Sukses

Panglima TNI Dukung Lemhannas Perbaiki Kurikulum Pendidikan Strategis

Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, mendukung langkah Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto menjadikan kurikulum pendidikan strategis yang menyasar antara lain perwira TNI/Polri menjadi lebih efektif dan efisien.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, mendukung langkah Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto menjadikan kurikulum pendidikan strategis yang menyasar antara lain perwira TNI/Polri menjadi lebih efektif dan efisien.

Menurut Panglima, transformasi desain pendidikan itu perlu dilakukan agar ada perubahan ke arah yang lebih baik.

“Karena kalau tidak ada revisi kurikulum atau program, ya sudah (hasilnya) business as usual (sama seperti sebelumnya, red.),” kata Panglima TNI Andika Perkasa kepada Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto seperti dilansir Antara.

Oleh karena itu, ia mendukung desain pendidikan Lemhannas yang fokus pada hubungan strategis antarlembaga (inter-agency).

Gubernur Lemhannas pada pertemuan itu menyampaikan bahwa pihaknya perlu berdiskusi dengan lembaga pendidikan, TNI, dan Polri untuk menyesuaikan kurikulum yang nantinya dibuat mengacu pada satu fondasi/dasar yang sama. Tidak hanya itu, pertemuan antarlembaga sangat penting agar kurikulum yang telah diajarkan TNI dan Polri tidak kembali masuk dalam kurikulum pendidikan strategis Lemhannas.

“Jadi, kami harus memastikan jangan sampai di Lemhannas kembali mengulang apa yang sudah diajarkan di Sesko (Sekolah Staf dan Komando),” kata Andi Widjajanto.

2 dari 2 halaman

Lebih Efektif

Andika mendukung langkah Lemhannas karena membuat desain dan waktu pendidikan berjalan lebih efektif.

“Waktu saya di Angkatan Darat, Sesko, yang tadinya 11 bulan menjadi cuma 6 bulan. Karena apa, fokus saja, karena yang terjadi sama akhirnya ada yang berulang lagi. Tiap sekolah mulai Akmil (Akademi Militer), Suslapa (Kursus Lanjutan Perwira), Sesko, ada saja yang berulang, padahal itu tidak perlu,” kata Andika.

Jika model seperti itu terus dibiarkan dan tidak diubah, maka pendidikan strategis untuk perwira TNI sulit untuk maju dan berkembang, kata Andika.