudik. Sebagai contoh pos mudik besar bisa mencapai 1.000 dosis, sementara posko kecil mungkin sekitar 150 sampai 300 dosis.
Selanjutnya, jika ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) prosedur penanganan KIPI tetap disiapkan.
“Jadi akan ada ambulans yang standby yang nanti akan membawa kalau memang ada kasus KIPI yang tentunya sesuai kriteria butuh perawatan di rumah sakit. Tapi kalau KIPI nya ringan cukup dengan minum pereda nyeri seperti paracetamol,” tambahnya.
Selain itu untuk para pengelola berbagai moda transportasi kita meminta untuk memastikan semua pengemudi dan juga staf pendukungnya sudah mendapatkan vaksinasi booster sesuai dengan jadwalnyaa sebelum masa mudik.
Epidemiolog Iwan Ariawan menilai keputusan pemerintah membolehkan masyarakat mudik saat Lebaran tahun ini dengan mempertimbangkan penyebaran virus relatif terkendali, cakupan vaksinasi Covid-19 sudah tinggi baik di daerah asal maupun tujuan.
Antibodi Masyarakat Jawa Bali Tinggi
Iwan menilai, antibodi masyarakat, terutama di Jawa dan Bali, sudah tinggi sehingga mudik dirasa cukup aman.
Namun, Iwan mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 belum hilang. "Jadi ya tetap harus dilaksanakan syarat-syarat perjalanan. Kalau mau enak ya booster, sehingga tidak harus PCR, yang didatangi juga lebih aman. Protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," kata Iwan saat dihubungi wartawan, Selasa (19/4/2022).
Iwan juga mendorong pemerintah daerah agar terus menegakkan aturan. Akan banyak orang berkumpul, terutama di kawasan wisata. "Harus diperhatikan benar bagaimana protokol kesehatannya, PeduliLindungi harus tetap dijalankan."
Iwan memprediksi, kenaikan kasus Covid-19 setelah Lebaran tidak akan seperti setelah liburan-liburan sebelumnya. Kuncinya: masyarakat mengikuti aturan, pemerintah daerah menegakkan aturan. "Kalau itu dilakukan dengan baik ya bisa mengurangi risiko," tegas Iwan.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengharapkan antibodi dapat terbentuk dengan baik agar memberikan perlindungan optimal. Apalagi perjalanan mudik terbilang masif dan bertemu banyak sanak saudara setibanya di kampung halaman.
"Pemerintah tetap mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi (booster) jauh-jauh hari sebelum keberangkatan (mudik), dengan harapan antibodi dapat terbentuk secara sempurna," ucap Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 19 April 2022.
Advertisement