Sukses

Anies Baswedan Terbang ke Eropa, Tindak Lanjuti Kerja Sama Transportasi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dijadwalkan berkunjung ke sejumlah negara Eropa untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang transportasi massal.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hari ini, Selasa (10/5/2022) dijadwalkan bertolak ke Eropa untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang transportasi. Perjalanan dinas Anies Baswedan ke beberapa negara Eropa akan berlangsung selama 8 hari ke depan.

"Memang ada agenda ke Eropa ke beberapa negara di antaranya London, Jerman, Paris dalam rangka menindaklanjuti kerja sama transportasi, termasuk pembiayaan MRT dan transportasi lainnya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Senin (9/5/2022) malam.

Selain itu, kegiatan Anies ke Eropa juga sekaligus memenuhi undangan dari komunitas di negara-negara benua biru terkait mobilitas menggunakan transportasi.

Agenda berikutnya, menurut Riza yaitu dalam rangka bertukar gagasan sekaligus implementasi penerapan smart city di sejumlah kota di Eropa.

"Itu ada undangan. Jadi memang kepergian beliau Pak Anies dan jajaran ada undangan," ucap politikus Partai Gerindra ini.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat terhadap penggunaan transportasi publik mulai meningkat. Indikatornya adalah, dalam satu hari penumpang transportasi publik di Jakarta mencapai 1 juta orang.

Dalam forum U20 yang mengangkat tema Jakarta E-Mobility, Anies menjelaskan jumlah penumpang transportasi umum sebanyak 1 juta orang dalam satu hari merupakan capaian positif.

Sebab menurutnya, berdasarkan data penumpang pada 2017-2018, jumlah penumpang kurang dari 1 juta orang per hari. Dia mengatakan, penambahan jumlah penumpang diikuti dengan penambahan kapasitas armada.

"Kalau kita bisa menambah kapasitas 2 sampai 3 kali itu menunjukan perubahan kebiasaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik," kata Anies dikutip melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Dia berujar, mengubah paradigma masyarakat agar beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik bukan satu upaya sederhana. Segala penunjang infrasrtuktur dan fasilitas perlu disediakan terlebih dahulu sebagai pemantik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Anies Pamer Angka Kemacetan di Jakarta Menurun

Anies menyebutkan, saat ini Jakarta memiliki 63 titik bike sharing, dan telah melakukan penataan trotoar sejak 2018-2020 sepanjang 364 km.

Dari segala persiapan infrastruktur tersebut, Anies mengatakan hasilnya sudah dapat terlihat signifikan dari tahun ke tahun. Ia kemudian merujuk data TomTom Traffic Index sebagai acuan keberhasilan Jakarta dalam tingkat kemacetan yang disebabkan tingginya penggunaan kendaraan pribadi.

Jakarta, kata Anies, kerap masuk dalam 10 besar kota termacet di dunia berdasarkan hasil TomTom Traffic Index. Hingga pada 2018, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia perlahan berangsur membaik. Hal ini ditandai dengan peringkat Jakarta ke-30 atas tingkat kemacetan kota.

"Dan di 2021 kita peringkat ke-46 ini patut disyukuri dan ini bukanlah pekerjaan sederhana," kata Anies.

Diketahui, data dari Tomtom Traffic Index 2021, yang menyebutkan kemacetan di Jakarta terus membaik selama 4 tahun berturut-turut. Merujuk pada data tersebut, indeks kemacetan di Jakarta adalah 34 persen dan menduduki peringkat 46 dari 404 kota yang diukur.

Sementara itu, data index traffic Tomtom 2020, Jakarta menduduki peringkat 31 dengan indeks 36 persen.

Pada 2019, Jakarta menduduki peringkat 10 dengan indeks sebesar 53 persen. Sementara, pada 2018 menduduki peringkat 7 sebagai kota termacet di dunia dengan indeks 53 persen.

 

3 dari 4 halaman

Dorong Nol Emisi Karbon dengan Transportasi Massal

Anies Baswedan sebelumnya juga menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk mendorong nol emisi karbon atau net zero emission. Jakarta akan menempuh langkah tersebut lewat sistem transportasi massal yang kini tengah ditata oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

"Jakarta sendiri, berkomitmen dalam mendorong transisi menuju net zero emission dengan memperkuat sistem transportasi massal sebagai tulang belakang wahana pergerakan warga Jakarta," kata Anies dalam acara Talkshow Bincang Urban 20: Isu Perkotaan secara live di CNN TV Indonesia pada Rabu (16/2/2022).

Di samping itu, Anies selaku U20 Co-Chair menyampaikan, U20 mengimbau Presidensi, seluruh Engagement Groups, Working Groups, dan pemangku kepentingan G20 untuk berkolaborasi dalam rangka menyediakan akses vaksin yang merata, mempercepat aksi iklim, dan memastikan transisi menuju ekonomi nol karbon (net-zero carbon economy) untuk memberikan dampak positif yang maksimal. Utamanya bagi warga yang tergolong rentan dan termarjinalkan, khususnya di wilayah urban.

Anies juga menyinggung soal isu ketimpangan di wilayah urban. Di mana dia memandang, saat ini ketimpangan antarnegara semakin menipis, namun ketimpangan di dalam negara dan kota itu melebar.

“Ini adalah persoalan yang harus dicarikan solusi. Keuntungan ketika dibahas bersama dengan pemimpin wilayah kota dalam forum U20, maka ini menjadi bahan kebijakan di wilayah masing-masing. Para pemimpin wilayah kota itu terlibat dalam identifikasi masalah untuk mencari solusi dan menjadi lebih dekat untuk mengeksekusi suatu kebijakan daripada di tingkat nasional,” ujar Anies.

4 dari 4 halaman

Targetkan Semua Transportasi Massal Gunakan Listrik

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya juga menargetkan tahun 2030 seluruh armada transportasi umum di Jakarta menggunakan energi listrik.

"Jadi kami berkomitmen di tahun 2030 seluruh armada menggunakan listrik. Saat ini sudah ada 30 yang menggunakan listrik, lalu kita dalam proses untuk semua," ujar Anies Baswedan dalam perbincangan bersama Dahlan Iskan di kanal Youtube pribadi Dahlan, Jumat (19/11/2021).

Komitmen itu menurut Anies sebagai strategi agar kendaraan listrik di Tanah Air memilik harga lebih terjangkau.

"Kan problem-nya kenapa kendaraan listrik itu mahal, karena demand-nya kecil. Jadi pemerintahlah yang harus menciptakan demand itu supaya manufacturing berjalan," kata Anies Baswedan.

Menurut Anies, migrasi ke kendaraan berbahan bakar listrik dilakukan dengan mengiming-imingi penyediaan armada bus dengan tarif yang lebih mahal. Selama ini dalam skema Jak Lingko Pemprov DKI Jakarta menggandeng penyediaan armada bus untuk melayani penumpang di Jakarta. Perhitungannya mengacu pada jarak yang ditempuh.

Semakin jauh jarak yang ditempuh, maka makin besar pula pendapatan yang diperoleh penyedian aramada bus dari Pemprov DKI Jakarta.

"Mereka belanja mobil dan lain, bukan kami loh. Kami gak belanja mobil lagi karena kami beli jasa berbasis kilometer," ujar dia.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.