Liputan6.com, Jakarta - Adik Presiden keempat RI KH Abdurahman Wahid, Lily Chadijah Wahid atau Lily Wahid meninggal dunia. Kabar duka tersebut pertama kali disampaikan Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lewat akun Twitter-nya.
Wanita yang sempat berkiprah di PKB itu meninggal pada hari ini, Senin (9/5/2022) sekitar pukul 16.25 WIB.
"Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun. Telah meninggal dunia, Ibu Lily Chadijah Wahid binti KH Abdul Wahid Hasyim hari ini Senin 9 Mei 2022," tulis Cak Imin di akun Twitter @cakiminnow, Senin.
Advertisement
Menurut Cak Imin, jenazah perempuan kelahiran Jombang, 4 Maret 1948 tersebut, rencananya dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, kondisi kesehatan mantan anggota Komisi I DPR RI itu sempat dibeberkan ketiga anak Lily Wahid.Â
Dijelaskan, sang ibu telah menjalani pemasangan ring jantung pada akhir April 2022 lalu di Jakarta Heart Center, Matraman.Â
"Dan Alhamdulillah telah berlangsung dengan baik. Namu, setelah menjalani proses pemasangan stent tersebut, Ibu mendapatkan komplikasi sepsis," tulis Nungki dalam pesannya dikutip Liputan6.com, Jumat, 6 Mei 2022.Â
Kemudian keluarga memutuskan untuk memindahkannya ke Pusat Jantung Terpadu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saat itu, keluarga memohon kepada para sahabat tidak langsung datang menjenguk karena masih pandemi.Â
"Beliau membutuhkan istirahat yang lebih dari biasanya, dan mempertimbangkan kondisi wabah Covid-19 yang belum selesai, kami dari pihak keluarga memohon untuk tidak menjenguk beliau dahulu hingga kondisi Ibu jauh lebih baik," kata Nungki.
Untuk diketahui, selain adik dari almarhum Gus Dur, Lily Wahid juga cukup terlibat aktif dalam kancah perpolitikan nasional. Seperti apa jejak rekamnya?
Aktif dalam Kepengurusan PKB
Hj Lili Chodidjah Wahid atau yang akrab dipanggil Lily Wahid ini adalah adalah adik kandung Gus Dur. Dia lahir Jombang 4 Maret 1948.Â
Namanya baru mulai dikenai publik ketika mendukung kepengurusan PKB hasil Muktamar Ancol awal 2008 yang melahirkan Muhaimin Iskandar dan Lukman Edy, masing-masing sebagai ketua umum dan sekjen.
Kala itu, Lily berseberangan dengan kakaknya, Gus Dur. Karena jasanya itulah Lily Wahid selanjutnya ditempatkan sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB.
Dari posisi itu, Lily makin dikenal publik. Dan pada Pemilu 2009, Lily selanjutnya melenggang ke DPR setelah memenangkan pertarungan di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur II.
Di DPR, ibu beranak tiga ini kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap bisa merugikan masyarakat. Bersama politisi perempuan dari partai lain, Lily menjadi inisiator koalisi politisi perempuan di parlemen.
Â
Advertisement
2. Bentuk Tim Sembilan Saat Skandal Bank Century
Saat skandal Bank Century mencuat, Lily bersama delapan anggota DPR dari lintas fraksi berinisiatif membentuk Tim Sembilan. Tim inilah yang menggagas usulan penggunaan hak angket DPR untuk mengusut kasus pengucuran dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century.
Langkah Lily dinilai cukup berani. Sebab saat itu tidak ada satupun politisi PKB yang berani menyatakan mendukung Pansus Century, apalagi menjadi inisiator. Beberapa elite PKB malah menyesalkan sepak terjang Lily.
Tapi dia yakin dengan apa yang dilakukannya. Bukan hanya di parlemen, di partainya sekalipun dia kritisi.
Â
3. Usia 19 Tahun Sempat Dicalonkan Jadi Anggota DPR
Saat masih remaja, dia sudah mengenal politik. Ketika usianya masih sekitar 19 tahun, Lily sempat dicalonkan menjadi anggota DPR.
Namun, dia memutuskan membatalkan pencalonan karena sudah banyak anggota keluarga yang menjadi caleg kala itu. Terlebih dia memang lahir dari keluarga Wahid Hasyim yang dekat dengan hirup pikuk politik.
Bagi Lily, politik tak identik sebagai upaya perebutan kekuasaan. Menurutnya, makna politik sesungguhnya adalah cara untuk mencapai kemakmuran rakyat. Untuk mencapai tujuan itu, setiap orang bisa memainkan perannya masing-masing sesuai kemampuannya.
Masyarakat biasa bisa berpartisipasi dalam politik dengan ikut menyampaikan aspirasinya terhadap situasi perkembangan negara lewat saluran-saluran yang ada. Maka, dia tidak takut untuk menyuarakan kebenaran. Prinsipnya, katakanlah yang benar meski itu pahit.
Advertisement