Liputan6.com, Jakarta - Hepatitis akut misterius saat ini merebak di sejumlah negara di dunia, salah satunya di Indonesia. Istilah hepatitis biasa digunakan untuk semua jenis peradangan sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, alkohol, lemak yang berlebih, dan autoimun.
Namun, hepatitis akut tersebut belum diketahui penyebabnya. Sejumlah peneliti menyebut hepatitis akut tersebut disebabkan boleh adenovirus.
Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinik dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Harimat Hendarwan menyebut adenovirus itu kebal terhadap hand sanitizer. Kata dia hal tersebut berdasarkan pedoman dari World Health Organizations (WHO). Cara efektif yaitu menggunakan sabun dan air mengalir.
Advertisement
"Adenovirus itu tahan lama di permukaan dan juga alcohol-based, sehingga hand sanitizer tidak bekerja secara efektif membunuh adenovirus. Artinya dalam hal pencegahan masyarakat perlu memperhatikan bahwa cuci tangan dengan air bersih dan mengalir dan menggunakan sabun," kata Harimat dalam sebuah diskusi daring.
Kendati begitu, kata dia untuk pedoman protokol kesehatan harus didiskusikan kembali bersama sejumlah pemangku kebijakan. Yakni mulai dari pakar hingga Kementerian Kesehatan. Sebab, lanjut Harimat, penggunaan hand sanitizer untuk mitigasi hepatitis akut juga diperlukan kajian lebih lanjut.
"Perlu penelaahan lebih lanjut untuk betul-betul meyakini bahwa hand sanitizer berbasis alkohol ini memang tidak efektif karena dari beberapa referensi yang saya baca sih memang demikian. Namun tentunya penegakan ke arah evidence tadi perlu referensi lain yang lebih menunjang," dia menjelaskan.
Cara Penggunaan Hand Sanitizer
Sementara itu, peneliti Pusat Riset Biomedis, BRIN Fitriana memberikan tips penggunaan hand sanitizer agar bekerja dengan maksimal. Menurut dia, virus tidaklah sekuat bakteri dalam penggunaan disinfektan.
Lanjut Fitriana, dalam penggunaan hand sanitizer dapat digunakan dengan menggesekkan atau menggosok kedua tangan.
"Gesekan yang kuat akan menghancurkan dinding virus. Kalau dinding virus sudah hancur, maka virus juga akan mati terkena disinfektan," kata Fitriana.
Adenovirus, kata dia, menular dari orang ke orang dengan sentuhan suatu permukaan yang terkontaminasi. Lalu penularan juga melalui saluran pernapasan. Selain itu, kebersihan makanan hingga menghindari kontak dengan orang sakit diperlukan.
"Jadi orang tua dan pengasuh anak harus melakukan langkah preventif sebagai pencegahan infeksi adenovirus dan infeksi lainnya," Fitriana menjelaskan.
Kasus Hepatitis Akut Serang Anak-Anak
Sebelumnya, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril menyampaikan update hepatitis akut misterius di Indonesia.Menurutnya, hingga hari ini, Jumat (13/5/2022) ada 18 kasus yang bergejala hepatitis akut misterius.
"Saya ulangi ada 18 kasus yang bergejala yang disebut dengan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya,” ujar Syahril dalam konferensi pers daring bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Jumat (13/5/2022).
Bahkan, dari kasus-kasus ini ada pula pasien yang meninggal dunia. Sejauh ini, pasien yang meninggal akibat hepatitis akut ada 7 orang.
“Dari 18 ini pasien ada yang meninggal 7 orang dan hidup 11 orang," ujar Syahril.
Rincian lebih lanjut dari 18 kasus ini adalah, yang probable ada 1 orang, pending classification 9 orang, discarded 7 orang, dan dalam proses verifikasi 1 orang.
Sebarannya ada di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Sebaran terbanyak ada di DKI Jakarta yakni sebanyak 12 orang.
Lalu, dari data yang disampaikan Syahril dari 18 kasus, terbanyak pada anak usia 5 sampai 9 tahun.
“Dari 18 kasus ini ada 9 laki-laki dan 8 perempuan, satu lagi dalam proses verifikasi. Usia paling banyak adalah 5 sampai 9 tahun ada 6 orang. Kemudian di atas 15 sampai 20 tahun ada 4 orang," dia menjelaskan.
Advertisement
Langkah Kementrian Kesehatan
Menyikapi dugaan hepatitis akut telah masuk ke Indonesia, Kementerian Kesehatan RI bergerak cepat mengambil langkah-langkah strategis mencegah penyebaran kasus. Salah satunya dengan memperkuat fasilitas kesehatan (faskes).
"Penguatan faskes dengan adanya rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus hepatitis akut yang berat seperti Rumah Sakit Sulianti Saroso. Termasuk pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis pasti terkait penyebab hepatitis akut berat ini," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi seperti dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan telah menunjuk Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen hepatitis akut.
"Karena ada banyak hal yang perlu diinvestigasi, baik itu penyebab dari virusnya sendiri, juga mengapa mendadak banyak anak-anak yang terkena. Bukan hanya di satu negara, tapi di banyak negara sekaligus," katanya.
"Saya kira informasi-informasi ini juga diantisipasi oleh pemerintah untuk kita bisa tahu lebih banyak mengenai keadaan ini dan penyebabnya," kata Hanifah.
Selain itu, Kementerian juga telah mengirimkan surat kewaspadaan kepada Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota yakni Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.
Hal ini sebagai upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan, dan pengendalian infeksi hepatitis akut pada anak. Harapannya setiap kasus yang memiliki gejala serupa dengan hepatitis akut misterius segera dilaporkan.