Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Daerah (Polda) Banten mengimbau wisatawan di pesisir Pantai Anyer- Carita mewaspadai gelombang tinggi yang bisa mengakibatkan kecelakaan laut.
"Kami minta wisatawan di pesisir pantai waspadai gelombang tinggi," kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Shinto Silitonga di Anyer, Banten, Kamis (5/5/2022).
Baca Juga
Kewaspadaan bencana pesisir Pantai Anyer- Carita itu, katanya, sehubungan aktvitas Gunung Anak Krakatau yang meningkat sehingga diterapkan status siaga level III.
Advertisement
Selain itu, katanya, wisatawan diminta tidak berenang ke tengah laut atau melintasi garis pembatas kuning dan mematuhi aturan untuk menghindari kecelakaan laut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di sejumlah perairan di Indonesia, termasuk Banten yang diprediksi terjadi Kamis (5/5) hingga Jumat (6/5).
BMKG memprediksi gelombang tinggi mulai terjadi pukul 07.00 WIB yang disebabkan pola angin dengan kecepatan cukup tinggi.
Kecepatan angin tersebut menyebabkan beberapa area perairan diprediksi mengalami gelombang tinggi di antaranya di wilayah Perairan Banten.
Karena itu, papar dia, wisatawan jika berenang di sekitar pantai agar waspada guna menghindari kecelakaan laut.
"Kami minta wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata pantai atau perairan agar berhati-hati menghadapi cuaca buruk, " katanya yang dilansir dari Antara.
Shinto mengatakan memasuki H+3 Lebaran 2022, masyarakat sangat bereuforia untuk berlibur karena dua tahun tertahan pandemi COVID-19 sehingga kegiatan masyarakat sangat dibatasi, termasuk untuk berlibur.
"Wisatawan dapat mengutamakan keselamatan dalam berwisata dan tetap mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Disamping itu, papar dia, masyarakat diminta waspada jika aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat.
"Kita harus waspada terkait aktivitas anak Gunung Krakatau yang berstatus siaga level tiga," kata Shinto.
Ombak Tinggi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten mengimbau pengunjung wisatawan di pantai selatan tidak berenang untuk mencegah kecelakaan laut.
"Kami sudah sampaikan peringatan ini agar dipatuhi oleh wisatawan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faizal di Lebak, Selasa 3 Mei 2022.
Selama ini, kondisi perairan selatan membahayakan untuk berenang karena ketinggian ombak mencapai 2,5 meter juga ditambah angin kencang disertai hujan.
Dengan demikian, pengunjung pesisir pantai selatan agar tidak berenang untuk mencegah kecelakaan laut.
"Kami minta wisatawan tidak berenang, karena khawatir terseret gelombang tinggi," katanya menjelaskan.
Menurut dia, biasanya setelah Hari Raya Idul Fitri obyek pantai selatan diserbu pengunjung dari berbagai daerah di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Untuk itu, lanjutnya, pengunjung wisata dapat mematuhi peringatan agar tidak berenang karena dapat membahayakan bahkan menimbulkan korban jiwa.
"Terkadang pengunjung wisata yang berenang di sini menjadi korban terseret ombak," katanya yang dikutip dari Antara.
Sementara itu, sejumlah wisatawan di pantai selatan mengaku bahwa mereka tidak berani berenang di sekitar Pantai Bagedur karena ombak tinggi disertai angin kencang.
"Kami tak berani berenang karena khawatir terseret ombak, " kata Bambang, seorang wisatawan dari DKI Jakarta.
Â
Advertisement
Wisatawan Terseret Ombak
Seorang wisatawan warga Petir Kabupaten Serang, Banten, sebelumnya terseret ombak di Pantai Florida Indah Cinangka, kawasan Anyer, Selasa (3/5/2022) sekitar pukul 12.30 WIB.
"Korban yang terseret ombak itu bernama Suhaepi (23) dan berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dalam kondisi sudah tidak bernyawa," kata Dirpolairud Polda Banten Kombes Pol. Giuseppe Reinhard Gultom di Anyer, Selasa.
Korban berangkat dari Petir Kabupaten Serang bersama teman-temannya sekitar pukul 09.00 WIB dan tiba di Pantai Florida Cinangka kawasan Anyer pukul 10.30 WIB.
Sesampai di pantai tersebut, korban dan tiga temannya (Sadibana, Ridho, dan Awan) berenang. Setelah berenang, kata Sadibana, mereka menuju ke pantai. Namun, tidak melihat korban.
Ketiga temannya lantas berusaha mencari korban selama 30 menit. Namun, korban tidak ditemukan sehingga Sadibana berinisiatif melaporkan kepada petugas kepolisian yang ada di tepi pantai.
"Sesaat setelah menerima laporan, petugas Ditpolairud dan tim SAR melakukan pencarian dan berhasil menemukan korban, kemudian mengevakuasi korban ke Klinik Bertha. Namun, korban sudah dinyatakan meninggal dunia," kata Reinhard Gultom.