Liputan6.com, Jakarta - Survei Indo Riset memprediksi bahwa Pemilu Presiden 2024 berpotensi terjadi dalam dua putaran. Hal tersebut lantaran masih ketatnya persaingan antara tiga nama yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Potensi dua putaran dalam pemilu presiden 2024 nanti dapat dijelaskan dalam beberapa aspek," tutur Peneliti Indo Riset Robi Arbi dalam keterangannya, Kamis (19/5/2022).
Robi merinci sejumlah aspek tersebut antara lain belum adanya kandidat yang dominan dan kuat, masih ketatnya pertarungan antar calon terutama tiga nama papan atas, faktor cawapres yang dapat mempengaruhi preferensi pemilih, serta pengaruh komposisi pasangan calon dalam pilpres.
Advertisement
"Indo Riset melihat cukup sulit memprediksi siapa yang masuk dalam putaran kedua," jelaa dia.
Meski begitu, lanjut Robi, jika dilakukan sejumlah simulasi dua pasangan seperti misalnya apabila yang masuk dalam putaran kedua adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Anies berpotensi unggul dibandingkan Ganjar dengan rincian Anies mendapatkan suara 45,6 persen, sementara Ganjar mendapatkan suara 41,9 persen.
"Namun, bila yang masuk dalam putaran kedua Anies dan Prabowo, Anies dan Prabowo akan bersaing ketat. Anies mendapatkan 43,5 persen dan Prabowo mendapatkan 43,9 persen," ucap dia.Â
"Bila yang masuk dalam putaran kedua Ganjar dan Prabowo, keduanya akan bersaing ketat, Ganjar mendapatkan 43,6 persen dan Prabowo mendapatkan 45,4 persen," Robi menandaskan.
Â
Â
Anies dan Prabowo Bersaing
Lembaga Survei Jakarta (LSJ) merilis survei terbaru mereka tentang capres pilihan generasi digital natives. Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan capres yang paling banyak menjadi pilihan generasi digital natives, mengungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Berdasarkan hasil survei LSJ, sebanyak 24,9% generasi digital natives mengaku akan memilih Prabowo Subianto jika Pilpres dilaksanakan hari ini. Kemudian 20,6% mengaku akan memilih Anies Baswedan, lalu 12,4% memilih Ganjar Pranowo dan 10,1% menjatuhkan pilihan pada Sandiaga Uno.
Nama-nama capres lain memiliki elektabilitas yang kurang signifikan di kalangan generasi digital natives. Hanya Ridwan Kamil, Ahok dan Dedi Mulyadi yang tingkat elektabilitas sedikit lumayan, yakni masing-masing 5,7%, 5,4% dan 3,6%.
Peneliti Senior LSJ Fetra Ardianto mengatakan, pilihan kebanyakan milineal terhadap Prabowo lantaran Menteri Pertahanan (Menhan) itu merupakan sosok yang mumpuni menjadi pemimpin bangsa.
"Prabowo sosok yang mampu menyelesaikan problematika bangsa, memahami geopolitik global, dan diyakini sebagai sosok negarawan yang mementingkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan apapun. Indikator itu yang menjadi dasar generasi digital natives atau milenials menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo jika pilpres dilaksanakan hari ini" ujar Fetra, Kamis (19/5/2022).
Menurut Fetra, terdapat dua faktor yang membuat Prabowo menjadi pilihan generasi digital natives meski Menteri Pertahanan (Menhan) itu jarang menyapa mereka di sosial media.
Pertama, generasi digital natives adalah kelompok manusia rasional. Mereka memilih Prabowo bukan karena kedekatan emosional. Di antara mereka mempersepsikan Prabowo sebagai seorang negarawan yang paham dan mampu mengatasi berbagai masalah ekonomi, termasuk masalah lapangan kerja yang menjadi perhatian dan dibutuhkan anak muda.
Kedua, jarangnya Prabowo berpolemik di sosial media maupun di panggung politik nasional, justru diapresiasi para netizen yang mayoritas merupakan anak-anak digital natives. Safari Idul Fitri yang dilakukan Prabowo dengan menemui sejumlah tokoh nasional dan ulama senior nampaknya juga diapresiasi positif oleh generasi digital natives.
Advertisement