Sukses

Jokowi soal Hari Kebangkitan Nasional: Tidak Boleh Ada yang Tertinggal dan Tersisihkan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei.

Dia menekankan bangsa Indonesia harus maju bersama-sama dan tak ada yang boleh tersisihkan.

"Kita tetap bangkit dan maju bersama-sama, membangun merata dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," kata Jokowi dikutip dari akun Instagramnya, Jumat (20/5/2022).

"Tidak boleh ada yang tertinggal. Tak ada yang boleh tersisihkan," sambungnya.

Menurut dia, berbagai tantangan telah berhasil dilewati bangsa Indonesia. Mulai dari, pandemi, resesi, hingga kestidakpastian global.

"Satu demi satu tantangan telah kita lewati. Pahit dan manisnya zaman sudah kita arungi. Pandemi, resesi, dan ketidakpastian global kita hadapi. Sebagai bangsa yang besar, ayunan langkah kita tak akan terhenti," kata Jokowi.

 

2 dari 3 halaman

Hari Kebangkitan Nasional

Sebagai informasi, Hari Kebangkitan Nasional sudah diperingati sejak tahun 1959. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, Hari Kebangkitan Nasional hingga saat ini masih diperingati.

Tahun 2022 merupakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114. Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional 2022, tujuan peringatan ini adalah untuk memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan semangat gotong royong untuk keluar dari pandemi Covid-19.

Adapun Hari Kebangkitan Nasional tidak lepas dari dua peristiwa penting pada masa penjajahan. Yakni berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dan Ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Dua peristiwa tersebut menjadi titik bangkitnya Indonesia untuk merdeka dan terbebas dari belenggu penjajah. Meskipun tidak mudah, namun kebangkitan nasional menjadi senjata besar mengalahkan penjajah.

 

3 dari 3 halaman

Ada Dua Faktor

Melansir laman resmi Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, ada dua faktor internal dan eksternal yang mendorong adanya kebangkitan nasional. Faktor internal antara lain penderitaan sama dirasakan akibat penjajahan, kenangan kejayaan masa lalu, dan munculnya kaum intelektual yang memimpin gerakan.

Sedangkan faktor eksternal yang mendorong kebangkitan nasional antara lain munculnya paham-paham nasionalisme, liberalisme, serta sosialisme di Eropa dan Amerika, munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia, hingga kemenangan Jepang atas Rusia yang memberikan dorongan bahwa negara-negara di Asia mampu melawan negara barat.

Untuk memperingati kebangkitan nasional, maka pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Tanggal 20 Mei sendiri diambil dari lahirnya organisasi Budi Utomo.

Budi Utomo merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo bersama para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) pada 20 Mei 1908. Organisasi yang digagas oleh Wahidin Sudirohusodo ini berfokus pada sosial, ekonomi, dan budaya.

Kehadiran organisasi Budi Utomo menjadi tonggak awal pergerakan-pergerakan di Indonesia. Tujuan berdirinya organisasi ini menjadi pelopor para pemuda untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.