Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, kasus Covid-19 di dua provinsi di luar Jawa-Bali masih relatif tinggi, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443H. Adapun kedua daerah itu yakni, Lampung dan Sumatera Barat (Sumbar).
"Kasus aktif di Lampung dan Sumatera Barat relatif lebih tinggi daripada daerah lain, meskipun juga mengalami tren penurunan kasus. Kasus Aktif tertinggi terdapat di Provinsi Lampung dengan 964 kasus," jelas Airlangga dikutip dari siaran persnya, Selasa (26/4/2022).
Baca Juga
Kendati begitu, kata dia, angka reproduksi kasus efektif (Rt) Indonesia terus membaik di semua pulau yaitu 0,99 atau di bawah 1,00 (laju penularan terkendali). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi pandemi Covid-19 sudah cukup terkendali.
Advertisement
"Untuk wilayah di luar Jawa-Bali, rincian Angka Rt dari tertinggi ke terendah adalah Sumatera (1,00), Papua (1,00), Kalimantan (0,99), Nusa Tenggara (0,99), Maluku (0,99), dan Sulawesi (0,98)," kata dia.
Airlangga mengatakan, kasus harian positif Corona secara nasional tercatat hanya 382 per 24 April 2022. Angka ini berkurang signifikan sebesar -99,4 persen dari jumlah tertingginya di 16 Februari 2022 sebanyak 64.718 kasus.
"Kasus aktif nasional berjumlah 17.631 kasus, turun -96,99 persen dari puncaknya di 24 Februari 2022 sebanyak 586.113 kasus," ucap Airlangga.
"Kasus kematian harian nasional sebanyak 33 kasus, turun -91,77 persen dari puncak kasus kematian di tanggal 8 Maret 2022 sebanyak 401 kasus," sambungnya.
Â
Â
Â
Keterisian Tempat Tidur Terkendali
Airlangga menyampaikan, kasus harian Covid-19 di luar Jawa-Bali konsisten menunjukkan tren penurunan sebesar 80 kasus per 24 April 2022. Secara umum, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) Covid-19 juga terkendali.
"Tetapi BOR Covid-19 dan Isolasi tertinggi ada di Provinsi Papua yakni 8 persen. Untuk BOR ICU tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah yakni 29 persen," tutur dia.
Meski kasus aktif Covid-19 di Lampung dan Sumbar tertinggi, namun BOR di dua daerah itu masih memadai dan rendah. BOR RS di Lampung saat ini hanya 3 persen dan Sumbar 3 persen.
"Dua Provinsi dengan kasus aktif tertinggi, tetapi BOR masih memadai dan Konversi TT (tempat tidur) Covid-19 di RS juga masih rendah adalah Lampung dengan 964 kasus, BOR = 3 persen, dan Konversi = 22 persen, serta Sumatera Barat dengan 394 kasus, BOR 3 persen, dan Konversi 22 persen," ungkap Airlangga.
Advertisement
Jokowi Siapkan 6 Bulan Masa Transisi Pandemi Covid -19 Menuju Endemi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan setidaknya butuh waktu enam bulan untuk masa transisi dari pandemi Covid-19 menuju endemi. Nantinya, pemerintah akan melihat perkembangan kasus untuk menentukan kebijakan ke depannya.
"Ini masih ada transisi, kira-kira 6 bulan. Kita lihat seperti apa, baru nanti silakan kalau di luar ruangan buka masker, kalau di dalam tetap masih pakai masker," kata Jokowi saat meninjau Sirkuit Formula E di Ancol Jakarta Utara, Senin (25/4/2022).Â
Menurut dia, saat ini kasus aktif Covid-19 di Indonesia memang sudah rendah yakni, di bawah 20.000. Oleh sebab itulah, pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman pada momentum Lebaran 2022.
Kendati begitu, Jokowi menekankan pemerintah tidak ingin terburu-buru menetapkan status endemi seperti negara-negara lain. Sehingga, pemerintah menyiapkan waktu enam bulan untuk menentukan apakah Indonesia bisa beralih ke endemi.
"Tapi apapun, ada masa transisi yang kita harus hati-hati. Saya tidak ingin kayak negara-negara lain, buka masker, tidak," ujarnya.
Jokowi menekankan ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui, sebelum menuju ke endemi Covid-19. Dia menuturkan pemerintah akan menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menentukan kebijakan terkait Covid-19.
"Ada tahapan-tahapan yang kita tidak perlu tergesa-gesa, karena apapun kita punya pengalaman. Saat Delta seperti apa, saat Omicron seperto apa, sehingga kehati-hatiaan, kewaspadaan tetap harus," jelas Jokowi.
Â
Jokowi Izinkan Anak di Bawah 18 Tahun Ikut Mudik Tanpa Tes Negatif Covid-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, terkait adanya relaksasi persyaratan mudik lebaran tahun ini.
Relaksasi syarat mudik yang diberikan yakni bagi kelompok anak-anak yang belum mencapai usia 18 tahun, sehingga tidak bisa mendapat vaksin booster, dibolehkan ikut mudik bersama orang tua tanpa membawa tes Covid-19, baik tes Antigen atau PCR.
"Kita memang mensyaratkan booster kalau tidak mau dites antigen atau PCR untuk mudik. Tapi booster ini kan hanya diberikan ke (masyarakat) di atas 18 tahun. Jadi memang ada dinamika kalau anak-anak di bawah 18 tahun gimana? Mau booster juga belum boleh," kata Budi seperti dikutip dari siaran daring kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).
"Jadi akhirnya diputuskan oleh bapak presiden ya anak-anak remaja kalau mau mudik belum dibooster enggak papa, enggak usah dites antigen," imbuhnya.
Menkes Budi Gunadi berharap, dengan kebijakan kepala negara para anak-anak di bawah 18 tahun dapat mendampingi para orangtuanya untuk ikut tradisi mudik lebaran. Asalkan vaksinasi Covid-19 kepada mereka sudah dua kali dilakukan.
"Ini hadiah dari dari beliau (presiden) kepada anak-anak kita yang keluarganya mau menikmati mudik ini dengan lebih baik lagi," ucap Budi.
Â
Advertisement