Sukses

Cara Anies Serap Aspirasi Warga Kampung Bayam, Pakai Helm Agar Tak Diketahui Orang

Dalam peletakan batu pertama Kampung Bayam, Anies menceritakan proses 'rahasia' untuk mendapatkan masalah warga setempat secara objektif.

Liputan6.com, Jakarta - Peletakan batu pertama atau groundbreaking oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menandakan pembangunan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, resmi dimulai. Dalam kesempatan itu, Anies menceritakan proses 'rahasia' untuk mendapatkan masalah warga setempat secara objektif.

Di hadapan warga Kampung Bayam, dia bercerita pada 2018, ia mendatangi Kampung Bayam sambil mengenakan helm. Tujuannya agar masalah, saran, dan masukan yang diterima Anies dapat diterima dengan objektif, tanpa warga mengetahui sosok yang mendatangi mereka.

"Saya ingat datang ke Kampung Bayam tahun 2018 awal, duduk di sudut menyaksikan perkebunan. Saya masuknya saja pakai helm, biar nggak keliatan tuh, enggak ada yang tahu saya masuk ke dalam," cerita Anies, Minggu (8/5/2022).

Selama proses pemantauan secara langsung, dia menampung sejumlah materi yang perlu dipersiapkan Pemprov untuk menyediakan bangunan layak huni bagi warga Kampung Bayam.

Misalnya saja, imbuh Anies, Pemprov DKI tetap menyediakan lahan untuk bertani. Sebab, pekerjaan warga setempat umumnya merupakan petani.

"Jadi nanti akan bisa meneruskan kegiatan pertaniannya di tempat ini," kata Anies.

"Dan nanti jadi contoh bagaimana ada stadion kelas dunia, dengan konstruksi rancangan konsep sangat modern, hidup berdampingan dengan masyarakat yang bisa berkegiatan pertanian dan itu contoh bagi semua, bahwa di Jakarta itu bisa dikerjakan," tandasnya.

Dia pun berujar, pembangunan Kampung Bayam sebagai penegasan, bahwa penduduk setempat memiliki kesempatan yang setara. Meski berada di pinggir Jakarta.

"Ini mengirimkan pesan kepada semua bahwa pembangunan yang dilakukan di tempat ini, adalah pembangunan yang memfasilitasi semuanya. Kita tidak ingin justru ada yang termarjinalkan," kata Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menekankan Pemprov DKI Jakarta komitmen menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kesetaraan, kemanusiaan terhadap kehidupan warga di Jakarta. Dan Kampung Bayam, imbuh Anies, merupakan wujud komitmen tersebut.

"Bukan hanya rumahnya, tapi juga penghidupannya disiapkan untuk bisa berkelanjutan," imbuhnya.

 

2 dari 3 halaman

Peletakan Batu Pertama

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, meletakkan batu pertama pembangunan rumah susun (rusun) petani di Kampung Bayam pada sisi timur laut Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (7/5/2022).

"Janji kami kepada mereka ketika nanti dibangun kembali permukiman, maka mereka selama ini berprofesi sebagai petani tetap bisa berkegiatan pertanian dan itu disiapkan rancangannya, disiapkan lahannya," kata Anies kepada wartawan di Jakarta Utara, Sabtu (7/5/2022), yang dilansir dari Antara.

Anies yang berulang tahun ke-53 pada 7 Mei ini, ingin hunian yang dibangun kembali di atas tanah yang dulunya bekas rawa-rawa kumuh itu, dapat meningkatkan kualitas hidup warga Kampung Bayam.

Kampung Susun Bayam terdiri dari tiga blok/gedung dengan empat lantai yang diperuntukkan bagi 135 kepala keluarga, ditambah tiga unit hunian khusus disabilitas, sehingga total terdapat 138 unit hunian.

Di setiap unit hunian memiliki luas 36 meter persegi dengan tata ruangan meliputi dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang keluarga, balkon dan tempat menjemur pakaian.

Selain area permukiman seluas 11.844 meter persegi, juga terdapat area pertanian perkotaan (urban farming) konvensional (tani tapak) seluas 1.914 meter persegi yang akan dibangun di sana dengan target penyelesaian September 2022.

Konsep desain Kampung Susun Bayam mengambil konsep Mezanin, yakni pada satu lantai bangunan terdapat dua lantai fungsional, dengan konsep tata hijau sehingga di lahan hunian juga nantinya pendampingan hidroponik.

3 dari 3 halaman

Fasilitas Pendukung

Diperkirakan area tanam konvensional ditambah area tanam hidroponik, maka luasnya lahan hijau di Kampung Susun Bayam dapat mencapai 3.425 meter persegi.

Kampung Susun Bayam juga direncanakan memiliki fasilitas pendukung, seperti unit usaha warga, koperasi dan gudang, musala, tempat wudu, taman kanak-kanak dan perpustakaan, aula serbaguna, toilet umum, serta area disabilitas.

Anies berharap pembangunan hunian bagi warga Kampung Bayam itu berjalan tepat pembiayaan, tepat waktu dan tepat kualitas.

"Walaupun secara biaya meningkat sangat tinggi (karena memiliki konsep pertanian kota), tapi itu adalah konsekuensi kita ingin tinggal di tempat ini, mensyukuri mereka tinggal di tempat yang bisa produktif," kata Anies.

Kendati demikian, dia tidak menyebutkan nominal biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah susun tersebut. 

Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com