Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), M Yana, dan Direktur Operasi dan Keselamatan, Yoga Adiwinarto, mengunjungi London Stock Exchange. Hal ini dilakukan dalam rangka penjajakan Green Bond untuk mencapai target Net Zero Emission.
Kunjungan Yana dan Yoga disambut oleh Kepala Departemen Pasar Modal dan Produk London Stock Exchange, Syerikholi.
Baca Juga
Yana menyampaikan, pihaknya sedang mendiskusikan pengembangan bisnis bus listrik oleh PT Transjakarta.
Advertisement
"Kami berkesempatan untuk mendiskusikan terkait rencana Transjakarta dalam pengembangan bus listrik dan sustainability transportasi di Jakarta," ucap Yana.
"Untuk mendukung itu, kami ingin adanya dukungan pembiayaan," sambungnya.
Yana menambahkan, pengembangan bus listrik dan sustainability teansportasi di Jakarta, sejalan dengan konsep Green Bond London Stock Exchange yang berorientasi pada perlindungan lingkungan.
Adapun dengan kehadiran bus listrik sebagai armada masa depan, Yana menilai, setidaknya dapat menurunkan tingkat polusi hingga 28 persen dibandingkan pada bus diesel.
"Selain itu, emisi CO2 pada gas buangg bus listrik dapat berkurang hingga 50,3 persen dibandingkan gas buang bis diesel," sebutnya.
Sejak Maret 2022
Yana menyampaikan, Transjakarta telah mengoperasikan bus listrik sejak Maret 2022. Dan Transjakarta menargetkan sebanyak 100 bus listrik sudah dapat melayani masyarakat pada 2030.
"Kami berharap dapat bekerjasama dengan London Stock Exchange untuk mengurangi emisi karbon, khususnya dalam sektor transportasi publik," katanya.
Advertisement
Perkembangan Kerjasama
Selain itu, Yana juga membahas perkembangan kerjasama dengan program unggulan di bawah portofolio International Climate Finance (ICF) Inggris, UK PACT. Kerjasama yang sudah berlangsung selama satu tahun itu, ke depannya akan berfokus pada elektrifikasi bus listrik yang menjadi salah satu upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC).
“Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek pertama di mana UK PACT, melaluiITDP, akan memberikan bantuan teknis kepada Transjakarta dalam mengembangkan kasus bisnis akhir (FBC) yang sehat. Sehingga bus listrik bisa segera melayani masyarakat lebih banyak lagi," imbuhnya.
Sumber: Yunita Amalia/Merdeka.com