Liputan6.com, Jakarta Taman Margasatwa Ragunan (TMR) dipadati pengunjung di hari ketiga libur lebaran 2022. Kepadatan tersebut sempat membuat anak terpisah dari keluarga.Â
Staf Pelayanan Informasi dan Kehumasan TMR, Bambang Wahyudi, mengatakan ada 1 keluarga yang melaporkan kehilangan anak mereka. Tak membutuhkan waktu lama, sang anak sudah kembali berkumpul bersama keluarga.
Bambang menyampaikan, penyebab anak tersebut terpisah dari keluarga karena ada kelalaian.
Advertisement
"Terpisah karena keluarganya lalai, katanya habis dari toilet kemudian keluarganya mencar gitu," kata Bambang, Rabu (4/5/2022).
Sementara itu, untuk kapasitas maksimal pengunjung TMR pada libur lebaran tahun ini yaitu 45 ribu orang. Jumlah ini sesuai dengan maksimal kapasitas pengunjung sebanyak 75 persen.
Bambang juga mengingatkan agar pengunjung memastikan telah mendaftar dan membeli tiket secara online.Â
Sebab, pada pagi tadi, ratusan pengunjung Taman Margasatwa Ragunan (TMR) gagal berwisata lantaran tak tahu keharusan mendaftar online. Pihak TMR menyayangkan sikap warga tersebut.Â
Bambang mengatakan, informasi tentang kewajiban pengunjung melakukan pembelian secara online sudah sejak lama dipublikasikan, melalui media arus utama ataupun media sosial milik TMR.
"Aneh kalau enggak tahu, harus tahu. Ragunan bukan pertama kali ini menerapkan tiket online, ini sudah berjalan dari awal pandemi 2020 sampai 2022, artinya sudah dua tahun berjalan," kata Bambang.
Dia berujar, sebaiknya sebelum berangkat berwisata, pengunjung secara aktif mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang aturan dan kebijakan tempat wisata yang akan dituju, termasuk TMR.
Â
Pendaftaran Online 100 Persen
Bambang menambahkan, hampir seluruh tempat wisata di Jakarta telah menerapkan pendaftaran online 100 persen. Tujuannya, sebagai pemantau jumlah pengunjung.Â
Sebab, imbuhnya, tempat wisata di Jakarta masih menerapkan pembatasan kapasitas maksimal yaitu 75 persen.Â
"Di DKI ini hampir semuanya daring, karena ini tujuannya untuk membatasi jumlah pengunjung enggak boleh banyak-banyak supaya tidak terjadi resiko penyebaran Covid-19," kata dia.
"Ini harus menjadi satu pelajaran, kalau enggak tahu kenapa enggak cari tahu, karena ini kita sudah publikasikan ke banyak media," tegas dia.
Advertisement