Liputan6.com, Jakarta Ketua Fraksi PSI DPRD DKIÂ Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengkritik langkah Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk terbang ke Eropa.
Menurut dia, apa yang dilakukan mantan Menteri Pendidikan era Jokowi itu meninggalkan sejumlah pekerjaan yang harusnya diselesaikan.
Advertisement
Baca Juga
"Ini makan waktu kan, padahal banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Pak Anies harusnya menuntaskan janji-janjinya dulu," kata Anggara, Rabu (11/5/2022).
Dia pun menyinggung soal target kerja Anies yang tertuang dalam Instruksi Gubernur No. 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022.
Anggara pun membeberkan sejumlah pekerjaan yang belum diselesaikan Anies, yaitu revisi Peraturan Daerah tentang RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), Rencana Induk Transportasi Jakarta, dan Peraturan Gubernur tentang RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) yang masih belum disahkan.
Dia juga menyebutkan beberapa program prioritas yang belum ada kejelasan seperti program LRT, layanan air bersih di kampung prioritas, ITF dan penanganan sampah, hingga pembangunan dan pengisian rusun.
"Intinya salah prioritas, bagaimana bisa program prioritas banyak yang belum tuntas tapi malah kunjungan kerja ke Eropa lebih dari seminggu," kata Anggara.
PSI pun merasa yakin, Anies akan mendapat rapor merah diakhir masa jabatannya yang pada Oktober 2022 nanti akan berakhir.
"Jika seperti buang-buang waktu seperti ini kami yakin rapor kerja Pak Anies merah di akhir masa jabatan," tutup Anggara.
Â
Anies ke Eropa
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hari ini, Selasa (10/5/2022) dijadwalkan bertolak ke Eropa untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang transportasi. Perjalanan dinas Anies Baswedan ke beberapa negara Eropa akan berlangsung selama 8 hari ke depan.
"Memang ada agenda ke Eropa ke beberapa negara di antaranya London, Jerman, Paris dalam rangka menindaklanjuti kerja sama transportasi, termasuk pembiayaan MRT dan transportasi lainnya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Senin (9/5/2022) malam.
Selain itu, kegiatan Anies ke Eropa juga sekaligus memenuhi undangan dari komunitas di negara-negara benua biru terkait mobilitas menggunakan transportasi.
Agenda berikutnya, menurut Riza yaitu dalam rangka bertukar gagasan sekaligus implementasi penerapan smart city di sejumlah kota di Eropa.
"Itu ada undangan. Jadi memang kepergian beliau Pak Anies dan jajaran ada undangan," ucap politikus Partai Gerindra ini.
Â
Advertisement
Kesadaran Masyarakat Masih Kecil
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat terhadap penggunaan transportasi publik mulai meningkat. Indikatornya adalah, dalam satu hari penumpang transportasi publik di Jakarta mencapai 1 juta orang.
Dalam forum U20 yang mengangkat tema Jakarta E-Mobility, Anies menjelaskan jumlah penumpang transportasi umum sebanyak 1 juta orang dalam satu hari merupakan capaian positif.
Sebab menurutnya, berdasarkan data penumpang pada 2017-2018, jumlah penumpang kurang dari 1 juta orang per hari. Dia mengatakan, penambahan jumlah penumpang diikuti dengan penambahan kapasitas armada.
"Kalau kita bisa menambah kapasitas 2 sampai 3 kali itu menunjukan perubahan kebiasaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik," kata Anies dikutip melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Dia berujar, mengubah paradigma masyarakat agar beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik bukan satu upaya sederhana. Segala penunjang infrasrtuktur dan fasilitas perlu disediakan terlebih dahulu sebagai pemantik.
Â
Angka Kemacetan Turun
Anies menyebutkan, saat ini Jakarta memiliki 63 titik bike sharing, dan telah melakukan penataan trotoar sejak 2018-2020 sepanjang 364 km.
Dari segala persiapan infrastruktur tersebut, Anies mengatakan hasilnya sudah dapat terlihat signifikan dari tahun ke tahun. Ia kemudian merujuk data TomTom Traffic Index sebagai acuan keberhasilan Jakarta dalam tingkat kemacetan yang disebabkan tingginya penggunaan kendaraan pribadi.
Jakarta, kata Anies, kerap masuk dalam 10 besar kota termacet di dunia berdasarkan hasil TomTom Traffic Index. Hingga pada 2018, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia perlahan berangsur membaik. Hal ini ditandai dengan peringkat Jakarta ke-30 atas tingkat kemacetan kota.
"Dan di 2021 kita peringkat ke-46 ini patut disyukuri dan ini bukanlah pekerjaan sederhana," kata Anies.
Â
Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com
Advertisement