Liputan6.com, Jakarta - PDIP enggan menanggapi lebih serius terkait hasil survei yang kerap menempatkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di posisi atas sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024.
Ganjar diketahui merupakan kader PDIP. Popularitas Ganjar nyaris selalu di angka dua digit dalam survei-survei yang digelar sebelumnya, bersaing dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga
Menanggapi hal itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, berpendapat bahwa setiap saat angka survei bisa berubah dari responden. Apalagi, jumlah warga Indonesia begitu besar.
Advertisement
"Kalau survei kan berdasarkan berbagai responden yang setiap saat bisa berubah, jumlah rakyat Indonesia begitu besar," ujar Hasto di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Hasto menjelaskan, naik turunnya elektabilitas dalam survei capres berdasarkan aspek kerja kolektif, atau turun ke bawah, bukan kerja orang per orang. Dia menekankan, partainya digerakkan semangat gotong-royong.
"Terlalu berbahaya bagi suatu bangsa kalau hanya berdasar kekuatan orang perorang," katanya.
Dia mengatakan, yang dilakukan PDIP adalah menghimpun kekuatan yang sesungguhnya dengan bersatu padu dari gerak rakyat.
"Kekuatan bangsa adalah kekuatan keterpaduan dari gerak rakyat yang di-direction oleh seorang pemimpin. Itulah yang dilakukan PDIP," pungkasnya.
Â
Hasil Survei
Dalam hasil survei Populi Center pada akhir Maret 2022, Nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan selalu berada dalam tiga besar kandidat capres terpopuler. Angka popularitas mereka selalu di atas dua digit di beberapa lembaga survei lainnya.
Sementara, survei Indikator Politik pada April lalu menempatkan Ganjar Pranowo menjadi bakal capres di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 26,7 persen. Kemudian Prabowo (23,9 persen), dan Anies Baswedan (19,4 persen).
Di luar tiga teratas itu, ada nama Ridwan Kamil (3,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (3,2 persen), Sandiaga Uno (2,4 persen), Erick Thohir (2,4 persen).
Puan Maharani yang disebut-sebut sebagai 'putri mahkota' PDI Perjuangan hanya punya elektabilitas 1,1 persen. Puan bahkan kalah dari Khofifah Indar Parawansa (1,9 persen) dan Tri Rismaharini (1,3 persen). Dua ketua umum partai yakni Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar hanya memiliki elektabilitas di bawah 1 persen.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement